Desa Wisata Burai, Kampung Warna-warni di Tengah Rawa dan Sungai
A
A
A
OGAN ILIR - Kampung warna-warni Desa Burai di Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan sekilas tidak berbeda dengan kampung atau desa lainnya. Terutama melihat jaraknya yang cukup jauh dari jalan utama (Jalinteng), dan juga tidak begitu dekat dengan pusat pemerintahan Ogan Ilir di Indralaya.
Tentu orang yang tidak tahu, ketika berkunjung atau perjalanan dinas ke Indralaya, bakal melewatkan Desa Burai begitu saja. Itu wajar saja, karena Desa Burai hanya sebuah desa terpencil yang hampir sebagian besar dikelilingi air rawa dan sungai dengan luas sekitar 11.000 hektar. "Ada 1.716 jiwa, sebelumnya desa terpencil dengan 90 persen warga berprofesi sebagai petani dan nelayan," ungkap Kepala Desa Burai, Feriyanto.
Sebelumnya, akses menuju desa ini cukup sulit, dan di puncak musim penghujan, Desa Burai dikelilingi air layaknya lautan. Dan sebelum 2015, masih banyak warga yang menggunakan sungai sebagai tempat MCK (mandi cuci dan kakus).
"Tetapi sekarang, 2.500 hingga mendekati tiga ribuan pengunjung yang sudah datang, terutama di liburan dan lebaran. Warga kami yang tadinya tidak pernah pulang, sekarang pulang, semua karena pemerintah pusat dan daerah serta bantuan dan bimbingan dari PT Pertamina EP Asset 2," ujar Feriyanto.
Melalui koordinasi yang terbangun antara Pemkab Ogan Ilir dan PT Pertamina EP serta keramahan warganya, desa yang dulunya terpencil dan tidak diketahui banyak orang, ternyata memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Mulai dari bangunan tradisional berupa rumah panggung diperkirakan berusia ratusan tahun, pola kehidupan masih tradisional, dikelilingi sungai dan rawa, serta kaya budaya kerajinan dan kuliner.
Saat tiba di gerbang desa, pengunjung akan disambut jejeran rumah panggung yang berwarna-warni, aktivitas masyarakat yang khas di sungai, serta keramahan masyarakatnya. "Sambutannya luar biasa, bahkan mereka rebutan untuk mengecat rumahnya," ujar Prabumulih Field Manager PT Pertamina EP Heragung Ujiantoro.
Diceritakan Heragung, banyak tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR), salah satunya melalui koordinasi dengan Pemkab, dan disarankan untuk melakukan bimbingan supaya Desa Burai menjadi desa wisata sekitar.
"Setelah kami lakukan, sambutannya di luar dugaan. Potensi ekonomi dan masyaratnya mendukung. Warga yang banyak kerja di luar berbondong balik untuk sama-sama mengembangkan desa. Memang ini sebuah embrio dan proses dewasa. Penuh potensi di sini dapat dilihat bersama. Kami didukung warga dan perangkat desa," kata Heragung.
Desa ini, sambungnya, memiliki potensi wisata air, karena saat musim hujan sekitar desa dikelilingi air seperti lautan. Untuk itu, ke depan sesuai dengan petunjuk dari Bupati Ogan Ilir, akan dibangun dermaga.
Diceritakan, awalnya sekitar satu tahun yang lalu, Bupati Ogan Ilir setelah melihat kondisi dan potensi di Desa Burai, memiliki keinginan untuk mengembangkannya menjadi desa wisata. Kemudian dilanjutkan dengan pencanangan desa wisata pada Maret 2018, yang didukung Pertamina EP melalui program CSR.
Tentu orang yang tidak tahu, ketika berkunjung atau perjalanan dinas ke Indralaya, bakal melewatkan Desa Burai begitu saja. Itu wajar saja, karena Desa Burai hanya sebuah desa terpencil yang hampir sebagian besar dikelilingi air rawa dan sungai dengan luas sekitar 11.000 hektar. "Ada 1.716 jiwa, sebelumnya desa terpencil dengan 90 persen warga berprofesi sebagai petani dan nelayan," ungkap Kepala Desa Burai, Feriyanto.
Sebelumnya, akses menuju desa ini cukup sulit, dan di puncak musim penghujan, Desa Burai dikelilingi air layaknya lautan. Dan sebelum 2015, masih banyak warga yang menggunakan sungai sebagai tempat MCK (mandi cuci dan kakus).
"Tetapi sekarang, 2.500 hingga mendekati tiga ribuan pengunjung yang sudah datang, terutama di liburan dan lebaran. Warga kami yang tadinya tidak pernah pulang, sekarang pulang, semua karena pemerintah pusat dan daerah serta bantuan dan bimbingan dari PT Pertamina EP Asset 2," ujar Feriyanto.
Melalui koordinasi yang terbangun antara Pemkab Ogan Ilir dan PT Pertamina EP serta keramahan warganya, desa yang dulunya terpencil dan tidak diketahui banyak orang, ternyata memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Mulai dari bangunan tradisional berupa rumah panggung diperkirakan berusia ratusan tahun, pola kehidupan masih tradisional, dikelilingi sungai dan rawa, serta kaya budaya kerajinan dan kuliner.
Saat tiba di gerbang desa, pengunjung akan disambut jejeran rumah panggung yang berwarna-warni, aktivitas masyarakat yang khas di sungai, serta keramahan masyarakatnya. "Sambutannya luar biasa, bahkan mereka rebutan untuk mengecat rumahnya," ujar Prabumulih Field Manager PT Pertamina EP Heragung Ujiantoro.
Diceritakan Heragung, banyak tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR), salah satunya melalui koordinasi dengan Pemkab, dan disarankan untuk melakukan bimbingan supaya Desa Burai menjadi desa wisata sekitar.
"Setelah kami lakukan, sambutannya di luar dugaan. Potensi ekonomi dan masyaratnya mendukung. Warga yang banyak kerja di luar berbondong balik untuk sama-sama mengembangkan desa. Memang ini sebuah embrio dan proses dewasa. Penuh potensi di sini dapat dilihat bersama. Kami didukung warga dan perangkat desa," kata Heragung.
Desa ini, sambungnya, memiliki potensi wisata air, karena saat musim hujan sekitar desa dikelilingi air seperti lautan. Untuk itu, ke depan sesuai dengan petunjuk dari Bupati Ogan Ilir, akan dibangun dermaga.
Diceritakan, awalnya sekitar satu tahun yang lalu, Bupati Ogan Ilir setelah melihat kondisi dan potensi di Desa Burai, memiliki keinginan untuk mengembangkannya menjadi desa wisata. Kemudian dilanjutkan dengan pencanangan desa wisata pada Maret 2018, yang didukung Pertamina EP melalui program CSR.
(nug)