Jamaah Haji Diminta Waspadai Penyakit Jantung

Selasa, 14 Agustus 2018 - 10:03 WIB
Jamaah Haji Diminta...
Jamaah Haji Diminta Waspadai Penyakit Jantung
A A A
JAKARTA - Penyakit jantung merupakan penyebab terbanyak kematian jamaah haji Indonesia. Sampai hari ke-25 pelaksanaan kesehatan haji, dari 49 kematian, 61,22% di antaranya disebabkan penyakit jantung.

Tidak hanya saat ini, pada periode sebelumnya, kasus kematian akibat penyakit jantung selalu tinggi. Pada 2017, dari total jamaah meninggal, 47% di antaranya disebabkan karena penyakit jantung. Sementara pada 2016, sebanyak 52% jamaah meninggal karena penyakit yang sama.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusuf Singka menegaskan dalam 10 tahun terakhir penyakit jantung merupakan penyebab kematian tertinggi pada jamaah haji.

''Sejak satu dekade terakhir ini, penyebab kematian terbanyak pada jamaah haji adalah penyakit jantung,'' kata Eka.

Untuk itu, perlu pendekatan tersendiri pada jamaah dengan penyakit jantung. ''Pendekatan yang lebih ketat dan komprehensif dengan melibatkan para ketua regu agar mengingatkan dan memastikan jamaah haji tidak melaksanakan kegiatan-kegiatan yang cukup berat, disiplin istrahat dan minum obat setiap hari,'' jelasnya.

Melihat tingginya kasus ini, setiap tahun Kementerian Kesehatan (Kemenkes) selalu mengirimkan dokter spesialis jantung ke Tanah Suci. Tahun ini ada 5 spesialis jantung yang ada di Makkah dan siap selama 24 jam.

Dr. Zakky Kurniawan salah satu spesialis penyakit jantung di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah mengatakan pentingnya penyaringan awal saat mulai di Tanah Air. Jika calon jamaah dengan risiko tinggi, harus sudah disiapkan jauh-jauh hari, termasuk pendampingnya.

''Pendampingnya harus bersedia tidak menjalankan ibadah-ibadah sunnah karena harus mendampingi jemaah yang sakit, karena mereka harus benar-benar dipantau minum obatnya, makannya, dan istirahatnya,'' kata Dr. Zakky.

Jamaah dengan risiko tinggi penyakit jantung bisa semakin buruk keadaanya karena banyak faktor. Misalnya, kata Dr. Zakky, soal iklim di mana jamaah yang sudah tua akan lebih sulit beradaptasi dengan iklim di Arab Saudi. Berbeda dengan jemaah usia muda yang lebih cepat menyesuaikan diri.

Contoh lain, soal turunnya daya tahan tubuh karena malas makan. “Jamaah lanjut usia biasanya malas makan bila menunya tidak cocok. Kalau malas makan, imunitasnya akan turun dan jamaah akan mudah sakit,” ungkapnya.

Sementara, fasilitas kesehatan di KKHI Makkah cukup lengkap. Namun, jika ada kasus lebih lanjut, jamaah langsung dirujuk ke RS Arab Saudi. ''Penanganan penyakit jantung harus berpacu dengan waktu. Tim medis di kloter bisa hubungi kami 24 jam. Bila perlu segera dirujuk, maka segera dilakukan,'' tutup Dr. Zakky.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6808 seconds (0.1#10.140)