Menumpuk Pundi Uang Lewat Cosplay
A
A
A
PARA penggemar mainan yang juga menyukai tokohnya tidak akan lepas dari cosplay. Mereka seakan-akan ingin menjadi idola mereka dengan menggunakan atribut tokoh tersebut.
Cosplay ini merupakan sebuah kebiasaan yang mulanya digunakan sebagai ajang entertainment dan disebut juga sebagai pesta topeng. Pesta topeng sering diselenggarakan ketika hari Paskah atau Halloween. Cosplay juga melahirkan kreativitas baru bagi mereka, mulai dari menciptakan kreasi busana, properti, make up hingga dapat menghasilkan pundi-pundi jika benar total menjadi seorang cosplayer.
Mia Hyoosuke salah satunya yang sejak 2002 sudah senang tampil ala tokoh anime. Mia juga memiliki hobi make up sehingga cosplay-nya lebih maksimal. Tidak mengherankan bila Mia pernah tampil di kover majalah cosplay Jepang dan masuk website cosplay Jepang. Karakter yang dibawakan Mia antara lain Tres Iqus dari Trinity Blood, Raiden dari Metal Gear Solid, HC IIIX dari Trinity Blood.
“Foto-foto cosplayer yang dimuat di sini adalah cosplayer terpilih dari berbagai negara yang dapat kesempatan dimuat karena dinilai bagus cosplay-nya. Saya bangga sekali mewakili Indonesia,” ungkapnya.
Banyak tantangan yang dilalui setiap karakter yang diperankannya. Menjadikan tokoh fantasi 2D ke wujud nyata merupakan tercapainya imajinasi yang selama ini hanya dilihat melalui gambar.
“Sekali sudah berhasil mewujudkannya dan animo sambutan lingkungan sekitar ternyata positif, jadi tertarik terus dan terus. Adiktif sebenarnya, tapi jadi adiktif yang positif dan terus memacu kreativitas kita,” ujar Mia.
Mia semakin dapat mengasah kreativitas dengan merancang kostum sendiri hingga memiliki penjahit pribadi untuk mewujudkan rancangannya.
“Kalau karakter umum bisa sewa, tapi saya selalu memilih karakter jarang sehingga harus buat kostum sendiri. Kostum setelah selesai lalu saya tampil ya disimpan saja sebagai kenang-kenangan. Bisa saja saya sewakan, tapi tidak untuk saya, ada nilai kenangannya,” urai perempuan yang berprofesi sebagai pengajar ini. Ketika ditanya karakter favorit, dengan berat Mia tidak dapat menyebutnya.
Bagi Mia, semua karakter yang sudah dia cosplay -kan sebenarnya adalah karakter favorit. Tentunya memiliki ciri khas dan keunikan masing-masing yang membuat dia tertarik untuk mengcosplay-kan mereka. Baru-baru ini Mia ingin menjadi Robin dan sekarang tengah mempersiapkan kostum teman dari Batman tersebut.
Sebenarnya sudah sering Mia menjadi karakter laki-laki yang baginya semakin menantang dari segi make up. Keahlian make up artisnya pun terus terasah ketika dapat mengubah wajahnya mirip lelaki. Lain lagi dengan Brigita Fabiola Halim atau Bel.
Gadis cantik ini menjadikan cosplay sebagai pekerjaan sampingannya. Bel pun merupakan penggemar film kartun dan menjadi cosplayer seperti mewujudkan impian masa kecilnya. “Saya suka nonton Sailormoon, sekarang sudah besar saya bisa jadi Sailormoon beneran walau cuma kostum saja,” ujar perempuan 18 tahun itu.
Bel juga identik dengan karakter Wonder Women. Di berbagai acara Bel kerap menjadi bintang tamu sebagai Wonder Women. Seperti pada The Jakarta Toys & Comic Fair minggu lalu, Bel menjadi cosplayer tamu yang kehadirannya ditunggu-tunggu. Berprofesi sebagai model membuatnya terbiasa menjadi pusat perhatian di atas panggung.
Namun diakuinya menjadi cosplayer lebih menantang karena bukan hanya mengenakan kostum sesuai dengan tokoh, tetapi harus menampilkan mimik wajah sesuai dengan karakter atau sifat tokoh yang sedang ditampilkan cosplay-nya.
