Review Film Lady Bird

Sabtu, 03 Maret 2018 - 11:07 WIB
Review Film Lady Bird
Review Film Lady Bird
A A A
JAKARTA - Hubungan antara ibu dengan anak perempuannya adalah salah satu yang tak jarang dilanda konflik berkepanjangan. Konflik terutama terjadi ketika sang anak menginjak usia remaja dan merasa tahu apa yang benar sementara sang ibu masih terus mengkhawatirkan masa depannya.

Konflik ibu dan putrinya inilah yang diangkat sutradara Greta Gerwig di film Lady Bird. Dibintangi Saoirse Ronan, Laurie Metcalf, Tracy Letts, Lucas Hedges, Timothée Chalamet, Beanie Feldstein, Stephen McKinley Henderson, dan Lois Smith, film ini mengambil setting di Sacramento, California, sekitar tahun 2002—2003 atau setelah serangan 11 September 2001 di New York.

Lady Bird mengisahkan tentang Christine McPherson (Saoirse Ronan), seorang siswi kelas 3 di sebuah SMA Katolik. Dia tidak mau dipanggil Christine dan selalu menyebut dirinya sebagai Lady Bird. Lahir di keluarga kelas menengah, Lady Bird bercita-cita untuk kuliah di New York atau pun di universitas negeri, bukan di universitas lokal.

Inilah yang kemudian memicu konfliknya dengan sang ibu, Marion (Laurie Metcalf). Sang ibu menyebut Lady Bird tidak tahu terima kasih karena menuntut untuk kuliah di tempat yang mahal sementara keluarga mereka harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan finansial setelah sang ayah, Larry (Tracy Letts) dipecat dari perusahaan tempatnya bekerja karena bangkrut. Di sisi lain, keluarga itu pun juga masih menampung sang kakak, Miguel, yang hidup bersama pacarnya, Shelly.

Di sekolah, Lady Bird berteman akrab dengan Julie (Beanie Feldstein). Keduanya kemudian masuk klub teater. Di situ, Lady Bird jadi dekat dengan Danny (Lucas Hedges). Keduanya kemudian berpacaran. Konflik kemudian muncul di antara Lady Bird dan Marion setelah Lady Bird memutuskan untuk ikut jamuan Thanksgiving bersama keluarga Danny, bukan keluarganya sendiri.

Hubungan harmonis antara Danny dan Lady Bird akhirnya berakhir setelah Lady Bird memergioki sang kekasih bermesraan dengan seorang cowok. Lady Bird yang kecewa kemudian berusaha mencari kegiatan lain. Dia lantas bekerja di sebuah kedai kopi di mana dia bertemu Kyle (Timothée Chalamet).

Kyle diketahui berteman dengan Jenna, seorang gadis kaya di sekolah Lady Bird. Lady Bird kemudian mendekati Jenna agar bisa mendapatkan Kyle. Kedekatan Lady Bird dan Jenna membuat hubungannya dengan Julie renggang.

Di sisi lain, Lady Bird terus berusaha agar bisa diterima di universitas di New York meski pun mendapatkan tentangan dari ibunya. Dia pun sangat bahagia saat namanya masuk daftar tunggu di sebuah universitas ternama di kota itu.

Lewat cerita yang sederhana yang dibumbui kehidupan remaja kelas menengah pada umumnya, Lady Bird mengajak para penonton untuk menggali lebih dalam tentang eratnya hubungan dalam keluarga. Dalam hal ini adalah tentang ibu dan anaknya.

Tak jarang, ibu sangat susah menunjukkan rasa kasih sayang kepada anaknya dengan cara yang halus. Bahkan, terkadang karena kesulitan itu, ibu jadi sering marah-marah dan menunjukkan ketidaksukaan mereka terhadap apa yang dilakukan sang anak. Itu tentu bukan karena sang ibu membenci sang anak, tapi semata-mata karena dia sayang dan mengkhawatirkan sang anak serta keluarganya.

Lady Bird mengeksplorasi cerita ini dengan cara yang mudah untuk diikuti. Plotnya yang sederhana dengan twist yang tidak bertele-tele, membuat film ini bisa menyentuh siapa saja yang menontonnya. Terutama bagi anak dan sang ibu.

Film Lady Bird masuk nominasi film terbaik di Oscar tahun ini dengan Gerwig dinominasikan untuk sutradara terbaik dan juga skenario asli terbaik. Sedangkan Ronan masuk nominasi aktris terbaik dan Metcalf masuk nominasi aktris pendukung terbaik. Selamat menonton!
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7217 seconds (0.1#10.140)