Terapi Non-operasi Bantu Penderita Skoliosis

Kamis, 19 Juli 2018 - 16:11 WIB
Terapi Non-operasi Bantu...
Terapi Non-operasi Bantu Penderita Skoliosis
A A A
JAKARTA - Skoliosis merupakan kelainan pada rangka tubuh berupa kelengkungan tulang belakang yang dapat terjadi pada anak berusia 10-19 tahun dan orang dewasa. Deteksi dini penting untuk dilakukan agar perawatan yang tepat dapat segera di berikan bagi pasien.

Terapi non-operasi menjadi salah satu pilihan dan harapan baru karena terbukti bermanfaat untuk menurunkan atau mengkoreksi derajat kurva sehingga kualitas hidup meningkat. Salah satunya menggunakan penunjang yang tepat yaitu bracing.

"Umumnya terapi nonoperasi yang dilakukan penggunaan brace, exercise dan latihan fisik dengan alat fisioterapi untuk mengurangi rasa nyeri. Brace sangat berperan mengoreksi kurva, terutama bagi pasien yang memiliki kurva lebih dari 30 derajat dan ditambah melakukan exercise sesuai dengan bentuk kurva, bukan exercise konvensional," kata Dr. dr. Ninis Sri Prasetyowati, SpKFR selaku konsultan ahli dari Klinik Scoliosis Care.

Tahapan diagnosa bracing dimulai dengan melakukan bracescan yaitu memindai tubuh secara akurat menggunakan teknologi 3 dimensi di mana pasien akan diposisikan seperti mirror image. Kemudian brace akan dicetak menggunakan laser scanner sesuai hasil diagnosa.

"Setiap brace dirancang khusus untuk individu menggunakan computer aided design dan kemudian dibuat dengan computer aided manufacture (CAM). Exercise yang tepat wajib di lakukan pasien sebagai penunjang terapi dengan mengikuti pola bentuk kurva tulang pasien," kata Ahli fisiologi dan anatomi dari Klinik Scoliosis Care, Labana Simanihuruk, B.Sc.

Sementara, perbaikan kurva masing-masing pasien berbeda-beda. Hal ini bergantung pada penggunaan brace setiap pasien. Contohnya kurva di atas 20 derajat dengan usia pasien di bawah 12-14 tahun, brace digunakan pada malam sekitar 8-12 jam. Namun pasien dewasa, membutuhkan waktu penggunaan yang lebih lama.

"Jika derajat kurva semakin mengecil, brace bisa ditanggalkan. Namun penting untuk menjaga tingkat kestabilan. Penguatan otot penting. Kurvanya memang sudah diperbaiki, tapi ototnya belum kuat. Dari pertama proses yang dikuatkan itu otot, supaya terbentuk otot baru, harus diperbanyak aktivitas dan menjaga postur tubuh yang ergonomis," terang Labana.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1653 seconds (0.1#10.140)