Naomi Campbell Menentang Diskriminasi di Dunia Modeling

Jum'at, 02 Februari 2018 - 16:40 WIB
Naomi Campbell Menentang...
Naomi Campbell Menentang Diskriminasi di Dunia Modeling
A A A
ISU diskriminasi terhadap model kulit hitam di dunia modeling sudah lama tersiar dan terus terjadi hingga saat ini. Naomi Campbell secara konsisten menentang isu tersebut.

Bentuk diskriminasi tersebut salah satunya sedikitnya jumlah perempuan kulit hitam atau Asia yang tampil di peragaan busana. Dia mengestimasi, pada beragam peragaan busana hanya ada 6,8% model berkulit hitam dan 7,9% model Asia. "Kami para model bukanlah sebuah tren. Saya tidak bekerja selama 30 tahun untuk menjadi sebuah tren. Seharusnya tidak seperti itu. Saya tidak akan berhenti menyerukan hal ini hingga saya bisa melihat sebuah perubahan besar," kata Naomi dilansir teenvogue.com.

Bentuk diskriminasi lainnya, menurut Naomi, adalah fasilitas dan layanan belakang panggung yang diberikan saat pergelaran pekan mode. Penata rias dan busana dalam menata busana dan wajah para model kulit hitam dianggap sering melakukan tindakan diskriminatif. Keluhan mengenai hal ini telah diutarakan sejumlah model muda berkulit hitam. Beberapa di antaranya Jordan Dunn, Nykhor Paul, dan Leonie Anderson.

"Saat saya masih muda, saya juga berhadapan dengan persoalan serupa. Dulu saya di belakang panggung, mereka tidak memberikan penata busana untuk menangani model berkulit hitam. Saya tidak menyangka, model-model muda masih mengalami semua itu," ujar Naomi.

Seorang aktivis bernama Bethann Hardison membenarkan hal ini. Selama menjalani agensi model bernama Management Co pada 1984, menurutnya, model kulit hitam bisa kehilangan pekerjaan hanya karena tekstur rambut. "Jadi, jika penata gaya tidak bisa menangani rambut model berkulit hitam, model itu bisa kehilangan pekerjaan," ungkap Hardison.

Hardison, Naomi, dan Iman, model kulit hitam lainnya, akhirnya membentuk sebuah lembaga untuk memerangi diskriminasi di industri modeling. Ketiga orang tersebut membuka yayasan bernama Balance Diversity pada 2013. Yayasan ini berdiri atas inisiatif untuk menghentikan diskriminasi warna kulit. Yayasan ini mendapatkan dana dari lembaga hukum Bethanns Group Diversity Coalition.

"Kami menggunakan suara kami untuk mendukung industri mode guna mengatasi masalah perbedaan warna kulit hingga tuntas. Ini berlaku untuk semuanya, mulai audisi hingga menyediakan layanan yang dibutuhkan para model kulit hitam, seperti rambut dan rias wajah," urai Naomi.

Naomi pun mendukung penuh setiap upaya pembelaan terhadap para model kulit hitam dalam naungan yayasan tersebut.
Dia berharap industri mode bisa menggunakan para model tanpa memedulikan keyakinan atau warna kulit "Saya bahkan tidak suka menggunakan istrilah rasisme, tetapi lebih pada teritorialisme. Mereka tidak mau mengalah, mereka tidak mau mengubah ide-ide mereka untuk berpikiran lebih terbuka," ungkap Naomi.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1397 seconds (0.1#10.140)