Mengenang Deddy Sutomo, Guru Prakarya yang Menekuni Akting
A
A
A
JAKARTA - Kemampuan berakting Deddy Sutomo di dunia hiburan tak diragukan lagi. Semasa hidupnya, Deddy telah membintangi banyak judul film. Sejak muda dia lebih tertarik dengan dunia seni budaya dibanding bidang sinematografi.
Dikutip dari berbagai sumber, awalnya Deddy merupakan guru Prakarya di SMEA Negeri Klaten. Tidak puas sebagai guru, dia mencoba mengadu nasib dengan pindah ke Jakarta dan bekerja menjadi tenaga kreatif di PT Sanggar Prativi.
Deddy meningkatkan kemampuan aktingnya dengan mengikuti kursus sinematografi yang diadakan Yayasan Film Indonesia. Pada 1970-an, Deddy akhirnya masuk dalam dunia film melalui perannya sebagai jagoan di film pertamanya, Awan Jingga.
Berkat kemahirannya meneyelami karakter orang lain, peran yang dimainkannya semakin beragam, seperti pendekar dalam film Panji Tengkorak, santri dalam film Atheis dan peranakan China dalam film Mustika Ibu.
Deddy juga pernah berperan sebagai pawang buaya dalam film Buaya Putih, penjahat di film Marabunta, pembunuh di film Laila Majenun dan narapidana di film Embun Pagi. Menariknya, Deddy pernah memerankan tokoh penting dalam sejarah Indonesia yakni Jenderal Sudirman di film Janur Kuning. Selain itu dia juga terkenal dengan perannya dalam sinetron era 80-an, Rumah Masa Depan.
Setelah terakhir bermain film Tutur Tinular III 1998, Deddy kembali tampil di layar lebar dalam film Maskot tahun 2006, dua tahun berikutnya Deddy tampil dalam film Doa yang Mengancam sebagai Pak Tantra. Sementara diera 2010-an Deddy telah membintangi lima film dimulai tahun 2010 Menembus Impian dan 2011 Tanda Tanya.
Sedangkan pada 2015, Deddy tercatat tampil dalam tiga film yaitu 2014, Ayat Ayat Adinda dan Mencari Hilal serta 2016, Deddy berakting dalam film I am Hope. Pada 2015 juga, Deddy meraih penghargaan bergengsi yakni Aktor Utama Terbaik di Festival Film Indonesia 2015 dalam perannya sebagai Mahmud di film Mencari Hilal.
Deddy Sutomo meninggal pada Rabu (18/4/2018). Deddy meninggal di usia 77 tahun. Selamat jalan Deddy Sutomo.
Dikutip dari berbagai sumber, awalnya Deddy merupakan guru Prakarya di SMEA Negeri Klaten. Tidak puas sebagai guru, dia mencoba mengadu nasib dengan pindah ke Jakarta dan bekerja menjadi tenaga kreatif di PT Sanggar Prativi.
Deddy meningkatkan kemampuan aktingnya dengan mengikuti kursus sinematografi yang diadakan Yayasan Film Indonesia. Pada 1970-an, Deddy akhirnya masuk dalam dunia film melalui perannya sebagai jagoan di film pertamanya, Awan Jingga.
Berkat kemahirannya meneyelami karakter orang lain, peran yang dimainkannya semakin beragam, seperti pendekar dalam film Panji Tengkorak, santri dalam film Atheis dan peranakan China dalam film Mustika Ibu.
Deddy juga pernah berperan sebagai pawang buaya dalam film Buaya Putih, penjahat di film Marabunta, pembunuh di film Laila Majenun dan narapidana di film Embun Pagi. Menariknya, Deddy pernah memerankan tokoh penting dalam sejarah Indonesia yakni Jenderal Sudirman di film Janur Kuning. Selain itu dia juga terkenal dengan perannya dalam sinetron era 80-an, Rumah Masa Depan.
Setelah terakhir bermain film Tutur Tinular III 1998, Deddy kembali tampil di layar lebar dalam film Maskot tahun 2006, dua tahun berikutnya Deddy tampil dalam film Doa yang Mengancam sebagai Pak Tantra. Sementara diera 2010-an Deddy telah membintangi lima film dimulai tahun 2010 Menembus Impian dan 2011 Tanda Tanya.
Sedangkan pada 2015, Deddy tercatat tampil dalam tiga film yaitu 2014, Ayat Ayat Adinda dan Mencari Hilal serta 2016, Deddy berakting dalam film I am Hope. Pada 2015 juga, Deddy meraih penghargaan bergengsi yakni Aktor Utama Terbaik di Festival Film Indonesia 2015 dalam perannya sebagai Mahmud di film Mencari Hilal.
Deddy Sutomo meninggal pada Rabu (18/4/2018). Deddy meninggal di usia 77 tahun. Selamat jalan Deddy Sutomo.
(tdy)