Rumah Jamur seperti dalam Dongeng Putri Salju
A
A
A
CHINA - Kampung Salju Xuexiang berada di wilayah Kota Hailin atau dikenal sebagai China Snow Town yang memiliki luas sekitar 500 hektare.
Setiap tahun salju di Xuexiang mulai turun dari November hingga Mei. Ketebalan saljunya tak tanggung-tanggung, hingga dua meter. Perjalanan kami dari Hotel Wanda Realm distrik Nan Gang ke Kampung Salju Xuexiang, menempuh jarak sekitar 280 kilometer.
Waktu yang ditempuh memang cukup lama sekitar 6,5 jam, sudah termasuk makan dan keperluan ke toilet. Pemandu tur, Frank, meminta kami untuk mengenakan pakaian lengkap karena udara di luar sangat dingin, minus 30 derajat Celsius. Rupanya yang dikatakan Frank memang benar. Pintu masuk toilet diselimuti es yang membeku, layaknya dalam freezer .
Sepanjang perjalanan di kiri dan kanan, hanya pemandangan alam yang ditutupi salju. Kami melewati jalan tol yang sangat bagus. Karena jalan dikhawatirkan licin, kami diminta mengenakan sabuk pengaman. Dalam perjalanan, ada sebuah truk yang tergelincir salju. Di sepanjang perjalanan menuju pegunungan Changbai, salju tebal menyelimuti hampir seluruh area dataran tanah.
Pemandangan putih bersinar menghiasi perjalanan kami, seperti galeri salju. Hebatnya, jalan menuju Kampung Salju yang kami lewati bersih dari salju. Entah kapan petugas membersihkannya. Jalanan pun cukup untuk dilintasi dua mobil bus. Memang tidak semua wisatawan beruntung mendapatkan pemandangan salju yang indah. Menurut Frank, rombongan kami sangat beruntung.
Kami bisa menikmati indahnya hutan pinus yang lebat berlapis salju dengan dominasi warna putih layaknya lukisan hidup karya Sang Maha Pencipta. Batang pinus tak berdaun berhias salju pun menambah sempurnanya keindahan alam Xue Xiang di Provinsi Heilongjiang. M
enurut Frank, untuk menghasilkan pemandangan yang indah, ada beberapa syarat, di antaranya suhu harus minimal minus 25 derajat Celsius. Angin yang cukup bersahabat, membuat salju tidak terbang menghilang. Begitu juga dengan sinar matahari yang cerah, menambah keindahan warna yang dihasilkan. “We were so lucky because we can see snow tree and beautiful snow scene ,” ujar Frank, membuat kami tambah semangat.
Saat sampai di hotel mewah China Snow Town, suhu turun lagi menjadi minus 38 derajat Celsius. Kami berjalan menuju tempat wisata salju yang memang khusus untuk pengunjung menikmati rumah-rumah seperti jamur raksasa tertutup salju yang sangat tebal.
Konon, penduduk asli Kampung Salju adalah petani. Rumah-rumah salju seperti dalam dongeng Putri Salju, tempat para kurcaci bermukim. Sangat sempurna indahnya. Salju tebal hampir setengah meter menyelimuti atap-atap rumah. Ratusan jamur putih raksasa pun menyebar di antara rumah-rumah salju.
Pemandangan yang luar biasa itu menjadi momen istimewa bagi wisatawan yang berkunjung untuk mengabadikan gambarnya. Alhasil, pesona Kampung Salju pun akhirnya banyak dikenal orang dan kini menjadi tempat wisata favorit. Tidak hanya bagi warga China dari berbagai provinsi, juga wisatawan dari negara-negara tetangga Asia lainnya. (Eman Sulistiani/iNews.id)
Setiap tahun salju di Xuexiang mulai turun dari November hingga Mei. Ketebalan saljunya tak tanggung-tanggung, hingga dua meter. Perjalanan kami dari Hotel Wanda Realm distrik Nan Gang ke Kampung Salju Xuexiang, menempuh jarak sekitar 280 kilometer.
Waktu yang ditempuh memang cukup lama sekitar 6,5 jam, sudah termasuk makan dan keperluan ke toilet. Pemandu tur, Frank, meminta kami untuk mengenakan pakaian lengkap karena udara di luar sangat dingin, minus 30 derajat Celsius. Rupanya yang dikatakan Frank memang benar. Pintu masuk toilet diselimuti es yang membeku, layaknya dalam freezer .
Sepanjang perjalanan di kiri dan kanan, hanya pemandangan alam yang ditutupi salju. Kami melewati jalan tol yang sangat bagus. Karena jalan dikhawatirkan licin, kami diminta mengenakan sabuk pengaman. Dalam perjalanan, ada sebuah truk yang tergelincir salju. Di sepanjang perjalanan menuju pegunungan Changbai, salju tebal menyelimuti hampir seluruh area dataran tanah.
Pemandangan putih bersinar menghiasi perjalanan kami, seperti galeri salju. Hebatnya, jalan menuju Kampung Salju yang kami lewati bersih dari salju. Entah kapan petugas membersihkannya. Jalanan pun cukup untuk dilintasi dua mobil bus. Memang tidak semua wisatawan beruntung mendapatkan pemandangan salju yang indah. Menurut Frank, rombongan kami sangat beruntung.
Kami bisa menikmati indahnya hutan pinus yang lebat berlapis salju dengan dominasi warna putih layaknya lukisan hidup karya Sang Maha Pencipta. Batang pinus tak berdaun berhias salju pun menambah sempurnanya keindahan alam Xue Xiang di Provinsi Heilongjiang. M
enurut Frank, untuk menghasilkan pemandangan yang indah, ada beberapa syarat, di antaranya suhu harus minimal minus 25 derajat Celsius. Angin yang cukup bersahabat, membuat salju tidak terbang menghilang. Begitu juga dengan sinar matahari yang cerah, menambah keindahan warna yang dihasilkan. “We were so lucky because we can see snow tree and beautiful snow scene ,” ujar Frank, membuat kami tambah semangat.
Saat sampai di hotel mewah China Snow Town, suhu turun lagi menjadi minus 38 derajat Celsius. Kami berjalan menuju tempat wisata salju yang memang khusus untuk pengunjung menikmati rumah-rumah seperti jamur raksasa tertutup salju yang sangat tebal.
Konon, penduduk asli Kampung Salju adalah petani. Rumah-rumah salju seperti dalam dongeng Putri Salju, tempat para kurcaci bermukim. Sangat sempurna indahnya. Salju tebal hampir setengah meter menyelimuti atap-atap rumah. Ratusan jamur putih raksasa pun menyebar di antara rumah-rumah salju.
Pemandangan yang luar biasa itu menjadi momen istimewa bagi wisatawan yang berkunjung untuk mengabadikan gambarnya. Alhasil, pesona Kampung Salju pun akhirnya banyak dikenal orang dan kini menjadi tempat wisata favorit. Tidak hanya bagi warga China dari berbagai provinsi, juga wisatawan dari negara-negara tetangga Asia lainnya. (Eman Sulistiani/iNews.id)
(nfl)