Sukses Hidupkan Sosok Eleanor di Crazy Rich Asian
A
A
A
Ditangan Michelle Yeoh, sosok Eleanor dalam film Crazy Rich Asian amat mencuri perhatian. Istri salah satu pengembang terbesar di Singapura ini digambarkan sebagai wanita kaya yang berpengaruh, dan amat protektif terhadap putra semata wayangnya, Nick (Henry Golding), yang menjalin kasih dengan seorang China-Amerika, Rachel Chu (Constance Wu).
Eleanor tidak pernah meninggikan suaranya, tapi nyali bisa mengerut hanya dengan melihat tatapan matanya. Singkat kata, dia adalah calon mertua mimpi buruk bagi semua wanita. Tetapi, sosok Eleanor lebih dari sekadar calon mertua killer. Dia adalah cerminan kebanyakan ibu Asia.
Lihat saja bagaimana dia menawarkan putranya makan setiba di rumah. Juga bagaimana dia tetap menghormati sang mertua serta bagaimana dia menjaga tradisi membuat dimsum dengan kerabat di meja makan.
Tentu gestur Eleanor didapat Michelle dari jam terbang yang tinggi. Nah, ada yang menarik dari cerita di balik layar film ini. Ketika mencari cincin yang tepat untuk Nick melamar Rachel, tim kreatif membuat cincin dengan bujet terbatas.
Sebelum Nick melamar, cincin itu harus dipakai ibunya yang kemudian diturunkan kepada Nick untuk kekasihnya. Masalahnya, cincin itu sama sekali tidak merepresentasikan figur Eleanor.
“Kami punya cincin yang sudah didesain, tapi begitu cincin itu diperlihatkan kepada Michelle, dia seolah berkata, ‘Tidak mungkin aku pakai cincin itu’,” ujar sutradara Jon M Chu kepada brides.com. Jon merasa malu, dia lalu berkata jujur bahwa pihaknya tidak punya bujet untuk membeli cincin yang layak.
Michelle lalu membongkar kotak perhiasannya dan memberikan sebuah cincin emerald. “Oh, itulah cincin yang tepat,” kata Jon. Michelle mengatakan, perkara cincin ini sangat krusial. Eleanor tahu bahwa apa yang dipakainya harus tanpa cela. Dari sosok Eleanor, publik bisa lebih tahu tentang kebudayaan Asia.
Mereka selalu menempatkan keluarga di atas segalanya. “Itu makanya ketika Nick bilang kepada ibunya, ‘Aku membawa seorang gadis China, kamu (ibu) pasti senang,í tapi Eleanor berpikir dia adalah wanita China yang lahir di Amerika dan pastilah tidak mengenal norma-norma yang dipegang di Asia,” tutur Michelle.
Bukan masalah Rachel yang kurang pintar atau tidak kaya, tukas Michelle, Eleanor lebih berpikir apakah Rachel akan mendahulukan Nick di atas kepentingan pribadinya. Crazy Rich Asians berhasil merebut titel raja Box Office Amerika dari The Meg.
Drama komedi romantis ini membuka weekend pertama perilisan mereka dengan penghasilan kotor sekira USD25,2 juta atau sekitar Rp367,4 miliar. Sementara pads lima hari awal, Crazy Rich Asians mengumpulkan total USD34 juta. Tentu saja pendapatan ini cukup besar bagi sebuah film komedi romantis.
Nominal ini sudah menembus biaya pembuatan film yang menghabiskan sekitar Rp300 miliar. Di Amerika, bioskop-bioskop yang menayangkan film ini dikuasai pemirsa Asia.
Mereka melaporkan bahwa dalam satu minggu terakhir, para penonton film ini 40% merupakan orang Asia. Crazy Rich Asians juga disebut sebagai film pertama dari Studio Warner Bros Pictures yang menggaet sebagian besar aktor Asia.
Eleanor tidak pernah meninggikan suaranya, tapi nyali bisa mengerut hanya dengan melihat tatapan matanya. Singkat kata, dia adalah calon mertua mimpi buruk bagi semua wanita. Tetapi, sosok Eleanor lebih dari sekadar calon mertua killer. Dia adalah cerminan kebanyakan ibu Asia.
Lihat saja bagaimana dia menawarkan putranya makan setiba di rumah. Juga bagaimana dia tetap menghormati sang mertua serta bagaimana dia menjaga tradisi membuat dimsum dengan kerabat di meja makan.
Tentu gestur Eleanor didapat Michelle dari jam terbang yang tinggi. Nah, ada yang menarik dari cerita di balik layar film ini. Ketika mencari cincin yang tepat untuk Nick melamar Rachel, tim kreatif membuat cincin dengan bujet terbatas.
Sebelum Nick melamar, cincin itu harus dipakai ibunya yang kemudian diturunkan kepada Nick untuk kekasihnya. Masalahnya, cincin itu sama sekali tidak merepresentasikan figur Eleanor.
“Kami punya cincin yang sudah didesain, tapi begitu cincin itu diperlihatkan kepada Michelle, dia seolah berkata, ‘Tidak mungkin aku pakai cincin itu’,” ujar sutradara Jon M Chu kepada brides.com. Jon merasa malu, dia lalu berkata jujur bahwa pihaknya tidak punya bujet untuk membeli cincin yang layak.
Michelle lalu membongkar kotak perhiasannya dan memberikan sebuah cincin emerald. “Oh, itulah cincin yang tepat,” kata Jon. Michelle mengatakan, perkara cincin ini sangat krusial. Eleanor tahu bahwa apa yang dipakainya harus tanpa cela. Dari sosok Eleanor, publik bisa lebih tahu tentang kebudayaan Asia.
Mereka selalu menempatkan keluarga di atas segalanya. “Itu makanya ketika Nick bilang kepada ibunya, ‘Aku membawa seorang gadis China, kamu (ibu) pasti senang,í tapi Eleanor berpikir dia adalah wanita China yang lahir di Amerika dan pastilah tidak mengenal norma-norma yang dipegang di Asia,” tutur Michelle.
Bukan masalah Rachel yang kurang pintar atau tidak kaya, tukas Michelle, Eleanor lebih berpikir apakah Rachel akan mendahulukan Nick di atas kepentingan pribadinya. Crazy Rich Asians berhasil merebut titel raja Box Office Amerika dari The Meg.
Drama komedi romantis ini membuka weekend pertama perilisan mereka dengan penghasilan kotor sekira USD25,2 juta atau sekitar Rp367,4 miliar. Sementara pads lima hari awal, Crazy Rich Asians mengumpulkan total USD34 juta. Tentu saja pendapatan ini cukup besar bagi sebuah film komedi romantis.
Nominal ini sudah menembus biaya pembuatan film yang menghabiskan sekitar Rp300 miliar. Di Amerika, bioskop-bioskop yang menayangkan film ini dikuasai pemirsa Asia.
Mereka melaporkan bahwa dalam satu minggu terakhir, para penonton film ini 40% merupakan orang Asia. Crazy Rich Asians juga disebut sebagai film pertama dari Studio Warner Bros Pictures yang menggaet sebagian besar aktor Asia.
(don)