Pharrell Williams Rapper yang Jago Berbisnis
A
A
A
TIDAK cuma jago nyanyi dan mencipta lagu, Pharrell Williams juga andal dalam berbisnis. Tak heran kekayaannya mencapai triliunan rupiah. Apa saja bisnis yang ia kendalikan?
Pada tahun 2016, kekayaannya ditaksir sekitar Rp2 triliun. Dialah rapper yang juga produser rekaman, Pharrell Williams. Pharrell sudah memproduksi banyak rekaman untuk berbagai penyanyi kenamaan seperti Jennifer Lopez, Shakira, dan Kid Cudi. Pada 2010 namanya tercatat di Forbes sebagai salah satu penyanyi terkaya dengan kekayaan setara Rp140 miliar.Padahal, Pharrell belum merekam album dengan grupnya yang bernama N.E.R.D sejak tahun 2008. Pharrell memiliki kemampuan mencipta lagu yang liriknya bisa masuk ke otak dan terus bertahan di dalamnya suka atau tidak. Masih ingat Happy ?
Lagu ini pada tahun 2014 duduk di posisi pertama tangga lagu di berbagai belahan dunia. Pantas saja sepanjang kariernya, ia telah mengoleksi 10 Grammy . Jenius, satu kata itu tepat untuk mewakili sosok ayah dari empat anak ini (tiga di antaranya kembar). Bagaimana tidak, bukan hanya cakap di industri musik, Pharrell juga bertangan dingin di dunia bisnis. Kerajaan bisnisnya bahkan begitu lebar dari line busana, perhiasan, dan merambah ke media.Billionaire Boys Club dan Ice Cream adalah dua label busana miliknya yang menuai kesuksesan. “Musik selalu menjadi cinta pertama saya. Tapi satu hal yang saya pelajari di kehidupan ini, hidup adalah sebuah film dan saya adalah pembuatnya,” kata suami dari Helen Lasichanh ini.
Pharrell merilis dua brand busana tersebut pada 2015. Perusahaan busana high-end ini telah membukukan pendapatan Rp351 miliar dari penjualan tahunannya menurut Women’s Wear Daily . Billionaire Girls Club yang dua tahun sebelumnya ia luncurkan, laris manis di kota-kota besar dunia seperti New York, London, dan Tokyo.Namun, membuat busana saja bagi Pharrell tidak cukup keren jika belum bisa berkontribusi banyak bagi dunia. Sebagai direktur kreatif di Bionic Yarn, sebuah perusahaan rintisan yang mengubah bahan daur ulang menjadi busana, ia meluncurkan line jeans yang terbuat dari plastik yang mencemari lautan. Hal ini akhirnya menggiring Pharrell menjadi pemilik G-Star Raw, sebuah perusahaan pembuat bahan denim asal Belanda.
Tak berhenti di situ, Pharrell juga bekerja sama dengan Adidas untuk menghasilkan line sneaker sekaligus membuat koleksi t-shirt untuk perusahaan clothing asal Jepang, Uniqlo. Pihak Adidas merasa senang dengan kolaborasi ini. “Kami amat senang dapat bekerja sama dengan Williams.Pharell Williams adalah ikon pop-culture yang tak pernah gagal untuk menginspirasi banyak orang, bukan hanya melalui musik, juga melalui hal-hal lain. Ia sangat cocok untuk Adidas,” tutur Dirk Schoenberger, Global Creative Director Adidas Divisi Sport Style. Bagi Pharrell, kesempatan itu tentu sangat berharga. Dia bisa menyalurkan kreativitasnya dan bekerja sama dengan orang-orang yang menghargai seleranya.
Dalam kolaborasi itu, pria yang pada tahun 2005 dinobatkan sebagai Best Dressed Man in The World oleh majalah Esquire ini, sengaja mengangkat isu pelestarian lingkungan yang diterjemahkan dengan cara menggunakan bahan hasil daur ulang sampah plastik di laut.Sepertinya semua pihak yang bekerja sama dengan Pharell amat puas sehingga mendorong brand berkelas lainnya mengekor kesuksesan ini. Louis Vuitton, misalnya, meminta Pharrell mendesain kacamata hitam dan perhiasan, termasuk manufaktur apparel asal Italia, Moncler. “Semua (kerja sama) ini adalah seperti sebuah sekolah bagi saya. Saya tidak kuliah, tapi ini adalah kampus saya,” paparnya.
Melirik ke belakang pada 2012, musisi dan pebisnis ini mendirikan I Am Other, perusahaan multimedia yang memayungi berbagai bisnisnya, seperti Billionaire Boys Club, ICECREAM apparel , perusahaan tekstil Bionic Yarn, dan channel YouTube yang fokus pada musik, budaya, dan fashion, serta seni. Pharrell mendeskripsikan channel ini sebagai gerakan budaya yang didedikasikan untuk para pemikir, inovator, dan terasing. Perusahaan yang juga melayani label rekaman ini merilis album kedua Pharrel pada tahun 2014 bernama Girl. Ia juga mengumumkan kolaborasi dengan dirinya didapuk menjadi direktur kreatif American Express’s Platinum Card.
