Linkin Park Akan Tetap Berjalan Meski Tanpa Chester Bennington
A
A
A
LOS ANGELES - Kematian Chester Bennington membawa pengaruh besar bagi perjalanan Linkin Park sebagai sebuah band. Kepergian Chester meninggalkan tanda tanya pada masa depan band tersebut karena perannya sebagai vokalis bakal sulit tergantikan.
Situasi ini sangat dipahami para personel Linkin Park. Mike Shinoda yang juga berperan sebagai vokalis sekaligus rapper di band ini menegaskan, Linkin Park masih akan tetap berjalan meskipun tanpa kehadiran Chester.
Chester mengakhiri hidupnya dengan jalan bunuh diri pada 20 Juli lalu saat berusia 41 tahun. Setelah itu, para fans mulai berspekulasi tentang masa depan band tersebut. Sejumlah fans berasumsi masa-masa Linkin Park sebagai entitas rekaman dan tur bakal tamat.
Merespons obrolan di internet tentang masa depan Linkin Park dan apa yang akan dia serta personel lain band itu lakukan di masa depan, Mike menegaskan, dirinya dan rekan-rekan sebandnya punya niat kuat untuk meneruskan langkah Linkin Park (LP). “Saya punya niat kuat untuk berlanjut bersama LP dan mereka (personel band Linkin Park) juga merasakan hal yang sama. Kami punya banyak yang harus dibangun lagi dan pertanyaan untuk dijawab, jadi ini butuh waktu,” papar Mike seperti dikutip Blabbermouth.
Enam bulan setelah kematian Chester, Mike juga merilis mini album berisi tiga buah lagu dengan judul Post Traumatic. Album ini berisi tentang perasaan Mike terkait kematian Chester dan kekhawatirannya terhadap masa depan Linkin Park. Ketiga lagu itu juga sudah dibuatkan video musiknya yang telah dirilis pada Kamis (25/1/2018).
Mini album itu dibuka dengan lagu Place to Start, sebuah lagu melodik dimana Mike bernyanyi tentang bermeditasi degan pikirannya dan berusaha memahami hidup dan semua pertarungannya. Lagu itu berakhir dengan suara voicemail dari teman-temannya yang menelepon untuk menanyakan kabarnya pascakematian Chester.
Lagu lainnya, yaitu Over Again, berfokus pada reaksi band itu, terutama Mike, pascakematian Chester. Dia juga bernyanyi tentang tantangan emosional tampil di konser tribute yang digelar Linkin Park untuk Chester.
Mini album itu ditutup dengan Watching as I Fall, dimana Mike bercerita tentang bagaimana rasanya melihat rekan satu bandnya bunuh diri. Dia menyebutnya mengerikan.
"Maybe I should be more grateful/ That I had to watch it all come undone. Holding so tight to the edge is painful/ But I can't ignore it now," bunyi lagu itu.
Mike mempromosikan tiga lagu itu di akun Twitter-nya. Dia juga mengunggah sebuah catatan bersama promosi ini album tersebut.
“Enam bulan terakhir ini seperti sebuah rollercoaster. Di tengah kekacauan itu, saya mulai merasakan sebuah rasa terima kasih yang mendalam atas penghormatan kalian dan pesan dukungan bagi karier yang kalian izinkan bagi saya untuk memilikinya dan untuk peluang kecil yang bisa diciptakan,” papar Mike.
Penyanyi berusia 40 tahun itu juga mengatakan, tiga lagu itu ditulis dan diproduseri sendiri oleh dirinya. Dia mengatakan, rasa duka cita yang dia rasakan itu personal, pengalaman yang intim. “Ini bukan Linkin Park atau Fort Minor—ini hanya saya,” kata dia.
Situasi ini sangat dipahami para personel Linkin Park. Mike Shinoda yang juga berperan sebagai vokalis sekaligus rapper di band ini menegaskan, Linkin Park masih akan tetap berjalan meskipun tanpa kehadiran Chester.
Chester mengakhiri hidupnya dengan jalan bunuh diri pada 20 Juli lalu saat berusia 41 tahun. Setelah itu, para fans mulai berspekulasi tentang masa depan band tersebut. Sejumlah fans berasumsi masa-masa Linkin Park sebagai entitas rekaman dan tur bakal tamat.
Merespons obrolan di internet tentang masa depan Linkin Park dan apa yang akan dia serta personel lain band itu lakukan di masa depan, Mike menegaskan, dirinya dan rekan-rekan sebandnya punya niat kuat untuk meneruskan langkah Linkin Park (LP). “Saya punya niat kuat untuk berlanjut bersama LP dan mereka (personel band Linkin Park) juga merasakan hal yang sama. Kami punya banyak yang harus dibangun lagi dan pertanyaan untuk dijawab, jadi ini butuh waktu,” papar Mike seperti dikutip Blabbermouth.
Enam bulan setelah kematian Chester, Mike juga merilis mini album berisi tiga buah lagu dengan judul Post Traumatic. Album ini berisi tentang perasaan Mike terkait kematian Chester dan kekhawatirannya terhadap masa depan Linkin Park. Ketiga lagu itu juga sudah dibuatkan video musiknya yang telah dirilis pada Kamis (25/1/2018).
Mini album itu dibuka dengan lagu Place to Start, sebuah lagu melodik dimana Mike bernyanyi tentang bermeditasi degan pikirannya dan berusaha memahami hidup dan semua pertarungannya. Lagu itu berakhir dengan suara voicemail dari teman-temannya yang menelepon untuk menanyakan kabarnya pascakematian Chester.
Lagu lainnya, yaitu Over Again, berfokus pada reaksi band itu, terutama Mike, pascakematian Chester. Dia juga bernyanyi tentang tantangan emosional tampil di konser tribute yang digelar Linkin Park untuk Chester.
Mini album itu ditutup dengan Watching as I Fall, dimana Mike bercerita tentang bagaimana rasanya melihat rekan satu bandnya bunuh diri. Dia menyebutnya mengerikan.
"Maybe I should be more grateful/ That I had to watch it all come undone. Holding so tight to the edge is painful/ But I can't ignore it now," bunyi lagu itu.
Mike mempromosikan tiga lagu itu di akun Twitter-nya. Dia juga mengunggah sebuah catatan bersama promosi ini album tersebut.
“Enam bulan terakhir ini seperti sebuah rollercoaster. Di tengah kekacauan itu, saya mulai merasakan sebuah rasa terima kasih yang mendalam atas penghormatan kalian dan pesan dukungan bagi karier yang kalian izinkan bagi saya untuk memilikinya dan untuk peluang kecil yang bisa diciptakan,” papar Mike.
Penyanyi berusia 40 tahun itu juga mengatakan, tiga lagu itu ditulis dan diproduseri sendiri oleh dirinya. Dia mengatakan, rasa duka cita yang dia rasakan itu personal, pengalaman yang intim. “Ini bukan Linkin Park atau Fort Minor—ini hanya saya,” kata dia.
(alv)