70 Tahun Jual Burger yang Sama
A
A
A
DI Indonesia, mungkin nama In-N-Out tidak pernah terdengar. Tapi, di Amerika, burger ini jadi favorit banyak orang. Setiap pembukaan gerai baru di kota baru selalu saja terlihat antrean yang mengular. Bahkan, In-N-Out juga jadi favorit para selebriti. Di acara sekelas Oscar pun, banyak selebriti yang terlihat makan di In-N-Out.Koki seleb Amerika Julia Child menyebut bahwa Double Doubles In-N-Out adalah burger favoritnya. Paris Hilton pernah ditangkap polisi karena DUI (mengemudi berdasarkan pengaruh obat atau alkohol), hanya karena ingin makan In-N-Out. “Saya sedang lapar dan ingin membeli burger In-N-Out,” ujar Paris dalam sebuah wawancara radio. Lalu apa resep sukses In-N-Out? Jawabnya simple.Menu yang tidak berubah sejak presiden Amerika masih Harry Truman atau 70 tahun silam. Gerai tersebut menyajikan burger, kentang, minuman soda, dan shakes (minuman yang diblender). “Sederhana, hanya soal kualitas, keramahtamahan, dan kebersihan,” ujar Presiden In-N-Out Lynsi Snyder. Sebagai bisnis keluarga, In-N-Out mungkin sangat populer. Namun, keluarga pemiliknya jauh dari ingar binger media. “Kami berusaha menghindar karena kami tidak ingin jadi sorotan dan perhatian. Kami hanya ingin menghasilkan sesuatu yang terbaik, yakni menyajikan burger enak kepada konsumen,” ujar Snyder.
“Bukan tentang kami, tapi tentang ini,” ujar Snyder sembari menujuk logo In-N-Out. In-N-Out bermula pada 1948, saat kakek nenek Snyder, Harry dan Esther Snyder, membuka gerai burger di Baldwin Park, California. Saat itu Harry memasang speaker ganda yang memungkinkannya berkomunikasi dengan konsumen dan menciptakan drive-thru burger pertama di Amerika. Di jalan yang sama, keluarga McDonald juga menjual hamburger. Namun, kedua perusahaan mengambil jalan yang sangat berbeda. McDonald’s menjadi franchiser, dan pada 1976 telah memiliki 4.000 gerai di Amerika. Sementara In-N-Out baru membuka 18 gerai.
Ketika McDonald‘s memiliki lebih dari 14.000 gerai, In- N-Out baru membuka 304 gerai. Namun, setiap gerainya masih dimiliki oleh keluarga Snyder. “Saya pikir kakek nenek saya akan kagum karena mereka tidak akan menyangka kami bisa sebesar ini,” ungkapnya. Industri fast food mungkin bergerak cepat, tapi pertumbuhan In-N-Out sebagai perusahana tergolong lambat. In-N-Out hanya bisa ditemukan di enam negara bagian saja di Amerika. Setiap gerai setidaknya harus berjarak hampir 1.000 km dari tiga pusat distribusi di mana roti burger mereka dibuat. Karena di In-N-Out tidak ada yang dimasukkan dalam lemari es atau dihangatkan di microwave. Semuanya serba-fresh.
Menariknya lagi, perusahaan tersebut memberikan gaji terbesar di antara seluruh industri fast food. Gaji store manager saja disebut sangat tinggi. In-N-Out memiliki caranya sendiri dalam berbisnis. Itu sebabnya perusahaan tersebut berkali-kali menolak tawaran Wall Street untuk melantai di bursa saham. Tidak seperti kompetitor mereka yang mampu menggalang ratusan juta dolar untuk IPO. In-N-Out saat ini memiliki valuasi USD1 miliar. Namun, keluarga Snyder sendiri punya drama dan penuh tragedi. Pamannya, Rich, yang menjalankan perusahaan selama 17 tahun meninggal karena kecelakaan pesawat pada 1993.
