Efek Samping Kemoterapi Bisa Diatasi

Senin, 10 Desember 2018 - 15:32 WIB
Efek Samping Kemoterapi...
Efek Samping Kemoterapi Bisa Diatasi
A A A
JAKARTA - Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia. Kelompok peneliti kanker dari World Health Organization (WHO) menyatakan, setidaknya ada 18 juta kasus kanker dengan jumlah kematian sebesar 9 juta jiwa pada 2018.

Menurut Konsultan Hematologi dan Onkologi di Siloam Hospitals Kebon Jeruk dr Jeffrey Tenggara SpPDKHOM, tubuh manusia memiliki berbagai organ dengan fungsinya masing-masing. Setiap hari organ seperti paru, jantung, usus, hati dan lainnya terus menerus mengalami pertumbuhan dan kematian sel secara seimbang.

“Kanker terjadi apabila keseimbangan ini terganggu dan pertumbuhan sel menjadi jauh lebih besar dibandingkan kematian sel,” ucap dr Jeffrey.

Dia menuturkan, ketika seseorang sudah terdiagnosis kanker, treatment yang tepat harus segera dilakukan, baik dalam bentuk operasi, kemoterapi, radiasi, maupun lainnya.

Operasi bisa dilakukan dalam kasus tumor jinak, sedangkan kemoterapi dapat dilakukan tanpa maupun dengan pengobatan lainnya.

“Kemoterapi digunakan untuk mengobati kanker, mengurangi kemungkinan kambuhnya sel kanker, menghentikan atau menghambat pertumbuhan sel kanker, serta mengurangi gejala atau efek samping dari kanker. Kemoterapi dapat juga digabungkan dengan pengobatan lain, contohnya dapat diberikan untuk memperkecil tumor sebelum tindakan radiasi atau diberikan setelah operasi atau terapi radiasi untuk menghancurkan sel kanker yang masih tersisa,” papar dr Jeffrey.

Namun, menurutnya, saat ini banyak mitos soal kemoterapi, padahal tujuan kemoterapi adalah mengontrol pasien kanker stadium lanjut.
“Misalnya, kanker payudara yang sudah stadium 4, tujuan kemoterapi untuk menekan pertumbuhan sel kankernya, tapi targetnya bukan untuk menyembuhkan lagi. Ada beberapa jenis kanker yang bisa sembuh dengan kemoterapi, seperti kanker kelenjar getah bening,” ungkap dr Jeffrey.

Dia menjelaskan, bentuk dan cara pemberian kemoterapi beraneka ragam, tergantung jenis kanker dan tingkat penyebarannya, histori pengobatan pasien, serta permasalahan kesehatan lain yang diderita pasien.

Mempertimbangkan kompleksitas dan efek samping kemoterapi, pasien harus berada di bawah pengawasan dokter dan perawat yang berkompetensi selama proses kemoterapi dilaksanakan.

“Treatment utama adalah deteksi dini. Ada beberapa kasus pasien takut radiasi, lalu datang dengan stadium lanjut, lalu kami kasih kemoterapi. Banyak pasien dengan stadium 4, kemudian kami berikan kemoterapi, justru memberikan manfaat bagi pasien yang tadinya sesak, tapi bukan efek samping kemo yang keluar, melainkan badannya menunjukkan perbaikan, tetap targetnya bukan menyembuhkan, tapi mengontrol perkembangan sel kanker,” papar dr Jeffrey.

Dia menambahkan, kemoterapi bukannya tanpa efek samping, bahkan efek sampingnya bisa dibilang begitu banyak. “Tetapi, di zaman sekarang sudah mulai diatasi,” ungkap dr Jeffrey. (Iman Firmansyah)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0940 seconds (0.1#10.140)