Ashley Graham Tampil Pede hingga Menjadi Model Sukses
A
A
A
ASHLEY Graham menjadi pionir model plus size yang banyak menginspirasi para perempuan untuk percaya diri dengan penampilan. Wajah model 30 tahun ini pun sudah menghiasi berbagai halaman majalah fashion ternama. Model asal Amerika Serikat ini lahir pada 30 Oktober 1987. Perempuan yang akrab disapa Ashley ini dilahirkan dan dibesarkan di Lincoln, Nebraska, Amerika Serikat.
Dia memiliki dua adik perempuan. Ashley bersekolah di Scott Middle School dari tahun 1999 hingga tahun 2002 serta bersekolah di Lincoln Southwest High School sejak 2002 hingga 2005. Dia ditemukan pada tahun 2000 oleh agensi I & I ketika tengah berbelanja di Oak View Mall di Omaha, Nebraska.
Tak butuh waktu lama, pada tahun 2001 Ashley Graham menandatangani kontrak dengan Wilhelmina Models, setelah menghadiri sebuah konvensi model. Ashley pun mulai berkarier sebagai model profesional pada 2001 silam. Dia adalah satu dari segelintir model plus size yang eksis di tengah dominasi model bertubuh langsing.
Selama karier awalnya, Ashley pernah muncul di majalah YM . Hingga pada bulan April 2007, Ashley diprofilkan oleh Sally Singer dari majalah Vogue untuk terbit pada editorial Glamour edisi 20 Oktober “These Bodies is Beautiful at Every Size”, bersama dengan model ukuran plus lainnya.
“Saya tampil bersama Kate Dillon Levin, Amy Lemons, Lizzie Miller, Crystal Renn, Jennie Runk, dan Anansa Sims,” ujar Ashley seperti dilansir V ogue.com . Meski perjalanan kariernya relatif lancar, banyak tantangan yang harus dihadapinya.
Salah satunya adalah penolakan dari para desainer brand fashion papan atas. Ashley mengungkapkan bahwa banyak perancang busana yang menolak gaun rancangannya dipakai untuk Ashley dalam pemotretan Vogue . “Menjelang pemotretan majalah, sejumlah desainer menolak meminjamkan busana untuk saya dalam pemotretan pertama saya untuk Vogue ,” ujar Ashley.
Editor in Chief Vogue Inggris Alexandra Shulman menyebutkan beberapa desainer dan brand highfashion mengaku tidak siap menyediakan koleksi busana kepada Vogue untuk dipakai Ashley. Menurutnya, penolakan tersebut cukup mengherankan, mengingat sekarang ini seruan untuk menghargai perbedaan dan merayakan keberagaman bentuk tubuh di industri fashion kian marak.
“Saya juga menyayangkan pihak yang menolak meminjamkan busana justru berasal dari label ternama,” ujar Shulman. Namun, untungnya ada satu brand fashion yang bersedia meminjamkan koleksinya untuk pemotretan Ashley. Brand tersebut adalah label asal Amerika Serikat, Coach.
Khusus untuk pemotretan Ashley, Coach bahkan bersedia menyediakan koleksi di luar sampel. Sukses jadi model plus size pertama yang tampil di Vogue , Ashley kemudian menjadi model sampul berbagai majalah bergengsi seperti Harper’s Bazaar, Glamour, serta Elle.
Tak lama kemudian dia menandatangani kesepakatan dengan Ford Model. Pada tahun 2016 nama Ashley Graham semakin melejit di dunia modeling. Dia adalah model berukuran 14 pertama yang muncul dalam sampul majalah populer Sports Illustrated dalam seri baju renang.
Hal ini merupakan sebuah capaian tertinggi atas keputusan Ashley untuk tetap mempertahankan bentuk tubuh aslinya yang besar. Karena sejak terbitan pertamanya pada tahun 1954, Sports Illustrated belum pernah memajang model plus size pada cover majalah.
Dari momen ini Ashley pun sukses menginspirasi para perempuan bertubuh besar lainnya untuk lebih percaya diri, bahkan menjadi pionir kemunculan para model perempuan plus size . “Saya suka apa yang saya lakukan dan saya suka ke mana arahnya. Saya melihat bagaimana dunia berubah di depan mata saya,” ujar Ashley.
Ashley pun melihat adanya banyak perubahan dalam industri fashion akhir-akhir ini. Menurutnya, mulai banyak creative director dan brand fashion yang menciptakan koleksi busana untuk perempuan bertubuh gemuk.
