Warisan Nusantara dalam Busana Modern

Rabu, 24 Oktober 2018 - 17:24 WIB
Warisan Nusantara dalam Busana Modern
Warisan Nusantara dalam Busana Modern
A A A
BATIK menjadi warisan Nusantara (wastra) yang diciptakan para perajin dari berbagai daerah di Indonesia. Batik dengan motif klasik dapat diolah menjadi busana modern.

Setelah sukses menampilkan karya rancangannya di markas UNESCO di Paris pada Juni 2018, desainer Oscar Lawalata kembali memamerkan karya terbarunya dalam peragaan busana bertajuk Batik for The World, Menuju 1.000 Kain.

Peragaan busana ini merupakan kerja sama antara Oscar, Rumah Kreatif BUMN, dan Bank Mandiri. Oscar menerangkan, batik telah dikukuhkan dan diresmikan oleh UNESCO dalam Representative List of The Intangible Cultural Heritage of Humanity .

Batik menjadi warisan budaya tak benda di Abu Dhabi pada 2 Oktober 2009. Batik disebut sebagai kain peradaban serta wastra dengan nilai budaya dan historis yang tinggi. “Setiap satu lembar kain batik memerlukan proses panjang sehingga tidak boleh dipotong-potong begitu saja.

Untuk itu, perancang harus berpikir bagaimana menciptakan bentuk baru tanpa merusak motif batik,” kata Oscar di Plaza Mandiri, Jakarta, Jumat (19/10). Peragaan busana sore itu dibagi dalam empat babak, yakni Trenggalek, Surabaya, Madura, dan tiga daerah yang menjadi satu, yaitu Kediri, Ponorogo, dan Gresik.

Dalam empat babak ini, Oscar menyajikan sekitar 50 tampilan busana modern dengan material utama kain batik tulis. Batik tulis tersebut pun diaplikasikannya pada beragam jenis kain, seperti sutera, tenun, katun, dan linen.

“Kita hargai dulu perajin yang sudah mengerjakan batik tulis selama enam bulan. Kain Indonesia kita hargai prosesnya, bukan hanya karena motifnya yang menarik,” ujar Oscar.

Para perajin yang dilibatkan dalam peragaan busana ini hadir dari berbagai daerah dan merupakan perajin binaan dari Rumah Kreatif BUMN dan Bank Mandiri. Perajin yang dibina berasal dari beberapa daerah, yaitu Trenggalek, Ponorogo, Kediri, Gresik, Surabaya, Madura, Kupang, Waingapu, dan Maumere.

Adapun motif batik yang ditampilkan didominasi flora dan fauna. Hal tersebut didukung motif khas Jawa Timur, seperti Trenggalek, Ponorogo, Kediri, Surabaya, Madura.

Para model pun tampak anggun menggunakan batik dengan potongan modern, seperti midi dress, outer, tunik, bawahan kebaya, dress serupa mantel, blus, sleeveless blouse, serta kemeja lengan panjang.

“Untuk pilihan warna, saya menggunakan warna-warna alam, seperti gradasi cokelat, hijau gelap, biru dongker, ungu, dan merah marun,” sebut Oscar. Sementara itu, menurut Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo, sebagai salah satu BUMN pendiri Rumah Kreatif BUMN, pihaknya ditunjuk Kementerian BUMN sebagai koordinator pembinaan fashion di Rumah Kreatif BUMN (RKB).

Karena itulah, Bank Mandiri bekerja sama dengan Oscar Lawalata yang merupakan salah satu desainer pemerhati wastra dalam membina para perajin mitra binaan RKB. Kartika berharap rangkaian kegiatan Batik for The World ini akan menjadi katalis bagi perkembangan seni watra.

Tidak hanya itu, kegiatan ini juga menjadi inspirasi bagi pencinta Batik di Tanah Air dan para desainer muda. “Inisiatif ini diharapkan dapat melestarikan wastra, meningkatkan kesejahteraan para perajin binaan Rumah Kreatif BUMN Bank Mandiri, serta menjaga keberlangsungan tradisi wastra itu sendiri,” ujar Kartika.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5839 seconds (0.1#10.140)