Musik Bisa Mengatasi Darah Tinggi
A
A
A
JAKARTA - Mendengarkan musik, disamping meminum obat dinilai memiliki manfaat besar terhadap proses penanganan darah tinggi. Demikian hasil temuan dari penelitain para ahli yang diterbitkan Jurnal Scientific Reports.
Diberitakan Zeenews, ketika seorang penderita darah tinggi mengkonsumsi obat dan sambil mendengarkan musik, hal itu diyakini akan membuat daya kerja obat lebih cepat.
"Kami mengamati bahwa musik meningkatkan denyut jantung dan meningkatkan efek anti-hipertensi selama satu jam setelah mereka diberikan," kata koordinator studi Vitor Engracia Valenti, Profesor di Universitas Negeri Sao Paulo, Brasil.
Dalam penelitiannya, para ahli melakukan uji untuk mengukur efek stimulus musik yang terkait dengan obat anti-hipertensi pada denyut jantung dan tekanan darah.
Pada suatu hari, setelah minum obat anti-hipertensi oral, pasien diminta mendengarkan musik instrumental selama 60 menit dengan menggunakan earphone. Sebagai perbandingan, pada hari yanh lain, mereka menjalani prosedur penelitian yang sama, tetapi tidak sambil mendengarkan musik. Beberapa teknik statistik dan matematika digunakan untuk mendukung proses penelitian itu.
Analisis data menunjukkan bahwa denyut jantung berkurang secara signifikan 60 menit setelah pengobatan, ketika pasien mendengarkan musik. Tekanan darah juga merespon lebih kuat terhadap obat ketika mereka mendengarkan music. Hasil berbeda diketahui, saat mereka tidak ditemani musik, beberapa saat setelah meminum obat.
"Kami menemukan bahwa efek obat anti-hipertensi pada denyut jantung meningkat dengan mendengarkan musik," kata Valenti.
Salah satu hipotesis yang diajukan para peneliti adalah musik merangsang sistem saraf parasimpatik, meningkatkan aktivitas gastrointestinal dan mempercepat penyerapan obat anti-hipertensi, mengintensifkan efeknya pada detak jantung.
Diberitakan Zeenews, ketika seorang penderita darah tinggi mengkonsumsi obat dan sambil mendengarkan musik, hal itu diyakini akan membuat daya kerja obat lebih cepat.
"Kami mengamati bahwa musik meningkatkan denyut jantung dan meningkatkan efek anti-hipertensi selama satu jam setelah mereka diberikan," kata koordinator studi Vitor Engracia Valenti, Profesor di Universitas Negeri Sao Paulo, Brasil.
Dalam penelitiannya, para ahli melakukan uji untuk mengukur efek stimulus musik yang terkait dengan obat anti-hipertensi pada denyut jantung dan tekanan darah.
Pada suatu hari, setelah minum obat anti-hipertensi oral, pasien diminta mendengarkan musik instrumental selama 60 menit dengan menggunakan earphone. Sebagai perbandingan, pada hari yanh lain, mereka menjalani prosedur penelitian yang sama, tetapi tidak sambil mendengarkan musik. Beberapa teknik statistik dan matematika digunakan untuk mendukung proses penelitian itu.
Analisis data menunjukkan bahwa denyut jantung berkurang secara signifikan 60 menit setelah pengobatan, ketika pasien mendengarkan musik. Tekanan darah juga merespon lebih kuat terhadap obat ketika mereka mendengarkan music. Hasil berbeda diketahui, saat mereka tidak ditemani musik, beberapa saat setelah meminum obat.
"Kami menemukan bahwa efek obat anti-hipertensi pada denyut jantung meningkat dengan mendengarkan musik," kata Valenti.
Salah satu hipotesis yang diajukan para peneliti adalah musik merangsang sistem saraf parasimpatik, meningkatkan aktivitas gastrointestinal dan mempercepat penyerapan obat anti-hipertensi, mengintensifkan efeknya pada detak jantung.
(tdy)