So Sweet... Mereka Lebih Memilih Cinta daripada Harta

PEPATAH "Cinta itu Buta" terkadang ada benarnya. Setidaknya bagi lima sosok di bawah ini. Demi cinta mereka bahkan rela kehilangan banyak harta dan segala kemewahannya. Siapa saja mereka?

1. Putri Mako, Cucu Kaisar Jepang

Putri Mako adalah cucu tertua dari Kaisar Jepang Akihito. Pewaris dari kerajaan dengan kekayaan USD40 miliar ini lebih memilih melepas gelar bangsawannya demi menikah dengan pria yang ia cintai. Komuro melamar Mako di bulan Desember tahun 2013. Setelahnya, Mako pun mengenalkan calon suaminya pada kedua orang tuanya, Pangeran Akishino, yang berada di urutan kedua dalam takhta Krisan, dan sang ibu, Putri Kiko.

2. Raja Edward VIII, Anak Raja Inggris

Demi cintanya pada seorang wanita, Edward VIII memutuskan untuk turun takhta pada 10 Desember 1936. Kekuasaannya berakhir di hari ke-325. Bahkan dia belum sempat dinobatkan secara resmi sebagai raja. Ia bertemu dengan Wall's Simpson pada Januari 1931. Perempuan asal Amerika Serikat itu tidak direstui menjadi pendamping Edward VIII karena sudah berstatus sebagai janda. Kala itu, Kepala Gereja Inggris tak mengizinkan orang yang bercerai menikah lagi saat pasangannya masih hidup. Uskup Bradford pun mengeluarkan pernyataan menetang, hingga akhirnya Edward VIII memutuskan mundur, sebuah momentum yang dianggap kemenangan konstitusi Inggris.

3. Angeline Francis Khoo, putri miliarder Malaysia

Angeline Francis Khoo merupakan putri dari miliarder asal Malaysia, Dr Khoo Kay Peng. Ayahnya merupakan taipan properti yang menjalankan bisnis di bawah bendera perusahaan Laura Ashley. Adalah Jedidiah Francis, seorang peneliti data yang telah mencuri hati Angeline. Namun sayang, Dr Khoo Kay Peng justru menolak pria pilihan anaknya. Angeline juga tidak pernah menyesal dengan keputusan yang dibuat. Hingga kini ia akhirnya memilih untuk membangun bisnis sendiri.

4. Yao Nanshan, Putra Miliarder China

Sebagai seorang miliarder, Yao Nanshan tentu sudah terbiasa hidup dengan uang berlimpah dan segala kemewahan. Saat bertemu dengan Liu Lijuan, semuanya berubah. Di usia ke 60 tahun, Yao memutuskan untuk meninggalkan harta benda yang dimiliki dan hidup di desa terpencil bersama wanita yang dicintainya. Kebaikan hati dan keceriaan yang terpancar oleh Liu lah yang menginspirasi Yao. Semangat hidup wanita ini membuat Yao menemukan tujuan hidup yang sebenarnya.