Review Film Teen Titans Go! to the Movies
A
A
A
JAKARTA - Apa yang diharapkan dari sebuah film animasi superhero? Tontonan anak-anak? Bisa jadi. Tapi, Teen Titans Go! to the Movies memberi arti tersendiri bagi film animasi untuk segala usia ini.
Film animasi produksi DC/Warner Animation ini tak seperti film-film superhero keluaran studio ini. Film ini lebih berani untuk mengungkapkan satir dan juga ejekan langsung ke rival mereka, Marvel. Bahkan, Stan Lee, otak komik Marvel, ikut menjadi cameo di film ini. Ya, Stan Lee yang asli, bukan orang lain yang menjadi Stan Lee. Anda bisa melihatnya di kredit film ini.
Dari awal, sebenarnya saya tidak punya ekspektasi apa pun soal film ini, selain film animasi untuk anak-anak. Apalagi, kartun Teen Titans ini juga muncul di saluran kartun untuk anak-anak, yaitu Cartoon Network. Jadi apa yang harus diharapkan?
Tapi, setelah film ini berjalan, ternyata berbeda. Film ini memberikan nuansa lain. Meski memiliki cerita khas yang sangat bisa dinikmati anak-anak, tapi celetukan mengejek, satir dan adegan konyol film ini justru bisa dinikmati orang dewasa. Film ini akan membuat Anda tertawa terpingkal-pingkal.
Animasi yang disutradarai Aaron Horvath dan Peter Rida Michail ini dengan berani melontarkan ejekan ke film-film superhero buatan DC yang gagal dan juga konyol. Misalnya, film Green Lantern dan juga percakapan paling konyol dalam sejarah film superhero masa kini di Batman v Superman yang dirilis pada 2016 silam. Anda pasti tahu apa yang saya maksud di sini.
Yang menarik adalah rujukan pada Deadpool. Yak, tokoh antagonis di film ini adalah Deathstroke yang punya penampilan seperti Deadpool. Sedikit catatan, Deadpool sebenarnya dibuat sebagai parodi Deathstroke. Tak hanya pada warna kostum, nama asli Deadpool, Wade Wilson, adalah nama plesetan dari nama asli Deathstroke, Slade Wilson. Dan, di film ini, Deathstroke dipanggil dengan nama aslinya, Slade, dengan pengucapan yang begitu dramatis.
Dan, para tokoh utama di animasi Teen Titans ini, yaitu Robin, Raven, Beast Boy, Cyborg, and Starfire, ini pada awalnya menyebut Slade dengan sebutan Deadpool. Tak hanya sekali, mereka menyebut Deadpool beberapa kali di film ini.
Teen Titans Go! to the Movies mengisahkan tentang sekelompok superhero muda yang tidak dianggap. Bahkan, Robin harus gigit jari saat tidak satu pun studio di Hollywood mau membuat film tentang dirinya. Hingga grup ini pun sadar bahwa untuk bisa mendapatkan film tentang mereka dan dianggap sebagai superhero hebat, mereka harus punya musuh bebuyutan. Dan, mereka mendapatkannya di pada diri Slade. Dalam perjalanannya, grup ini pecah karena ambisi Robin yang ingin membintangi film superhero-nya sendiri dan tak mau lagi dianggap sebagai pendamping Batman.
Teen Titans Go! to the Movies memang film yang ditujukan untuk anak-anak, dengan plot cerita dan lagu-lagu yang mengiringi perjalanan film ini. Tapi, secara smart, film ini mampu menarik mereka yang sudah tidak anak-anak lagi untuk menontonnya dengan jab dan joke yang dikemas dengan sangat pintar oleh pembuatnya.
Teen Titans Go! to the Movies sudah bisa disaksikan di bioskop kesayangan Anda! Selamat menyaksikan.
Film animasi produksi DC/Warner Animation ini tak seperti film-film superhero keluaran studio ini. Film ini lebih berani untuk mengungkapkan satir dan juga ejekan langsung ke rival mereka, Marvel. Bahkan, Stan Lee, otak komik Marvel, ikut menjadi cameo di film ini. Ya, Stan Lee yang asli, bukan orang lain yang menjadi Stan Lee. Anda bisa melihatnya di kredit film ini.
Dari awal, sebenarnya saya tidak punya ekspektasi apa pun soal film ini, selain film animasi untuk anak-anak. Apalagi, kartun Teen Titans ini juga muncul di saluran kartun untuk anak-anak, yaitu Cartoon Network. Jadi apa yang harus diharapkan?
Tapi, setelah film ini berjalan, ternyata berbeda. Film ini memberikan nuansa lain. Meski memiliki cerita khas yang sangat bisa dinikmati anak-anak, tapi celetukan mengejek, satir dan adegan konyol film ini justru bisa dinikmati orang dewasa. Film ini akan membuat Anda tertawa terpingkal-pingkal.
Animasi yang disutradarai Aaron Horvath dan Peter Rida Michail ini dengan berani melontarkan ejekan ke film-film superhero buatan DC yang gagal dan juga konyol. Misalnya, film Green Lantern dan juga percakapan paling konyol dalam sejarah film superhero masa kini di Batman v Superman yang dirilis pada 2016 silam. Anda pasti tahu apa yang saya maksud di sini.
Yang menarik adalah rujukan pada Deadpool. Yak, tokoh antagonis di film ini adalah Deathstroke yang punya penampilan seperti Deadpool. Sedikit catatan, Deadpool sebenarnya dibuat sebagai parodi Deathstroke. Tak hanya pada warna kostum, nama asli Deadpool, Wade Wilson, adalah nama plesetan dari nama asli Deathstroke, Slade Wilson. Dan, di film ini, Deathstroke dipanggil dengan nama aslinya, Slade, dengan pengucapan yang begitu dramatis.
Dan, para tokoh utama di animasi Teen Titans ini, yaitu Robin, Raven, Beast Boy, Cyborg, and Starfire, ini pada awalnya menyebut Slade dengan sebutan Deadpool. Tak hanya sekali, mereka menyebut Deadpool beberapa kali di film ini.
Teen Titans Go! to the Movies mengisahkan tentang sekelompok superhero muda yang tidak dianggap. Bahkan, Robin harus gigit jari saat tidak satu pun studio di Hollywood mau membuat film tentang dirinya. Hingga grup ini pun sadar bahwa untuk bisa mendapatkan film tentang mereka dan dianggap sebagai superhero hebat, mereka harus punya musuh bebuyutan. Dan, mereka mendapatkannya di pada diri Slade. Dalam perjalanannya, grup ini pecah karena ambisi Robin yang ingin membintangi film superhero-nya sendiri dan tak mau lagi dianggap sebagai pendamping Batman.
Teen Titans Go! to the Movies memang film yang ditujukan untuk anak-anak, dengan plot cerita dan lagu-lagu yang mengiringi perjalanan film ini. Tapi, secara smart, film ini mampu menarik mereka yang sudah tidak anak-anak lagi untuk menontonnya dengan jab dan joke yang dikemas dengan sangat pintar oleh pembuatnya.
Teen Titans Go! to the Movies sudah bisa disaksikan di bioskop kesayangan Anda! Selamat menyaksikan.
(alv)