“Jadi kalau sifat karakternya dingin, saat di panggung atau saat ada kamera sedang menyorot kita bersiap untuk mengambil foto. Saya harus menampilkan wajah dingin, sorotan mata tajam dan lainnya,” papar Bel.
Begitu juga saat mendapat karakter yang terkenal ceria atau centil, otomatis wajahnya pun harus terlihat selalu bahagia dan tentu tersenyum. Bel kini sedang mencoba untuk menantang dirinya membawakan tokoh pria.
Black Panther tokoh jagoan dari Marvel yang dipilihnya. Kini dia masih proses mencari kostum yang sesuai. Menjadi penggemar fanatik sebuah film beserta karakternya juga mampu membuat kreativitas meningkat. Itulah yang terjadi pada anggota Origins. Me reka berasal dari anggota Order 66 Indonesia, kumpulan fans StarWars.
Mereka bukan sekadar mengumpulkan pernik-pernik StarWars, tetapi juga sering tampil layaknya para jagoan di film ini. Mereka pun berkumpul dengan komunitas Jakarta Cyber, komunitas khusus untuk menampilkan koreografi berupa adegan berkelahi. Ada pula beberapa anggota yang merasa lebih tertarik untuk fokus membuat properti.
Mereka memisahkan diri kembali dan membentuk komunitas Origins. Mereka membuat properti untuk tampil atau untuk film indie yang mereka produksi. Mulai kostum, topi hingga pedang. “Jika ada yang tertarik bisa juga memesan kepada kami. Biasanya itu mereka yang mau ikut kontes cosplay ,” ujar Boris, anggota Origins.
Selain kreatif, anak-anak muda ini juga pandai dalam memanfaatkan barang-barang bekas seperti pipa PVC, selang air alumunium hingga tutup botol. Bahan lainnya resin, foam, baja. Kendala dalam pembuatan ialah waktu dan biaya yang lama.
Untuk satu helm ala StarWars bisa memakan waktu pengerjaan hingga sebulan dan menghabiskan biaya 1 juta. “Kami buat tidak main-main, properti yang kami hasilkan harus bisa dipakai dan nyaman. Juga tentu tidak menyusahkan gerak karena akan digunakan untuk tampil,” ucap Boris. (Ananda Nararya)
Cosplay ini merupakan sebuah kebiasaan yang mulanya digunakan sebagai ajang entertainment dan disebut juga sebagai pesta topeng. Pesta topeng sering diselenggarakan ketika hari Paskah atau Halloween. Cosplay juga melahirkan kreativitas baru bagi mereka, mulai dari menciptakan kreasi busana, properti, make up hingga dapat menghasilkan pundi-pundi jika benar total menjadi seorang cosplayer.
Mia Hyoosuke salah satunya yang sejak 2002 sudah senang tampil ala tokoh anime. Mia juga memiliki hobi make up sehingga cosplay-nya lebih maksimal. Tidak mengherankan bila Mia pernah tampil di kover majalah cosplay Jepang dan masuk website cosplay Jepang. Karakter yang dibawakan Mia antara lain Tres Iqus dari Trinity Blood, Raiden dari Metal Gear Solid, HC IIIX dari Trinity Blood.
“Foto-foto cosplayer yang dimuat di sini adalah cosplayer terpilih dari berbagai negara yang dapat kesempatan dimuat karena dinilai bagus cosplay-nya. Saya bangga sekali mewakili Indonesia,” ungkapnya.
Banyak tantangan yang dilalui setiap karakter yang diperankannya. Menjadikan tokoh fantasi 2D ke wujud nyata merupakan tercapainya imajinasi yang selama ini hanya dilihat melalui gambar.
“Sekali sudah berhasil mewujudkannya dan animo sambutan lingkungan sekitar ternyata positif, jadi tertarik terus dan terus. Adiktif sebenarnya, tapi jadi adiktif yang positif dan terus memacu kreativitas kita,” ujar Mia.
Mia semakin dapat mengasah kreativitas dengan merancang kostum sendiri hingga memiliki penjahit pribadi untuk mewujudkan rancangannya.
