Kanker Kolorektal di Indonesia Tinggi

Senin, 10 Desember 2018 - 11:29 WIB
Kanker Kolorektal di...
Kanker Kolorektal di Indonesia Tinggi
A A A
JAKARTA - Insiden kanker kolorektal (usus besar) di Indonesia cukup tinggi. Data WHO 2014 memperlihatkan bahwa jumlah pria penderita kanker kolorektal sebanyak 15.985 kasus, sedangkan wanita sebanyak 11.787 kasus.

Dengan tingginya insiden kanker kolorektal di Tanah Air, angka kematian pria di Indonesia akibat kanker kolorektal sebesar 10,2% dengan 103.100 kematian, sedangkan wanita sebesar 8,5% dengan 92.200 kematian. Kanker kolorektal adalah jenis kanker yang terdapat pada bagian usus besar (kolon) atau pada bagian paling bawah usus besar yang terhubung ke anus (rektum).Pada umumnya, kanker kolorektal masih dianggap erat kaitannya dengan penyakit keturunan dan hanya dapat terjadi pada lanjut usia. Namun, hal ini dimentahkan Prof Dr Aru W Sudoyo SpPDKHOM FACP FINASIM. Dia mengatakan, kanker yang tumbuh pada usus besar atau rektum ini juga sangat dipengaruhi gaya hidup.
“Faktanya, 30% penderita kanker kolorektal adalah pasien usia produktif, yaitu usia 40 tahun, bahkan lebih muda,” ungkap dr Aru. Kanker kolorektal yang ditemukan di Indonesia juga sebagian besar bersifat sporadis dan hanya sebagian kecil bersifat herediter/genetik.Kanker jenis ini merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang saat ini termasuk di antara tiga kasus kanker tertinggi. Kurangnya skrining kolonoskopi dan perubahan gaya hidup berkontribusi pada jumlah kasus kanker kolorektal.
Tingginya angka kematian oleh kanker kolorektal di Indonesia disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya pemeriksaan dini. Akibatnya, sebagian besar penderita kanker kolorektal di Indonesia mendatangi tenaga kesehatan untuk melakukan pengecekan saat sudah stadium lanjut, di mana pada tahap ini tanda dan gejala kanker kolorektal terlihat atau dapat dirasakan. Berdasarkan data WHO 2018, kanker merupakan penyebab kematian utama di dunia, diperkirakan 9,6 juta pada 2018. Kanker kolorektal termasuk dalam tiga jenis kanker yang paling umum terjadi di dunia, dengan jumlah kasus 1,8 juta.

Selain itu, kanker kolorektal juga dikenal sebagai penyebab utama kematian dengan jumlah kematian sebesar 862.000 yang membuatnya menjadi kanker nomor dua penyebab kematian.Dr Nadia Ayu Mulansari SpPD-KHOM menjelaskan, sekitar 25% pasien kanker kolorektal terdiagnosis pada stadium lanjut sehingga kanker telah menyebar ke organ lain. Pada kondisi ini, pengobatan menjadi lebih sulit, lebih mahal, dan tingkat keberhasilan menurun. Studi juga menunjukkan hanya 10%-12% dari pasien ini hidup lebih dari lima tahun.
“Maka itu, pemeriksaan dini atau skrining usus dan pentingnya menghindari faktor risiko dengan melakukan perilaku hidup sehat sangat disarankan untuk mencegah kemungkinan kanker sejak dini,” papar dr Nadia.Sebagai salah satu upaya mengurangi angka kejadian kanker kolorektal di Indonesia, khususnya dalam hal bedah kolorektal, PT Johnson & Johnson Indonesia (J&J Indonesia) menyelenggarakan ASEAN Colorectal Forum di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, pada akhir November lalu.
Carol Stanfill, Senior Marketing Director of Medical Device & KAM ONE Johnson & Johnson Southeast Asia (SEA), mengatakan, pihaknya sadar akan pentingnya edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia mengenai kanker kolorektal, baik tenaga kesehatan maupun masyarakat umum.“Melalui ASEAN Colorectal Forum, kami berharap masyarakat Indonesia memperoleh pemahaman mendalam akan kanker kolorektal dan pentingnya deteksi dini yang merupakan salah satu upaya efektif mencegah kanker kolorektal,” kata Carol dalam kesempatan terpisah.
Selain itu, ajang tersebut dimaksudkan agar para tenaga ahli, khususnya ahli bedah, dapat meningkatkan keahlian mereka dalam prosedur bedah kolorektal. (Sri Noviarni)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5545 seconds (0.1#10.140)