Review Film Bohemian Rhapsody

Senin, 05 November 2018 - 19:48 WIB
Review Film Bohemian...
Review Film Bohemian Rhapsody
A A A
JAKARTA - Freddie Mercury selalu identik dengan band Queen. Begitu juga sebaliknya. Queen terasa kurang garang tanpa kehadiran Freddie.

Keduanya memang susah dipisahkan. Dan, kini meski Freddie sudah tiada dan basis Queen, John Deacon, memilih mengundurkan diri, Queen masih ada.

Sosok Freddie dan Queen memang susah dipisahkan. Pria bernama asli Farrokh Bulsara ini juga menjadi salah satu orang yang bertanggung jawab atas lahirnya Queen.

Bernama asli Smile, band bentukan Brian dan Roger ini senantiasa tampil di panggung-panggung kecil untuk mahasiswa. Namun, semuanya berubah ketika vokalis sekaligus basis mereka mundur dan Freddie muncul di hadapan mereka.

Kehadiran Freddie dan John Deacon melambungkan nama Queen. Band itu pun jadi sering diundang manggung meski dalam skala kecil. Demo yang mereka buat akhirnya menarik perhatian seorang manajer kondang kala itu, yaitu John Reid. Bersama asistennya, Paul Prenter, mereka mengontak band tersebut.

Lagu Killer Queen pun dirilis. Sambutan luar biasa diterima Queen dan band itu akhirnya berpikir untuk membuat sebuah album rekaman. Freddie, Brian, Roger dan John kemudian ‘menyepi’ di sebuah rumah pertanian di pinggir kota dengan didampingi Paul.

Di tempat itulah, Freddie kemudian terinspirasi membuat lagu cinta Queen yang terkenal hingga ini, yaitu Love of My Life. Lagu itu dibuat Freddie sebagai persembahan untuk pacarnya saat itu, Mary Austin. Di situ jugalah, Freddie juga terinspirasi untuk membuat Bohemian Rhapsody, salah satu lagu terpanjang pertama dalam sejarah musik dunia.

Dengan durasi sekitar 6 menit, lagu itu menuai kontroversi. Meski disukai para pendengar radio dan penikmat musik, tapi para kritikus mencerca lagu itu. Tapi, mau dicerca atau tidak, Bohemian Rhapsody dari album A Night At the Opera membawa Queen menjadi salah satu band kondang dari Inggris pada era 1970an.

Ketenaran didapat, kekayaan pun berlipat. Ini pulalah yang terjadi pada semua personel Queen. Dari empat personelnya, kehidupan Freddie-lah yang paling disorot di film Bohemian Rhapsody arahan sutradara Brian Singer ini.

Sejak kondang, Freddie yang diperankan dengan apik oleh Rami Malek selalu berpesta dan berpesta. Meski sudah bertunangan dengan Mary menyadari bahwa dia juga tertarik pada sesama jenisnya. Pengakuan ini membuat Mary terluka dan memutuskan meninggalkan Freddie.

Queen yang semakin besar dan Freddie yang masih bergelut dengan identitasnya bercampur dan sering kali memercikkan pertengkaran di antara para personelnya. Freddie bahkan memutuskan untuk mengejar karier solo.

Bohemian Rhapsody memberikan sedikit gambaran seperti apa perjalanan hidup seorang Freddie Mercury dari seorang pemuda bernama Farrokh Bulsara yang awalnya bekerja sebagai petugas bagian kargo bandara menjadi seorang vokalis yang terkenal di seluruh dunia. Meski masih kurang detil sana sini, tapi sebagai sebuah perkenalan, film ini sudah cukup mewakili apa yang ingin diketahui orang yang baru mengenal Queen.

Di sisi lain, film ini tidak hanya menyuguhkan tentang perjuangan hidup Freddie, tapi juga eratnya hubungan Freddie dan Queen. Rasanya, tidak aka nada Queen tanpa Freddie dan Freddie bukan apa-apa tanpa kehadiran Brian, Roger dan John di Queen.

Casting yang pas membuat film ini membawa penonton kembali ke era 70an ketika para personel Queen masih berusia muda. Rami Malek, pemeran Freddie, tampil begitu baik memerankan tokoh legendaris ini. Makeup, mimik muka, cara bergerak dan bahkan cara bicaranya pun sangat mirip dengan Freddie.

Sementara, Brian May muda yang diperankan oleh Gwilym Lee pun sangat mirip dengan aslinya. Lee dengan baik mampu mendeskripsikan karakter Brian yang berotak cerdas dan paling dewasa di antara para personel lain Queen. Ben Hardy sebagai Roger Taylor muda adalah yang paling tampan di antara semuanya. Meski berwajah imut, Ben mampu menggambarkan karakter Roger yang gampang marah. Terakhir adalah Joseph Mazzello yang memerankan John Deacon, personel yang paling santai di antara yang lain. Tokoh Mary Austin juga terlihat mirip aslinya dengan diperankan Lucy Boyton.

Film sepanjang 2 jam 14 menit ini juga akan mengajak penontonnya untuk larut dalam musik-musik asyik Queen. Mungkin, Anda tidak akan sadar bertepuk tangan, bernyanyi, atau menirukan gerakan yang dilakukan para personel Queen di film tersebut. Itu sah-sah saja. Tak perlu malu, karena film ini memang mengajak penontonnya bersuka cita mengenang perjalanan seorang Freddie Mercury bersama Queen dan juga menikmati lagu-lagunya.

Film ini cocok untuk dinikmati mereka yang baru mengenal Queen atau orang tua yang ingin mengenalkan musik Queen kepada anak-anaknya. Jangan khawatir, adegan-adegan yang ‘berbahaya’ nyaris disamarkan. Jadi, selamat menonton Bohemian Rhapsody!
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0952 seconds (0.1#10.140)