Lezatnya Ikan Pindang Buatan Rumahan di Pekalongan
A
A
A
PEKALONGAN - Kesibukan mewarnai keseharian sebagian besar ibu- ibu di desa Bugangan, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Mereka tak mau berpangku tangan, tapi tetap bekerja dengan usaha kecil membuat pindang ikan.
Berbagai jenis ikan laut seperti tongkol, kembung, layang dan sarden dibuat makanan olahan agar mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi. Hasil dari pembuatan pindang ini menjadi penghasilan tambahan keluarga di desa ini.
Ikan-ikan tersebut dibeli dari para nelayan di pantai Pekalongan sehingga kondisinya masih benar-benar segar. Ikan lalu dibersihkan, kemudian bumbui khusus dan ditaburi garam lanas dikukus dengan tungku berbahan bakar kayu .
Setiap hari, setidaknya setiap rumah tangga bisa membuat pindang antara 5 kg—10 kg . Harga pindang ini juga terhitung murah karena berkisar Rp2.000—4.000 per ekornya.
“Sudah puluhan tahun warga desa ini membuat pindang ikan , resep turun temurun dan dibuat secara tradisional sehingga rasanya tetap terjaga . Pengasilan dari usaha rumahan pindang ikan ini bisa untuk tambahan keluarga dan bisa untuk biya sekolah anak,” papar Haryati, warga pembuat pindang, Jumat (23/3/2018).
Hasil pindang ikan daerah desa ini terkenal enak dan awet karena dibuat secara alami dengan bumbu tradisional. Pindang biasanya dijual di daerah sekitar Pekalongan seperti Batang, Pemalang, dan Banjarnegara. Tapi ada juga yang dijual sampai ke luar kota seperti Jakarta, Surabaya dan daerah lain di Indonesia.
Bupati Pekalongan Asip Kholbihi menyebut industri rumahan pindang ikan ini merupakan produk unggulan khas Pekalongan. Ada ratusan perajin rumahan dan mereka saat ini masih mengerjakannya secara tradisional.
“Hasil pindang ikan ini terkenal di berbagai daerah bahkan jadi buruan konsumen karena terkenal enak dan tahan lama. Kita akan membantu pemasaran dan modal agar warga semakin sejahtera,” papar Asip.
Menurut dia, pemerintah akan memberikan pendampingan dan tambahan modal agar mereka bisa semakin maju serta meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan keluarga.
Berbagai jenis ikan laut seperti tongkol, kembung, layang dan sarden dibuat makanan olahan agar mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi. Hasil dari pembuatan pindang ini menjadi penghasilan tambahan keluarga di desa ini.
Ikan-ikan tersebut dibeli dari para nelayan di pantai Pekalongan sehingga kondisinya masih benar-benar segar. Ikan lalu dibersihkan, kemudian bumbui khusus dan ditaburi garam lanas dikukus dengan tungku berbahan bakar kayu .
Setiap hari, setidaknya setiap rumah tangga bisa membuat pindang antara 5 kg—10 kg . Harga pindang ini juga terhitung murah karena berkisar Rp2.000—4.000 per ekornya.
“Sudah puluhan tahun warga desa ini membuat pindang ikan , resep turun temurun dan dibuat secara tradisional sehingga rasanya tetap terjaga . Pengasilan dari usaha rumahan pindang ikan ini bisa untuk tambahan keluarga dan bisa untuk biya sekolah anak,” papar Haryati, warga pembuat pindang, Jumat (23/3/2018).
Hasil pindang ikan daerah desa ini terkenal enak dan awet karena dibuat secara alami dengan bumbu tradisional. Pindang biasanya dijual di daerah sekitar Pekalongan seperti Batang, Pemalang, dan Banjarnegara. Tapi ada juga yang dijual sampai ke luar kota seperti Jakarta, Surabaya dan daerah lain di Indonesia.
Bupati Pekalongan Asip Kholbihi menyebut industri rumahan pindang ikan ini merupakan produk unggulan khas Pekalongan. Ada ratusan perajin rumahan dan mereka saat ini masih mengerjakannya secara tradisional.
“Hasil pindang ikan ini terkenal di berbagai daerah bahkan jadi buruan konsumen karena terkenal enak dan tahan lama. Kita akan membantu pemasaran dan modal agar warga semakin sejahtera,” papar Asip.
Menurut dia, pemerintah akan memberikan pendampingan dan tambahan modal agar mereka bisa semakin maju serta meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan keluarga.
(alv)