“Kalau karakter umum bisa sewa, tapi saya selalu memilih karakter jarang sehingga harus buat kostum sendiri. Kostum setelah selesai lalu saya tampil ya disimpan saja sebagai kenang-kenangan. Bisa saja saya sewakan, tapi tidak untuk saya, ada nilai kenangannya,” urai perempuan yang berprofesi sebagai pengajar ini. Ketika ditanya karakter favorit, dengan berat Mia tidak dapat menyebutnya.
Bagi Mia, semua karakter yang sudah dia cosplay -kan sebenarnya adalah karakter favorit. Tentunya memiliki ciri khas dan keunikan masing-masing yang membuat dia tertarik untuk mengcosplay-kan mereka. Baru-baru ini Mia ingin menjadi Robin dan sekarang tengah mempersiapkan kostum teman dari Batman tersebut.
Sebenarnya sudah sering Mia menjadi karakter laki-laki yang baginya semakin menantang dari segi make up. Keahlian make up artisnya pun terus terasah ketika dapat mengubah wajahnya mirip lelaki. Lain lagi dengan Brigita Fabiola Halim atau Bel.
Gadis cantik ini menjadikan cosplay sebagai pekerjaan sampingannya. Bel pun merupakan penggemar film kartun dan menjadi cosplayer seperti mewujudkan impian masa kecilnya. “Saya suka nonton Sailormoon, sekarang sudah besar saya bisa jadi Sailormoon beneran walau cuma kostum saja,” ujar perempuan 18 tahun itu.
Bel juga identik dengan karakter Wonder Women. Di berbagai acara Bel kerap menjadi bintang tamu sebagai Wonder Women. Seperti pada The Jakarta Toys & Comic Fair minggu lalu, Bel menjadi cosplayer tamu yang kehadirannya ditunggu-tunggu. Berprofesi sebagai model membuatnya terbiasa menjadi pusat perhatian di atas panggung.
Namun diakuinya menjadi cosplayer lebih menantang karena bukan hanya mengenakan kostum sesuai dengan tokoh, tetapi harus menampilkan mimik wajah sesuai dengan karakter atau sifat tokoh yang sedang ditampilkan cosplay-nya.
“Jadi kalau sifat karakternya dingin, saat di panggung atau saat ada kamera sedang menyorot kita bersiap untuk mengambil foto. Saya harus menampilkan wajah dingin, sorotan mata tajam dan lainnya,” papar Bel.
Begitu juga saat mendapat karakter yang terkenal ceria atau centil, otomatis wajahnya pun harus terlihat selalu bahagia dan tentu tersenyum. Bel kini sedang mencoba untuk menantang dirinya membawakan tokoh pria.
Black Panther tokoh jagoan dari Marvel yang dipilihnya. Kini dia masih proses mencari kostum yang sesuai. Menjadi penggemar fanatik sebuah film beserta karakternya juga mampu membuat kreativitas meningkat. Itulah yang terjadi pada anggota Origins. Me reka berasal dari anggota Order 66 Indonesia, kumpulan fans StarWars.
Mereka bukan sekadar mengumpulkan pernik-pernik StarWars, tetapi juga sering tampil layaknya para jagoan di film ini. Mereka pun berkumpul dengan komunitas Jakarta Cyber, komunitas khusus untuk menampilkan koreografi berupa adegan berkelahi. Ada pula beberapa anggota yang merasa lebih tertarik untuk fokus membuat properti.
Mereka memisahkan diri kembali dan membentuk komunitas Origins. Mereka membuat properti untuk tampil atau untuk film indie yang mereka produksi. Mulai kostum, topi hingga pedang. “Jika ada yang tertarik bisa juga memesan kepada kami. Biasanya itu mereka yang mau ikut kontes cosplay ,” ujar Boris, anggota Origins.
Selain kreatif, anak-anak muda ini juga pandai dalam memanfaatkan barang-barang bekas seperti pipa PVC, selang air alumunium hingga tutup botol. Bahan lainnya resin, foam, baja. Kendala dalam pembuatan ialah waktu dan biaya yang lama.
Untuk satu helm ala StarWars bisa memakan waktu pengerjaan hingga sebulan dan menghabiskan biaya 1 juta. “Kami buat tidak main-main, properti yang kami hasilkan harus bisa dipakai dan nyaman. Juga tentu tidak menyusahkan gerak karena akan digunakan untuk tampil,” ucap Boris. (Ananda Nararya)
(nfl)