Dia menambahkan, kini semakin banyak menemukan model plus size yang sering tampil di majalah dan peragaan busana ternama “Saya pikir untuk sekian lama fashion tidak setuju dengan perempuan bertubuh sintal, tetapi sekarang mereka setuju. Saya pikir dalam dua tahun terakhir Anda bisa melihatnya lebih berkembang,” ujar Ashley
Dia memiliki dua adik perempuan. Ashley bersekolah di Scott Middle School dari tahun 1999 hingga tahun 2002 serta bersekolah di Lincoln Southwest High School sejak 2002 hingga 2005. Dia ditemukan pada tahun 2000 oleh agensi I & I ketika tengah berbelanja di Oak View Mall di Omaha, Nebraska.
Tak butuh waktu lama, pada tahun 2001 Ashley Graham menandatangani kontrak dengan Wilhelmina Models, setelah menghadiri sebuah konvensi model. Ashley pun mulai berkarier sebagai model profesional pada 2001 silam. Dia adalah satu dari segelintir model plus size yang eksis di tengah dominasi model bertubuh langsing.
Selama karier awalnya, Ashley pernah muncul di majalah YM . Hingga pada bulan April 2007, Ashley diprofilkan oleh Sally Singer dari majalah Vogue untuk terbit pada editorial Glamour edisi 20 Oktober “These Bodies is Beautiful at Every Size”, bersama dengan model ukuran plus lainnya.
“Saya tampil bersama Kate Dillon Levin, Amy Lemons, Lizzie Miller, Crystal Renn, Jennie Runk, dan Anansa Sims,” ujar Ashley seperti dilansir V ogue.com . Meski perjalanan kariernya relatif lancar, banyak tantangan yang harus dihadapinya.
Salah satunya adalah penolakan dari para desainer brand fashion papan atas. Ashley mengungkapkan bahwa banyak perancang busana yang menolak gaun rancangannya dipakai untuk Ashley dalam pemotretan Vogue . “Menjelang pemotretan majalah, sejumlah desainer menolak meminjamkan busana untuk saya dalam pemotretan pertama saya untuk Vogue ,” ujar Ashley.
Editor in Chief Vogue Inggris Alexandra Shulman menyebutkan beberapa desainer dan brand highfashion mengaku tidak siap menyediakan koleksi busana kepada Vogue untuk dipakai Ashley. Menurutnya, penolakan tersebut cukup mengherankan, mengingat sekarang ini seruan untuk menghargai perbedaan dan merayakan keberagaman bentuk tubuh di industri fashion kian marak.
“Saya juga menyayangkan pihak yang menolak meminjamkan busana justru berasal dari label ternama,” ujar Shulman. Namun, untungnya ada satu brand fashion yang bersedia meminjamkan koleksinya untuk pemotretan Ashley. Brand tersebut adalah label asal Amerika Serikat, Coach.
Khusus untuk pemotretan Ashley, Coach bahkan bersedia menyediakan koleksi di luar sampel. Sukses jadi model plus size pertama yang tampil di Vogue , Ashley kemudian menjadi model sampul berbagai majalah bergengsi seperti Harper’s Bazaar, Glamour, serta Elle.
Tak lama kemudian dia menandatangani kesepakatan dengan Ford Model. Pada tahun 2016 nama Ashley Graham semakin melejit di dunia modeling. Dia adalah model berukuran 14 pertama yang muncul dalam sampul majalah populer Sports Illustrated dalam seri baju renang.
Hal ini merupakan sebuah capaian tertinggi atas keputusan Ashley untuk tetap mempertahankan bentuk tubuh aslinya yang besar. Karena sejak terbitan pertamanya pada tahun 1954, Sports Illustrated belum pernah memajang model plus size pada cover majalah.
Dari momen ini Ashley pun sukses menginspirasi para perempuan bertubuh besar lainnya untuk lebih percaya diri, bahkan menjadi pionir kemunculan para model perempuan plus size . “Saya suka apa yang saya lakukan dan saya suka ke mana arahnya. Saya melihat bagaimana dunia berubah di depan mata saya,” ujar Ashley.
Ashley pun melihat adanya banyak perubahan dalam industri fashion akhir-akhir ini. Menurutnya, mulai banyak creative director dan brand fashion yang menciptakan koleksi busana untuk perempuan bertubuh gemuk.
Dia menambahkan, kini semakin banyak menemukan model plus size yang sering tampil di majalah dan peragaan busana ternama “Saya pikir untuk sekian lama fashion tidak setuju dengan perempuan bertubuh sintal, tetapi sekarang mereka setuju. Saya pikir dalam dua tahun terakhir Anda bisa melihatnya lebih berkembang,” ujar Ashley
(don)