Yockie Soerjoprayogo Dimakamkan di TPU Karet Bivak
A
A
A
JAKARTA - Suasana haru begitu terasa saat ambulans yang membawa jenazah Yockie Soerjoprayogo tiba di lokasi peristirahatan abadinya di TPU Karet Bivak, Jakarta, Senin (5/2/2018), sekitar pukul 15.30 WIB. Keyboardist God Bless itu meninggal dunia dalam usia 63 tahun di RSPI Bintaro, Tangerang Selatan, sekitar pukul 07.35 WIB di hari yang sama.
Setibanya di lokasi pemakaman, keranda jenazah yang ditutup dengan kain berwarna hijau itu kemudian diusung ke liang lahat, tempat peristirahatan terakhir. Dengan diiringi gemuruh tahlil dan disaksikan oleh ratusan warga, serta dipimpin oleh salah satu tokoh agama, jenazah seniman senior kemudian diturunkan ke liang lahat oleh dua anak lelaki Yockie.
Keluarga, kerabat dan rekan almarhum semasa hidup turut mengantarkan jenazah Yockie menuju peristirahatan abadinya. Mereka mengenakan pakaian serba hitam sebagai tanda duka cita.
Istri almarhum Yockie, Pratiwi atau akrab disapa Tiwi, terlihat tabah saat mengantar jenazah mendiang suaminya itu ke pemakaman. Dia mengatakan, semasa hidup, sang suami adalah sosok yang sangat sayang kepada keluarganya. Dia juga dikenal sebagai ayah yang ramah dan keras meski hatinya lembut.
"Dia sebagai seorang ayah dia sangat sayang sama keluarga udah pasti terus dia orangnya keras sama anak-anak, cuma dia hatinya lembut banget. Sangat peduli pada keluarga, saya banyak belajar dari dia. Dia sebagai sebagai seorang suami juga bisa jadi teman, guru, semua. Saya sebenarnya juga sangat kehilangan tapi saya harus kuat untuk meneruskan apa yang dia cita-citakan terus saya harus kuatkan anak-anak saya, karena belum ada yang nikah. Jadi saya masih harus mengurus anak-anak saya," ujar Tiwi di Jakarta, Senin (5/2/2018).
Yockie meninggalkan satu orang istri dan empat orang putra dan putri. Dia mengembuskan napas terakhir setelah berjuang melawan komplikasi yang menyerangnya. Komplikasi diabetes yang diderita bahkan membuat Yockie sempat mengalami stroke. Pada September 2017, Yockie bahkan sempat dikabarkan kritis dan koma.
Setibanya di lokasi pemakaman, keranda jenazah yang ditutup dengan kain berwarna hijau itu kemudian diusung ke liang lahat, tempat peristirahatan terakhir. Dengan diiringi gemuruh tahlil dan disaksikan oleh ratusan warga, serta dipimpin oleh salah satu tokoh agama, jenazah seniman senior kemudian diturunkan ke liang lahat oleh dua anak lelaki Yockie.
Keluarga, kerabat dan rekan almarhum semasa hidup turut mengantarkan jenazah Yockie menuju peristirahatan abadinya. Mereka mengenakan pakaian serba hitam sebagai tanda duka cita.
Istri almarhum Yockie, Pratiwi atau akrab disapa Tiwi, terlihat tabah saat mengantar jenazah mendiang suaminya itu ke pemakaman. Dia mengatakan, semasa hidup, sang suami adalah sosok yang sangat sayang kepada keluarganya. Dia juga dikenal sebagai ayah yang ramah dan keras meski hatinya lembut.
"Dia sebagai seorang ayah dia sangat sayang sama keluarga udah pasti terus dia orangnya keras sama anak-anak, cuma dia hatinya lembut banget. Sangat peduli pada keluarga, saya banyak belajar dari dia. Dia sebagai sebagai seorang suami juga bisa jadi teman, guru, semua. Saya sebenarnya juga sangat kehilangan tapi saya harus kuat untuk meneruskan apa yang dia cita-citakan terus saya harus kuatkan anak-anak saya, karena belum ada yang nikah. Jadi saya masih harus mengurus anak-anak saya," ujar Tiwi di Jakarta, Senin (5/2/2018).
Yockie meninggalkan satu orang istri dan empat orang putra dan putri. Dia mengembuskan napas terakhir setelah berjuang melawan komplikasi yang menyerangnya. Komplikasi diabetes yang diderita bahkan membuat Yockie sempat mengalami stroke. Pada September 2017, Yockie bahkan sempat dikabarkan kritis dan koma.
(alv)