Studi: Orang dengan Tubuh Gemuk Lebih Bahagia
A
A
A
JAKARTA - Tubuh yang gemuk kerap dihindari banyak orang, khususnya wanita. Alasannya dinilai tidak menarik. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa orang dengan tubuh gemuk lebih bahagia dibandingkan orang bertubuh kurus.
Dilansir Elite Daily, saat orang bertubuh kurus mengejek orang dengan tubuh gemuk, tanpa disadari merekalah yang menyedihkan. Pasalnya, orang dengan tubuh gemuk dapat mencicipi berbagai macam makanan lezat dengan bahagia menikmati makanan karena tidak memiliki tuntutan untuk tampil kurus.
Sedangkan orang dengan tubuh kurus harus menjaga asupan makanan agar dapat mempertahankan berat badan. Peneliti dari McMaster University di Kanada menemukan orang-orang gemuk ternyata lebih bahagia dibandingkan orang kurus. Ini karena mereka tidak merasakan depresi karena tuntutan berat badan.
Artinya orang dengan tubuh gemuk memiliki kehidupan yang lebih baik dan menyenangkan. Penelitian ini melibatkan 17.200 sampel DNA responden bertubuh gemuk di 21 negara. Hasilnya ditemukan, bahwa mereka yang sebelumnya menunjukkan tanda-tanda depresi secara signifikan lebih sedikit.
"Kami berangkat mulai dari hipotesis depresi dan obesitas berhubungan dengan aktivitas otak. Kami berhipotesis gen obesitas mungkin terkait dengan depresi," tutur Profesor David Meyre.
Dilansir Elite Daily, saat orang bertubuh kurus mengejek orang dengan tubuh gemuk, tanpa disadari merekalah yang menyedihkan. Pasalnya, orang dengan tubuh gemuk dapat mencicipi berbagai macam makanan lezat dengan bahagia menikmati makanan karena tidak memiliki tuntutan untuk tampil kurus.
Sedangkan orang dengan tubuh kurus harus menjaga asupan makanan agar dapat mempertahankan berat badan. Peneliti dari McMaster University di Kanada menemukan orang-orang gemuk ternyata lebih bahagia dibandingkan orang kurus. Ini karena mereka tidak merasakan depresi karena tuntutan berat badan.
Artinya orang dengan tubuh gemuk memiliki kehidupan yang lebih baik dan menyenangkan. Penelitian ini melibatkan 17.200 sampel DNA responden bertubuh gemuk di 21 negara. Hasilnya ditemukan, bahwa mereka yang sebelumnya menunjukkan tanda-tanda depresi secara signifikan lebih sedikit.
"Kami berangkat mulai dari hipotesis depresi dan obesitas berhubungan dengan aktivitas otak. Kami berhipotesis gen obesitas mungkin terkait dengan depresi," tutur Profesor David Meyre.
(tdy)