Review Film First Man

Rabu, 10 Oktober 2018 - 10:09 WIB
Review Film First Man
Review Film First Man
A A A
JAKARTA - Pendaratan di Bulan oleh dua astronot Amerika Serikat, yaitu Neil Armstrong dan Buzz Aldrin masih tercatat sebagai satu-satunya misi berawak ke Bulan yang pernah dilakukan manusia. Misi ke bulan lainnya banyak dilakukan dengan pesawat tanpa awak.

Sampai saat ini, kisah pendaratan di Bulan itu menjadi salah satu cerita yang banyak digali. Salah satunya adalah bagaimana Neil dan Buzz bisa sampai ke bulan dan apa saja kendala dan hambatan yang mereka hadapi, terutama bagi Neil yang memimpin misi tersebut.

Kisah tentang bagaimana Neil terpilih sebagai astronot yang kemudian ditunjuk memimpin misi Apollo 11 ke Bulan oleh NASA itulah yang diceritakan di film First Man. Sutradara Damien Chazelle membuat film ini berdasarkan buku First Man: The Life of Neil A. Armstrong karya James R. Hansen.

Ryan Gosling dipercaya untuk memerankan sosok Neil, seorang pilot NACA yang harus menghadapi kesedihan mendalam ketika putrinya, Karen, meninggal akibat tumor otak. Rasa kehilangan itu membuat Neil terdorong untuk mewujudkan ambisinya menjadi seorang astronot. Ambisi itu kian besar ketika dia menemukan kekecewaan di tempatnya bekerja. Dia kemudian mendaftar sebagai astronot ketika NASA membuka lowongan untuk proyek Gemini 8.

Bersama sejumlah pilot lain, dia pun diterima di proyek Gemini 8. Setelah menjalani serangkaian uji coba, Neil akhirnya melakoni penerbangan antariksa pertamanya sebagai komandan Gemini 8 pada 1966. Dia menjadi astronot sipil pertama NASA yang terbang ke antariksa.

Kesuksesan ini bukan tanpa hambatan. Misi untuk terbang dan menyatukan dua roket di antariksa itu mengalami masalah ketika kapsul yang dikendalikan Neil dan David Scott tiba-tiba berputar tak terkendali.

Setibanya kembali ke Bumi, Neil dan David harus menghadapi banyak pertemuan untuk menjelaskan masalah tersebut. Di saat yang sama, NASA mempersiapkan penerbangan berawak pertama mereka di bulan. Namun, ketika mereka sedang melakukan uji coba roket mereka, kebakaran melanda kokpit. Tiga astronot yang berada di dalamnya, yaitu Gus Grissom, Ed White dan Roger Chaffee, pun tewas terbakar.

Pascakejadian tersebut, Neil dan sejumlah astronot lain pun dipanggil. Mereka diberitahu tentang misi Apollo 11 ke bulan. Di saat yang sama, mereka diberitahu bahwa beberapa di antara merekalah yang akan terbang ke Bulan. Akhirnya, Neil, Buzz Aldrin (Corey Stoll) dan Mike Collins (Lukas Haas) yang terpilih untuk misi ini.

Film ini tidak hanya menampilkan perjalanan Neil sebagai seorang astronot. Namun, juga mengajak para penonton merasakan ketegangan di dalam kokpit sempit tempat para astronot itu berada. Penonton akan diajak untuk merasakan seperti apa goncangan hebat yang dirasakan para astronot ketika roket antariksa yang mereka tumpangi terdorong ke langit dan menerobos antariksa. Kemudian, semua keributan itu tiba-tiba menghilang dan berubah menjadi keheningan ketika roket sudah berada di luar atmosfir Bumi.

Sementara, kehidupan pribadi Neil juga menjadi sorotan di film ini. Sebagai seorang ayah, Neil digambarkan sebagai pribadi canggung yang tidak tahu bagaimana cara berkomunikasi yang baik dengan dua putranya, Ricky dan Mark. Kematian Karen sangat berpengaruh bagi Neil. Dia sangat mencintai putrinya itu hingga dia seperti lupa jika dia masih punya dua putra yang sangat mencintai dan membanggakan sang ayah.

Neil bahkan kesulitan ketika istrinya, Janet (Claire Foy), memaksanya untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Ricky dan Mark menjelang keberangkatannya ke Bulan. Acara pamitan itu pun hambar. Neil tidak bia mengatakan sesuatu kepada anak-anak mereka, hanya menjawab pertanyaan mereka.

Tapi, dari sinilah, adegan emosional itu terjadi. Neil yang tidak bisa memberikan ekspresi emosional kepada anak-anaknya, harus menjawab pertanyaan yang mungkin akan sulit dijawab oleh orang tua mereka.

Damien Chazelle berhasil membuat First Man tidak hanya sebagai film tentang perjalanan pertama manusia ke bulan, tapi sebuah drama dan sebuah biografi yang nyaris utuh. Orang bisa memahami siapa sesungguhnya Neil dan apa yang membuatnya begitu berambisi menjadi seorang astronot. Di sisi lain, dia menampilkan sosok Neil sebagai seorang ayah yang pernah kehilangan putrinya dan mengekspresikan kesedihan itu dalam bentuk lain. Serta, bagaimana dia akhirnya menemukan cara untuk menghilangkan kesedihan itu.

First Man tidak hanya memberikan tontonan tentang sosok seorang Neil Armstrong. Lebih dari itu, film ini juga memberikan pengetahuan tentang eksplorasi antariksa di masa dulu, ketika teknologi belum secanggih sekarang. Anda akan diajak melihat seperti apa latihan astronot di masa itu sekaligus merasakan seperti apa ketika Anda menggunakan baju luar angkasa.

First Man mulai tayang di bioskop di seluruh Tanah Air pada hari ini, Rabu (10/10/2018). Selamat menonton!
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7714 seconds (0.1#10.140)