Lap Dapur Bisa Menjadi Tempat Berkembang Biak Bakteri Berbahaya
A
A
A
JAKARTA - Penelitian terbaru yang dilakukan tim dari Universitas Mauritius menunjukkan bahwa lap dapur dapat menjadi tempat tumbuhnya bakteri yang secara alami hidup di usus manusia. Bakteri ini bisa menyebabkan keracunan makanan dan berbagai penyakit lainnya yang ditularkan melalui makanan.
Selama sebulan, peneliti mengkultur 100 lap dapur yang sudah digunakan berulang kali tanpa mencucinya. Hasilnya, dari 49 sampel yang positif mengandung bakteri usus, sekitar 36,7% mengandung bakteri coliform, 36,7% bakteri enterocoocus dan 14,3% bakteri s.aureus.
"Dalam penelitian ini kami mencari tahu faktor lap dapur dalam kontaminasi silang di dapur dan juga faktor lain yang berpengaruh pada profil mikroba dan jumlahnya di lap dapur," ujar peneliti Susheela D.Biranjia-Hurdoyal Ph.D seperti dilansir dari Healthline.
Penelitian ini juga menemukan fakta lain bahwa tipe dan jumlah bakteri berbeda-beda. Hal ini tergantung pada besar kecilnya keluarga, kehadiran anak, status sosioekonomi, pola makan dan jenis lap yang digunakan. Seperti s.aureus yang biasanya terdapat di kulit, hidung dan tenggorokan banyak ditemukan di lap keluarga yang memiliki anak dan status ekonomi rendah.
Sedangkan bakteri e.coli biasanya terdapat di lap dapur pada mereka yang gemar konsumsi daging. Umumnya, e.coli ditemukan pada feses manusia. Sementara lap dapur yang biasa digunakan untuk mengeringkan peralatan dapur, mengeringkan tangan hingga mengelap permukaan dapur ditemukan lebih banyak bakteri. Lap dapur lembab dan basah juga menjadi tempat favorit kuman dibanding lap kering.
Bakteri seperti e.coli dan s.aureus bisa dihubungkan dengan keracunan makanan yang menyebabkan penderitanya muntah, mual, diare, sakit perut hingga demam. "Proses pengolahan makanan yang tidak higienis dan juga sanitasi bisa membuat bakteri-bakteri itu berakhir di dapur dan memicu penyakit," kata spesialis penyakit infeksi Dr.Bruce Ruben.
Untuk mencegah berkembang biaknya bakteri dan penyakit, Pakar mikrobiologi Charles Gerba Ph.D menyarankan untuk mencuci lap dapur lebih sering. Selain itu, penting juga melakukan disinfektan permukaan dapur secara berkala pada bagian rak dan pegangan kulkas khususnya setelah memasak daging, telur dan susu.
"Penyebab kontaminasi bakteri di dapur adalah tangan kita. Karena itu mencuci tangan dengan sabun harus sering dilakukan," papar Gerba.
Selama sebulan, peneliti mengkultur 100 lap dapur yang sudah digunakan berulang kali tanpa mencucinya. Hasilnya, dari 49 sampel yang positif mengandung bakteri usus, sekitar 36,7% mengandung bakteri coliform, 36,7% bakteri enterocoocus dan 14,3% bakteri s.aureus.
"Dalam penelitian ini kami mencari tahu faktor lap dapur dalam kontaminasi silang di dapur dan juga faktor lain yang berpengaruh pada profil mikroba dan jumlahnya di lap dapur," ujar peneliti Susheela D.Biranjia-Hurdoyal Ph.D seperti dilansir dari Healthline.
Penelitian ini juga menemukan fakta lain bahwa tipe dan jumlah bakteri berbeda-beda. Hal ini tergantung pada besar kecilnya keluarga, kehadiran anak, status sosioekonomi, pola makan dan jenis lap yang digunakan. Seperti s.aureus yang biasanya terdapat di kulit, hidung dan tenggorokan banyak ditemukan di lap keluarga yang memiliki anak dan status ekonomi rendah.
Sedangkan bakteri e.coli biasanya terdapat di lap dapur pada mereka yang gemar konsumsi daging. Umumnya, e.coli ditemukan pada feses manusia. Sementara lap dapur yang biasa digunakan untuk mengeringkan peralatan dapur, mengeringkan tangan hingga mengelap permukaan dapur ditemukan lebih banyak bakteri. Lap dapur lembab dan basah juga menjadi tempat favorit kuman dibanding lap kering.
Bakteri seperti e.coli dan s.aureus bisa dihubungkan dengan keracunan makanan yang menyebabkan penderitanya muntah, mual, diare, sakit perut hingga demam. "Proses pengolahan makanan yang tidak higienis dan juga sanitasi bisa membuat bakteri-bakteri itu berakhir di dapur dan memicu penyakit," kata spesialis penyakit infeksi Dr.Bruce Ruben.
Untuk mencegah berkembang biaknya bakteri dan penyakit, Pakar mikrobiologi Charles Gerba Ph.D menyarankan untuk mencuci lap dapur lebih sering. Selain itu, penting juga melakukan disinfektan permukaan dapur secara berkala pada bagian rak dan pegangan kulkas khususnya setelah memasak daging, telur dan susu.
"Penyebab kontaminasi bakteri di dapur adalah tangan kita. Karena itu mencuci tangan dengan sabun harus sering dilakukan," papar Gerba.
(alv)