Review Film Johnny English Strikes Back
A
A
A
JAKARTA - Komedi slapstick masih memiliki tempat di hati penggemar film. Meski terkesan cheesy, tapi komedi yang satu ini senantiasa menjadi hiburan bagi banyak orang.
Komedi slapstick inilah yang ditampilkan di seri ketiga Johnny English, Johnny English Strikes Back. Dibintangi Rowan Atkinson sebagai Johnny English, film ini banyak mengandung unsur komedi slapstick dan juga satire.
Johnny English Strikes Back mengisahkan tentang serangan cyber yang diderita pemerintah Inggris. Akibatnya, seluruh identitas agen intelijen Inggris pun terungkap. Untuk menyelidiki kasus itu, pemerintah Inggris akhirnya memanggil para agennya yang sudah pensiun. Salah satunya adalah Johnny English yang menikmati masa pensiunnya sebagai guru geografi di sebuah sekolah dasar.
Bersama Angus Bough (Ben Miller), Johnny pun menjalankan misinya untuk mengetahui siapa dalang di balik serangan cyber tersebut. Di tengah perjalanan, mereka bertemu agen Rusia bernama Ophelia (Olga Kurylenko). Sementara, pemerintah Inggris menggaet miliarder Silicon Valley, Jason Volta (Jack Lacy), untuk menangani masalah tersebut.
Selama menjalankan tugasnya, Johnny terlibat sejumlah aksi konyol. Dari secara tak sengaja membakar sebuah restoran karena menggoreng udang sampai menari tak kenal lelah akibat minum pil. Akibat aksi konyolnya, dia bisa lolos dari maut.
Sementara, Johnny menolak menggunakan berbagai peralatan modern. Dia lebih memilih menggunakan mobil Aston Martin tua ketimbang mobil-mobil canggih. Dia juga tak mau menggunakan smartphone karena baginya, itu adalah sumber dari peretasan yang sedang terjadi di Inggris.
Namun, pada akhirnya Johnny merasakan teknologi modern dengan menggunakan VR. Dan, bukan Johnny kalau percobaan ini berjalan lancar. Dia malah mengacaukan London dengan aksinya dengan VR tersebut.
Sejatinya, film Johnny English dibuat sebagai parodi James Bond. Sama seperti Austin Power, hanya Johnny English dibuat lebih konyol ketimbang Austin. Jika Bond melawan musuh dengan berbagai peralatan canggih, maka Johnny melawan musuh dengan kekonyolan meski juga dibantu peralatan yang kadang terkesan seadanya.
Selama 89 menit film ini, ingatan Anda akan tertancap pada Mr Bean, tokoh yang melambungkan nama Rowan Atkinson. Johnny dan Mr Bean nyaris punya kesamaan. Mereka sama-sama konyol dan sering kali sial atau membuat orang lain sial dengan tingkah mereka. Hanya, Johnny bisa bicara sementara Mr Bean lebih banyak diam. Referensi Mr Bean di film ini pun sangat kental. Mimik wajah dan ekspresi Rowan di film ini benar-benar tidak bisa lepas dari ekspresi dan tingkah lakunya di Mr Bean.
Johnny English Strikes Again dibuat untuk menghibur. Film ini akan membuat penontonnya tertawa, bahkan terpingkal-pingkal saat menyaksikan kekonyolan tokohnya.
Johnny English Strikes Again akan mulai tayang di bioskop pada 26 September mendatang. Selamat menyaksikan.
Komedi slapstick inilah yang ditampilkan di seri ketiga Johnny English, Johnny English Strikes Back. Dibintangi Rowan Atkinson sebagai Johnny English, film ini banyak mengandung unsur komedi slapstick dan juga satire.
Johnny English Strikes Back mengisahkan tentang serangan cyber yang diderita pemerintah Inggris. Akibatnya, seluruh identitas agen intelijen Inggris pun terungkap. Untuk menyelidiki kasus itu, pemerintah Inggris akhirnya memanggil para agennya yang sudah pensiun. Salah satunya adalah Johnny English yang menikmati masa pensiunnya sebagai guru geografi di sebuah sekolah dasar.
Bersama Angus Bough (Ben Miller), Johnny pun menjalankan misinya untuk mengetahui siapa dalang di balik serangan cyber tersebut. Di tengah perjalanan, mereka bertemu agen Rusia bernama Ophelia (Olga Kurylenko). Sementara, pemerintah Inggris menggaet miliarder Silicon Valley, Jason Volta (Jack Lacy), untuk menangani masalah tersebut.
Selama menjalankan tugasnya, Johnny terlibat sejumlah aksi konyol. Dari secara tak sengaja membakar sebuah restoran karena menggoreng udang sampai menari tak kenal lelah akibat minum pil. Akibat aksi konyolnya, dia bisa lolos dari maut.
Sementara, Johnny menolak menggunakan berbagai peralatan modern. Dia lebih memilih menggunakan mobil Aston Martin tua ketimbang mobil-mobil canggih. Dia juga tak mau menggunakan smartphone karena baginya, itu adalah sumber dari peretasan yang sedang terjadi di Inggris.
Namun, pada akhirnya Johnny merasakan teknologi modern dengan menggunakan VR. Dan, bukan Johnny kalau percobaan ini berjalan lancar. Dia malah mengacaukan London dengan aksinya dengan VR tersebut.
Sejatinya, film Johnny English dibuat sebagai parodi James Bond. Sama seperti Austin Power, hanya Johnny English dibuat lebih konyol ketimbang Austin. Jika Bond melawan musuh dengan berbagai peralatan canggih, maka Johnny melawan musuh dengan kekonyolan meski juga dibantu peralatan yang kadang terkesan seadanya.
Selama 89 menit film ini, ingatan Anda akan tertancap pada Mr Bean, tokoh yang melambungkan nama Rowan Atkinson. Johnny dan Mr Bean nyaris punya kesamaan. Mereka sama-sama konyol dan sering kali sial atau membuat orang lain sial dengan tingkah mereka. Hanya, Johnny bisa bicara sementara Mr Bean lebih banyak diam. Referensi Mr Bean di film ini pun sangat kental. Mimik wajah dan ekspresi Rowan di film ini benar-benar tidak bisa lepas dari ekspresi dan tingkah lakunya di Mr Bean.
Johnny English Strikes Again dibuat untuk menghibur. Film ini akan membuat penontonnya tertawa, bahkan terpingkal-pingkal saat menyaksikan kekonyolan tokohnya.
Johnny English Strikes Again akan mulai tayang di bioskop pada 26 September mendatang. Selamat menyaksikan.
(alv)