Warga Serbu Festival Durian Lokal di Blora, Jawa Tengah
A
A
A
BLORA - Ratusan warga berebut mendapatkan durian di Festival Durian Varietas Lokal yang digelar di Blok S Kecamatan Jepon, Blora, Jawa Tengah, Selasa (21/2/2018). Dalam waktu singkat, mereka menyerbu buah yang dikenal legit dan manis itu karena khawatir tak kebagian.
Festival itu memang sudah lama ditunggu warga. Mereka rela menunggu sejak pagi karena ingin merasakan lezatnya durian lokal Blora yang belum banyak dikenal. Durian yang mengikuti festival ini di antaranya adalah durian dari Kecamatan Tunjungan, Kecamatan Japah, Kecamatan Todanan, Kecamatan Kunduran, dan Kecamatan Jepon.
Bupati Blora Djoko Nugroho berharap potensi buah-buahan yang ada di Blora bisa semakin dikenal. Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Blora yang manfaatnya bisa langsung dirasakan masyarakat ada di sektor pertanian dan UMKM. Untuk itu, pihaknya ingin sektor pertanian terus digarap, selain tanaman pangan juga hortikultura seperti buah-buahan.
“Festival ini menunjukkan bahwa Blora tidak hanya jati saja. Blora punya durian dan buah-buahan lainnya yang tidak kalah dengan daerah lain. Dengan menanam buah, hasilnya bisa segera kita rasakan. Daripada menanam jati yang harus menunggu puluhan tahun baru panen. Ayo menanam buah!” papar dia, Selasa (20/2/2018).
Dalam kesempatan itu, dia juga menyerahkan bibit buah-buahan secara simbolis kepada 13 kelompok tani dari enam Kecamatan yakni Blora, Jepon, Bogorejo, Cepu, Ngawen, dan Todanan. Dia berharap, ke depanya bibit-bibit itu bisa dikembangkan sentra-sentra buah di antaranya durian, jambu kristal, pepaya kalina, klengkeng, dan pisang.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Blora, Reni Miharti menjelaskan bahwa luas kebun durian di Blora tahun ini sudah mencapai lebih dari 50 hektare. Dalam festival itu, setidaknya diikuti oleh 20 peserta yang menghadirkan buah durian terbaik dari masing-masing daerah.
“Kita nilai dari beberapa kategori. Rasa memiliki bobot 30%, lainnya kami nilai dari segi bentuk buah, ukuran, ketebalan daging, ketebalan bijinya dan warna,” ujar seorang juri, Afrizal
Festival itu memang sudah lama ditunggu warga. Mereka rela menunggu sejak pagi karena ingin merasakan lezatnya durian lokal Blora yang belum banyak dikenal. Durian yang mengikuti festival ini di antaranya adalah durian dari Kecamatan Tunjungan, Kecamatan Japah, Kecamatan Todanan, Kecamatan Kunduran, dan Kecamatan Jepon.
Bupati Blora Djoko Nugroho berharap potensi buah-buahan yang ada di Blora bisa semakin dikenal. Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Blora yang manfaatnya bisa langsung dirasakan masyarakat ada di sektor pertanian dan UMKM. Untuk itu, pihaknya ingin sektor pertanian terus digarap, selain tanaman pangan juga hortikultura seperti buah-buahan.
“Festival ini menunjukkan bahwa Blora tidak hanya jati saja. Blora punya durian dan buah-buahan lainnya yang tidak kalah dengan daerah lain. Dengan menanam buah, hasilnya bisa segera kita rasakan. Daripada menanam jati yang harus menunggu puluhan tahun baru panen. Ayo menanam buah!” papar dia, Selasa (20/2/2018).
Dalam kesempatan itu, dia juga menyerahkan bibit buah-buahan secara simbolis kepada 13 kelompok tani dari enam Kecamatan yakni Blora, Jepon, Bogorejo, Cepu, Ngawen, dan Todanan. Dia berharap, ke depanya bibit-bibit itu bisa dikembangkan sentra-sentra buah di antaranya durian, jambu kristal, pepaya kalina, klengkeng, dan pisang.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Blora, Reni Miharti menjelaskan bahwa luas kebun durian di Blora tahun ini sudah mencapai lebih dari 50 hektare. Dalam festival itu, setidaknya diikuti oleh 20 peserta yang menghadirkan buah durian terbaik dari masing-masing daerah.
“Kita nilai dari beberapa kategori. Rasa memiliki bobot 30%, lainnya kami nilai dari segi bentuk buah, ukuran, ketebalan daging, ketebalan bijinya dan warna,” ujar seorang juri, Afrizal
(alv)