Liu Wen, Supermodel dengan Rekor Peragaan Busana Terbanyak
A
A
A
MEMULAI karier di dunia modeling pada 2005, Liu Wen mengikuti kontes model The New Silk Road World Model Contest. Sayangnya, Liu tidak memenangi kontes tersebut.
Meski begitu, dia tidak patah arang. Liu yakin kelak dia akan menjadi supermodel internasional. Liu mulai bekerja penuh sebagai model. Namanya mulai dikenal setelah bekerja sama dengan majalah fashion, seperti Vogue dan Harper's Bazaar, yang begitu populer di China.
Pada September 2007, Liu menarik perhatian industri fashion internasional ketika tengah difoto mengenakan busana rancangan Karl Lagerfeld dan Viktor and Rolf. Dia lalu diundang ke Paris pada 2008 untuk mengikuti Paris Fashion Week. Permintaan foto dari majalah terus berdatangan. Pada Februari tahun yang sama, dia tampil untuk Chinese Vogue. Masih pada bulan itu, Liu berlenggak-lenggok di catwalk memamerkan koleksi busana Burberry dan menutup musim semi dengan gelaran Trussardi Show di Milan.
Pekan sebelumnya, Liu bekerja untuk Chanel, Jean Paul Gaultier, dan Hermès di kota fashion tersebut. Setahun kemudian, pada 2009, Liu tampil dalam 74 pertunjukan di New York, London, Milan, dan Paris untuk koleksi musim gugur busana siap pakai. Ini adalah pertunjukan terbanyak bagi seorang model pada musim itu.
(Baca juga: Liu Wen, Model Asia Pertama yang Mendunia )
Hal itu sekaligus membuatnya sebagai model Asia yang terlibat dalam banyak show dalam satu musim, disusul pertunjukan busana siap pakai untuk musim semi 2010. Liu menjalani tidak kurang dari 70 show di empat kota. Jumlah peragaan busana yang dia jalani menjadikannya model paling laris di posisi kedua pada musim semi tersebut setelah model asal Prancis, Constance Jablonski.
Beberapa brand yang pernah bekerja sama dengannya antara lain Calvin Klein, Dolce & Gabbana, Roberto Cavalli, Oscar de la Renta, Hugo Boss, Alexander Wang, Rag & Bone, H&M, Marni, Lane Crawford, Bergdorf Goodman, Diesel, Gap, dan Vivienne Tam. Liu mewujudkan impian para model Asia lainnya, di mana dia bersanding bersama para Victoria's Secret Angels pada 2009.
Setahun kemudian, pada 2010 dan 2012, dia kembali berpartisipasi dalam peragaan busana pakaian dalam yang menyedot perhatian dunia itu. Pada 2016, Liu tampil kembali dalam peragaan busana berprestise tersebut. Pada April 2010, dia didapuk menjadi juru bicara brand kosmetik Estée Lauder bersama model Constance Jablonski.
Atas segala keberhasilannya itu, The New York Times menulis, Liu sebagai supermodel bonafide China pertama. Meski berasal dari Asia, soal honor tidak ada perbedaan dengan model asal negara Barat lainnya. Bahkan, Forbes menempatkan Liu sebagai model Asia pertama dengan bayaran tertinggi pada 2013. Predikat ini tidak hilang hingga tahun berikutnya. Pendapatannya bertambah menjadi Rp95 miliar dari sebelumnya Rp58 miliar.
Meski begitu, dia tidak patah arang. Liu yakin kelak dia akan menjadi supermodel internasional. Liu mulai bekerja penuh sebagai model. Namanya mulai dikenal setelah bekerja sama dengan majalah fashion, seperti Vogue dan Harper's Bazaar, yang begitu populer di China.
Pada September 2007, Liu menarik perhatian industri fashion internasional ketika tengah difoto mengenakan busana rancangan Karl Lagerfeld dan Viktor and Rolf. Dia lalu diundang ke Paris pada 2008 untuk mengikuti Paris Fashion Week. Permintaan foto dari majalah terus berdatangan. Pada Februari tahun yang sama, dia tampil untuk Chinese Vogue. Masih pada bulan itu, Liu berlenggak-lenggok di catwalk memamerkan koleksi busana Burberry dan menutup musim semi dengan gelaran Trussardi Show di Milan.
Pekan sebelumnya, Liu bekerja untuk Chanel, Jean Paul Gaultier, dan Hermès di kota fashion tersebut. Setahun kemudian, pada 2009, Liu tampil dalam 74 pertunjukan di New York, London, Milan, dan Paris untuk koleksi musim gugur busana siap pakai. Ini adalah pertunjukan terbanyak bagi seorang model pada musim itu.
(Baca juga: Liu Wen, Model Asia Pertama yang Mendunia )
Hal itu sekaligus membuatnya sebagai model Asia yang terlibat dalam banyak show dalam satu musim, disusul pertunjukan busana siap pakai untuk musim semi 2010. Liu menjalani tidak kurang dari 70 show di empat kota. Jumlah peragaan busana yang dia jalani menjadikannya model paling laris di posisi kedua pada musim semi tersebut setelah model asal Prancis, Constance Jablonski.
Beberapa brand yang pernah bekerja sama dengannya antara lain Calvin Klein, Dolce & Gabbana, Roberto Cavalli, Oscar de la Renta, Hugo Boss, Alexander Wang, Rag & Bone, H&M, Marni, Lane Crawford, Bergdorf Goodman, Diesel, Gap, dan Vivienne Tam. Liu mewujudkan impian para model Asia lainnya, di mana dia bersanding bersama para Victoria's Secret Angels pada 2009.
Setahun kemudian, pada 2010 dan 2012, dia kembali berpartisipasi dalam peragaan busana pakaian dalam yang menyedot perhatian dunia itu. Pada 2016, Liu tampil kembali dalam peragaan busana berprestise tersebut. Pada April 2010, dia didapuk menjadi juru bicara brand kosmetik Estée Lauder bersama model Constance Jablonski.
Atas segala keberhasilannya itu, The New York Times menulis, Liu sebagai supermodel bonafide China pertama. Meski berasal dari Asia, soal honor tidak ada perbedaan dengan model asal negara Barat lainnya. Bahkan, Forbes menempatkan Liu sebagai model Asia pertama dengan bayaran tertinggi pada 2013. Predikat ini tidak hilang hingga tahun berikutnya. Pendapatannya bertambah menjadi Rp95 miliar dari sebelumnya Rp58 miliar.
(amm)