Perpaduan Budaya di Perayaan Cap Go Meh

Selasa, 13 Februari 2018 - 10:00 WIB
Perpaduan Budaya di Perayaan Cap Go Meh
Perpaduan Budaya di Perayaan Cap Go Meh
A A A
PERTENGAHAN Februari, masyarakat Tionghoa (Cina) biasanya merayakan tahun baru atau yang dikenal Imlek. Imlek dirayakan selama lima belas hari berturut-turut, dengan puncak perayaannya yang disebut Cap Go Meh.

Kalau boleh dibilang, perayaan Cap Go Meh di Kota Singkawang, Kalimantan Barat, merupakan perayaan yang paling meriah dan unik, Kids! Mengapa? Karena setiap tahunnya, khusus di hari tersebut, digelar festival unik bernama Tatung.

Tujuan dari perayaan Cap Go Meh adalah untuk menangkal gangguan atau kesialan pada masa mendatang. Pengusiran roh-roh jahat dan peniadaan kesialan dalam Cap Go Meh, disimbolkan dalam pertunjukan atraksi Tatung. Tatung sendiri adalah orang-orang yang dirasuki oleh roh-roh para leluhurnya.

Menangkal Roh Jahat
Upacara adat Tatung biasanya dipimpin oleh Pendeta yang sengaja mendatangkan roh orang yang sudah meninggal, untuk merasuki Tatung. Roh-roh yang dipanggil diyakini sebagai roh-roh baik yang mampu menangkal roh jahat yang hendak mengganggu keharmonisan hidup masyarakat.

Perpaduan Budaya
Uniknya, dalam upacara adat Tatung, banyak juga yang bukan keturunan Tionghoa, ikut bergabung. Di antaranya adalah masyarakat Dayak (suku asli Kalimantan). Masyarakat Dayak ikut bergabung karena ritual Tatung mirip dengan upacara adat Dayak.

Ingin tahu sejarah perayaan Cap Go Meh, Kids? Yuk Baca Majalah Just For Kids Edisi 07-TH.VIII Februari 2018. Ayo buruan beli dan koleksi Majalah Just For Kids sebelum kehabisan.

Perpaduan Budaya di Perayaan Cap Go Meh


(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6278 seconds (0.1#10.140)