Festival Suling Tambur Perkenalkan Budaya Leluhur Raja Ampat
A
A
A
WAIGEO - Pemerintah Daerah Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, akan menggelar Festival Suling Tambur yang menampilkan pertunjukan budaya leluhur Raja Ampat. Festival Suling Tambur ini akan di gelar di kampung Kabare, distrik Waigeo Utara, Kabupaten Raja Ampat pada 18—20 September 2018.
Ketua Panitia Festival Suling Tambur Orideko Burdam menjelaskan, kegiatan festival ini sendiri digelar dengan tujuan mengangkat adat dan budaya Raja Ampat yang sangat unik dan terkenal selain keindahan alam Bahari Raja Ampat.
“Pemda Raja Ampat berbesar hati untuk menggelar festival ini dengan tujuan mengangkat budaya Raja Ampat. Karena, semua tahu bahwa setiap ada event besar Suling Tambur selalu terdepan juga menjadi tontonan, sehingga tidak ada salahnya kali ini menjadi event utama festival,” ujar Orideko di Waisai, Minggu (9/9/2018).
Menurut Orideko, festival Suling Tambur yang akan diadakan di Kabare bersifat terbuka untuk umum. Peserta tidak hanya yang ada di Waigeo Utara tetapi dari seluruh di kabupaten Raja Ampat. Bahkan, group yang dari luar Raja Ampat dapat juga bergabung dalam meramaikan event besar festival Suling Tambur ini dengan turut serta dalam berbagai pertunjukan.
“Selama ini event besar seperti festival selalu diadakan di Kota Waisai, dan tidak pernah dilakukan di kampung. Olehnya untuk pertama kali akan dilakukan diluar Kota Waisai. Kalau sukses, ke depan kita akan lakukan di distrik lain. Terpenting infrastruktur pendukung siap, wilayah kampung bersih, dan masyarakat juga mau menyambut dengan antusias,” papar Orideko yang juga menjabat sebagai Kepala BPKAD Kabupaten Raja Ampat tersebut.
Suling Tambur dikenal sebagai musik tradisional masyarakat adat Raja Ampat. Musik tradisional ini digunakan saat dilakukan acara-acara besar serta penjemputan tamu yang datang ke Raja Ampat.
Ketua Panitia Festival Suling Tambur Orideko Burdam menjelaskan, kegiatan festival ini sendiri digelar dengan tujuan mengangkat adat dan budaya Raja Ampat yang sangat unik dan terkenal selain keindahan alam Bahari Raja Ampat.
“Pemda Raja Ampat berbesar hati untuk menggelar festival ini dengan tujuan mengangkat budaya Raja Ampat. Karena, semua tahu bahwa setiap ada event besar Suling Tambur selalu terdepan juga menjadi tontonan, sehingga tidak ada salahnya kali ini menjadi event utama festival,” ujar Orideko di Waisai, Minggu (9/9/2018).
Menurut Orideko, festival Suling Tambur yang akan diadakan di Kabare bersifat terbuka untuk umum. Peserta tidak hanya yang ada di Waigeo Utara tetapi dari seluruh di kabupaten Raja Ampat. Bahkan, group yang dari luar Raja Ampat dapat juga bergabung dalam meramaikan event besar festival Suling Tambur ini dengan turut serta dalam berbagai pertunjukan.
“Selama ini event besar seperti festival selalu diadakan di Kota Waisai, dan tidak pernah dilakukan di kampung. Olehnya untuk pertama kali akan dilakukan diluar Kota Waisai. Kalau sukses, ke depan kita akan lakukan di distrik lain. Terpenting infrastruktur pendukung siap, wilayah kampung bersih, dan masyarakat juga mau menyambut dengan antusias,” papar Orideko yang juga menjabat sebagai Kepala BPKAD Kabupaten Raja Ampat tersebut.
Suling Tambur dikenal sebagai musik tradisional masyarakat adat Raja Ampat. Musik tradisional ini digunakan saat dilakukan acara-acara besar serta penjemputan tamu yang datang ke Raja Ampat.
(alv)