Kedelai Baik untuk Cegah Obesitas, Ini Penjelasannya

Senin, 30 April 2018 - 20:33 WIB
Kedelai Baik untuk Cegah...
Kedelai Baik untuk Cegah Obesitas, Ini Penjelasannya
A A A
KEDELAI merupakan salah satu jenis bahan makanan yang ternyata memiliki kandungan yang mampu menurunkan risiko kelebihan berat badan.

Kelebihan berat badan atau lebih dikenal dengan obesitas saat ini telah menjadi permasalahan kesehatan dunia. Masyarakat Indonesia pada umumnya belum menyadari bahwa kelebihan berat badan menyebabkan timbulnya berbagai penyakit. Data WHO pada 2014 menunjukkan bahwa 65% penduduk dunia berstatus overweight (obesitas) dan memiliki risiko kematian lebih tinggi daripada kekurangan gizi. Ahli kedelai dari IPB, Prof Dr Made Astawan, mengatakan, ada berbagai dampak yang terjadi akibat obesitas, salah satunya diabetes.

"Kalau kita bedah lebih dalam, obesitas dibedakan menjadi dua tipe, antara lain tipe android atau tipe buah apel yang ditandai adanya penumpukan lemak sekitar dada, leher, muka, biasanya terjadi pada pria dan wanita yang sudah menopause. Diabetes tipe ini sangat berisiko tinggi terkena diabetes melitus, jantung koroner dan stroke," ucap Prof Made dalam Media Briefing Konsumsi Kedelai Dapat Mencegah Obesitas di Jakarta beberapa waktu lalu.

Sementara tipe lainnya adalah tipe ginoid atau tipe buah pir yang ditandai dengan adanya penumpukan lemak di sekitar perut, pinggul, dan paha, biasanya terjadi pada wanita. "Tipe ginoid lebih aman dibandingkan tipe android karena kemungkinan terserang penyakitnya lebih rendah. Untuk menghindari komplikasi dari dua tipe obesitas tersebut diperlukan asupan makanan yang rendah energi, rendah lemak, serta tinggi serat dan kaya akan antioksidan," ungkap Prof Made.

Menurutnya, masyarakat saat ini pun banyak yang melakukan diet agar kondisi tubuh tetap terjaga. Di antara diet yang dilakukan mungkin masih banyak yang belum mengetahui bahwa diet yang berbasis kedelai sangat baik. Kedelai merupakan bahan pangan yang kaya komponen bioaktif dan banyak memiliki kemampuan antiobesitas melalui berbagai mekanisme.

Prof Made melanjutkan bahwa kandungan yang terdapat dalam kedelai di antaranya protein, vitamin, mineral, asam lemak tak jenuh, lsoflavon, prebiotik, serat pangan, sehingga kedelai sangat berperan penting dalam pengembangan pangan fungsional. "Diet yang berbasis kedelai ini ternyata mampu mencegah dari obesitas dengan meningkatkan rasa kenyang lebih lama sehingga kita dapat mengatur berat badan secara ideal," ucapnya.

Dia mencontohkan masyarakat di Jepang yang sudah sudah lama mengonsumsi kedelai sebagai makanan tradisionalnya berupa tofu dan susu kedelai. Karena itu, orang Jepang memiliki tubuh yang lebih langsing dibanding orang Asia lainnya. "Di Indonesia banyak jenis kacang, tapi kedelai bisa mengendalikan berat badan, mencegah terjadinya obesitas. Kedelai juga paling banyak diteliti karena kualitasnya hampir setara dengan protein hewani, baik susu, daging, maupun telur," papar Prof Made.

Dia menambahkan, kedelai memiliki kandungan gizi luar biasa dan mengandung protein 38%. Kedelai juga merupakan bahan ideal untuk membuat kecap, tahu, dan tempe. "Sebenarnya mudah mengenalkan kedelai. Lidah orang Indonesia juga tidak sulit menerima kedelai sebagai makanan sehat," kata Prof Made.

Dia menegaskan bahwa kedelai menjadi bahan pangan penting karena mengandung gizi dan nongizi. "Hidup sehat tidak selalu harus soal gizi, tetapi juga nongizi. Contohnya, serat pangan, prebiotik, isoflavon itu nongizi, tetapi penting bagi tubuh. Salah satu kandungan yang sering diteliti adalah serat pangan yang berguna untuk meningkatkan rasa kenyang, mencegah kita mudah berasa lapar," beber Prof Made.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9414 seconds (0.1#10.140)