Ayahnya, Guy, mengambil alih perusahaan tapi meninggal karena overdosis obat penghilang rasa sakit enam tahun kemudian. Akhirnya, hanya Snyderlah satu-satunya pewaris tunggal perusahaan. Dia mendapatkan kontrol penuh perusahaan saat berusia 35 tahun. Yang jelas, dia mengatakan bahwa tidak akan pernah ingin “menjual” In-N-Out, termasuk melantai di bursa saham. Dia ingin perusahaan tersebut tetap dan selamanya menjadi perusahan keluarga. “Kalau untuk alasan uang, tentu saja saya bisa melakukannya. Tapi, bukan itu yang saya cari. Hati saya terhubung ke perusahaan ini karena inilah keluarga bagi saya,” ungkapnya.
“Bukan tentang kami, tapi tentang ini,” ujar Snyder sembari menujuk logo In-N-Out. In-N-Out bermula pada 1948, saat kakek nenek Snyder, Harry dan Esther Snyder, membuka gerai burger di Baldwin Park, California. Saat itu Harry memasang speaker ganda yang memungkinkannya berkomunikasi dengan konsumen dan menciptakan drive-thru burger pertama di Amerika. Di jalan yang sama, keluarga McDonald juga menjual hamburger. Namun, kedua perusahaan mengambil jalan yang sangat berbeda. McDonald’s menjadi franchiser, dan pada 1976 telah memiliki 4.000 gerai di Amerika. Sementara In-N-Out baru membuka 18 gerai.
Ketika McDonald‘s memiliki lebih dari 14.000 gerai, In- N-Out baru membuka 304 gerai. Namun, setiap gerainya masih dimiliki oleh keluarga Snyder. “Saya pikir kakek nenek saya akan kagum karena mereka tidak akan menyangka kami bisa sebesar ini,” ungkapnya. Industri fast food mungkin bergerak cepat, tapi pertumbuhan In-N-Out sebagai perusahana tergolong lambat. In-N-Out hanya bisa ditemukan di enam negara bagian saja di Amerika. Setiap gerai setidaknya harus berjarak hampir 1.000 km dari tiga pusat distribusi di mana roti burger mereka dibuat. Karena di In-N-Out tidak ada yang dimasukkan dalam lemari es atau dihangatkan di microwave. Semuanya serba-fresh.
Menariknya lagi, perusahaan tersebut memberikan gaji terbesar di antara seluruh industri fast food. Gaji store manager saja disebut sangat tinggi. In-N-Out memiliki caranya sendiri dalam berbisnis. Itu sebabnya perusahaan tersebut berkali-kali menolak tawaran Wall Street untuk melantai di bursa saham. Tidak seperti kompetitor mereka yang mampu menggalang ratusan juta dolar untuk IPO. In-N-Out saat ini memiliki valuasi USD1 miliar. Namun, keluarga Snyder sendiri punya drama dan penuh tragedi. Pamannya, Rich, yang menjalankan perusahaan selama 17 tahun meninggal karena kecelakaan pesawat pada 1993.
Ayahnya, Guy, mengambil alih perusahaan tapi meninggal karena overdosis obat penghilang rasa sakit enam tahun kemudian. Akhirnya, hanya Snyderlah satu-satunya pewaris tunggal perusahaan. Dia mendapatkan kontrol penuh perusahaan saat berusia 35 tahun. Yang jelas, dia mengatakan bahwa tidak akan pernah ingin “menjual” In-N-Out, termasuk melantai di bursa saham. Dia ingin perusahaan tersebut tetap dan selamanya menjadi perusahan keluarga. “Kalau untuk alasan uang, tentu saja saya bisa melakukannya. Tapi, bukan itu yang saya cari. Hati saya terhubung ke perusahaan ini karena inilah keluarga bagi saya,” ungkapnya.
(don)