Ia berperan menggagas penghargaan dan manfaat bagi para pemegang kartu, sekaligus meminjamkan keahliannya mendesain tampilan kartu bergengsi tersebut. Kepada Vulture tahun 2013, ia mengaku pernah ditanya apa yang menginspirasinya selama ini? “Saya selalu menjawab, ada sesuatu yang hilang selama ini. Bukan berarti lantas itu merupakan yang terbaik di dunia, tapi hanya saja itu (karya saya) akan menjadi berbeda di antara yang lain. Itulah yang menjadi inspirasi saya,” sebutnya. Jadi, sebelum Pharrell masuk ke industri fashion retail ini, ada banyak hal yang hilang sampai akhirnya ditemukan oleh Pharrell, setuju? (Sri Noviarni)
Pada tahun 2016, kekayaannya ditaksir sekitar Rp2 triliun. Dialah rapper yang juga produser rekaman, Pharrell Williams. Pharrell sudah memproduksi banyak rekaman untuk berbagai penyanyi kenamaan seperti Jennifer Lopez, Shakira, dan Kid Cudi. Pada 2010 namanya tercatat di Forbes sebagai salah satu penyanyi terkaya dengan kekayaan setara Rp140 miliar.Padahal, Pharrell belum merekam album dengan grupnya yang bernama N.E.R.D sejak tahun 2008. Pharrell memiliki kemampuan mencipta lagu yang liriknya bisa masuk ke otak dan terus bertahan di dalamnya suka atau tidak. Masih ingat Happy ?
Lagu ini pada tahun 2014 duduk di posisi pertama tangga lagu di berbagai belahan dunia. Pantas saja sepanjang kariernya, ia telah mengoleksi 10 Grammy . Jenius, satu kata itu tepat untuk mewakili sosok ayah dari empat anak ini (tiga di antaranya kembar). Bagaimana tidak, bukan hanya cakap di industri musik, Pharrell juga bertangan dingin di dunia bisnis. Kerajaan bisnisnya bahkan begitu lebar dari line busana, perhiasan, dan merambah ke media.Billionaire Boys Club dan Ice Cream adalah dua label busana miliknya yang menuai kesuksesan. “Musik selalu menjadi cinta pertama saya. Tapi satu hal yang saya pelajari di kehidupan ini, hidup adalah sebuah film dan saya adalah pembuatnya,” kata suami dari Helen Lasichanh ini.
Pharrell merilis dua brand busana tersebut pada 2015. Perusahaan busana high-end ini telah membukukan pendapatan Rp351 miliar dari penjualan tahunannya menurut Women’s Wear Daily . Billionaire Girls Club yang dua tahun sebelumnya ia luncurkan, laris manis di kota-kota besar dunia seperti New York, London, dan Tokyo.Namun, membuat busana saja bagi Pharrell tidak cukup keren jika belum bisa berkontribusi banyak bagi dunia. Sebagai direktur kreatif di Bionic Yarn, sebuah perusahaan rintisan yang mengubah bahan daur ulang menjadi busana, ia meluncurkan line jeans yang terbuat dari plastik yang mencemari lautan. Hal ini akhirnya menggiring Pharrell menjadi pemilik G-Star Raw, sebuah perusahaan pembuat bahan denim asal Belanda.
Tak berhenti di situ, Pharrell juga bekerja sama dengan Adidas untuk menghasilkan line sneaker sekaligus membuat koleksi t-shirt untuk perusahaan clothing asal Jepang, Uniqlo. Pihak Adidas merasa senang dengan kolaborasi ini. “Kami amat senang dapat bekerja sama dengan Williams.Pharell Williams adalah ikon pop-culture yang tak pernah gagal untuk menginspirasi banyak orang, bukan hanya melalui musik, juga melalui hal-hal lain. Ia sangat cocok untuk Adidas,” tutur Dirk Schoenberger, Global Creative Director Adidas Divisi Sport Style. Bagi Pharrell, kesempatan itu tentu sangat berharga. Dia bisa menyalurkan kreativitasnya dan bekerja sama dengan orang-orang yang menghargai seleranya.
Dalam kolaborasi itu, pria yang pada tahun 2005 dinobatkan sebagai Best Dressed Man in The World oleh majalah Esquire ini, sengaja mengangkat isu pelestarian lingkungan yang diterjemahkan dengan cara menggunakan bahan hasil daur ulang sampah plastik di laut.Sepertinya semua pihak yang bekerja sama dengan Pharell amat puas sehingga mendorong brand berkelas lainnya mengekor kesuksesan ini. Louis Vuitton, misalnya, meminta Pharrell mendesain kacamata hitam dan perhiasan, termasuk manufaktur apparel asal Italia, Moncler. “Semua (kerja sama) ini adalah seperti sebuah sekolah bagi saya. Saya tidak kuliah, tapi ini adalah kampus saya,” paparnya.
Melirik ke belakang pada 2012, musisi dan pebisnis ini mendirikan I Am Other, perusahaan multimedia yang memayungi berbagai bisnisnya, seperti Billionaire Boys Club, ICECREAM apparel , perusahaan tekstil Bionic Yarn, dan channel YouTube yang fokus pada musik, budaya, dan fashion, serta seni. Pharrell mendeskripsikan channel ini sebagai gerakan budaya yang didedikasikan untuk para pemikir, inovator, dan terasing. Perusahaan yang juga melayani label rekaman ini merilis album kedua Pharrel pada tahun 2014 bernama Girl. Ia juga mengumumkan kolaborasi dengan dirinya didapuk menjadi direktur kreatif American Express’s Platinum Card.
Ia berperan menggagas penghargaan dan manfaat bagi para pemegang kartu, sekaligus meminjamkan keahliannya mendesain tampilan kartu bergengsi tersebut. Kepada Vulture tahun 2013, ia mengaku pernah ditanya apa yang menginspirasinya selama ini? “Saya selalu menjawab, ada sesuatu yang hilang selama ini. Bukan berarti lantas itu merupakan yang terbaik di dunia, tapi hanya saja itu (karya saya) akan menjadi berbeda di antara yang lain. Itulah yang menjadi inspirasi saya,” sebutnya. Jadi, sebelum Pharrell masuk ke industri fashion retail ini, ada banyak hal yang hilang sampai akhirnya ditemukan oleh Pharrell, setuju? (Sri Noviarni)
(nfl)