Raf Simons Desainer Kreatif Sekaligus Independen
A
A
A
RAF Simons adalah desainer Visioner yang memiliki Pengalaman sebagai direktur Kreatif di label fashion Jil Sander, Dior, dan Clavin Klein.
Dia memiliki kemampuan Desain yang mampu Menyesuaikan gaya fashion Label Jerman, Prancis, dan Juga Amerika. Laki-laki bernama lengkap Raf Jan Simons ini lahir pada 12 Januari 1968 di kota kecil Neerpelt, Belgia. Ayahnya, Jacques Simons, adalah penjaga malam.
Sementara ibunya, Alda Beckers, adalah pekerja pembersih rumah. Simons lulus dalam desain industri dan desain mebel dari sebuah perguruan tinggi di Genk pada tahun 1991. Selama waktu tersebut, Simons berkumpul di kafe Antwerp Witzli-Poetzli dengan Olivier Rizzo, Willy Vanderperre, dan Veronique Branquinho.
Teman-temannya yang berprofesi sebagai fotografer, stylist, dan desainer ini cukup banyak memengaruhi pemikiran Simons tentang estetika. Dia mulai bekerja sebagai desainer furnitur untuk berbagai galeri, sebelumnya magang di studio desain Walter Van Beirendonck antara 1991 hingga 1993.
Van Beirendonck pernah membawa Simons ke peragaan busana pertamanya, pertunjukan serbaputih Martin Margiela Spring 1990 di Paris Fashion Week . Peragaan busana tersebut berhasil mengubah pandangan Simons terhadap fashion .
“Sebagai seorang siswa, saya selalu berpikir bahwa fashion agak dangkal, semua kemewahan dan kemewahan, tetapi pertunjukan ini mengubah segalanya bagi saya. Saya keluar dan berpikir, itulah yang akan saya lakukan. Pertunjukan itu adalah alasan saya menjadi perancang busana,” ujar Simons, seperti dilansir Vogue.com .Berkat dorongan Linda Loppa, kepala departemen mode di Antwerp Royal Academy, Simons menjadi perancang busana laki-laki. Pada 1995 dia meluncurkan label fashion dengan namanya sendiri, Raf Simons.
“Saya menggelar peragaan busana laki-laki di Paris, yang diadakan di Impasse de Mont-Louis. Para model berjalan-jalan di jalan layang berdesain luar angkasa dengan mengenakan desain ramping dan terinspirasi oleh kaum muda,” ujar Simons.
Setelah koleksi Fall/Winter 2000, pada bulan Maret 2000 Simons menutup label fashion-nya sendiri untuk mengambil cuti panjang. Lima tahun kemudian, tepatnya pada 2005, Simons diangkat sebagai direktur kreatif label fashion asal Jerman, Jil Sander.
Selama masa jabatannya di Jil Sander, Simons memindahkan estetika label dari minimalisme ke daya tarik komersial dengan menciptakan garis difusi pakaian perempuan bernama Jil Sander Navy.
“Saya menghadirkan tiga koleksi yang terinspirasi couture , semuanya bermain dengan bentuk, warna, dan proporsi yang terkait dengan haute couture. Koleksi ini menjadi yang paling feminin dari Jil Sander,” ujar Simons.
Pada akhir 2011 Simons mengumumkan bahwa dia hengkang dari label Jil Sander. Beberapa bulan kemudian, tepatnya pada April 2012, diumumkan bahwa Simons menggantikan John Galliano sebagai direktur kreatif di pucuk pimpinan label fashion asal Prancis, Dior.
Koleksi pertama Simons untuk Dior, yakni Haute Couture Fall/Winter 2012 diterima dengan baik karena perancang fokus pada gaya tahun 1950-an dengan bermain di beberapa siluet terkenal Christian Dior, yakni garis A dan garis H, dan jaket bar.
Pada 22 Oktober 2015 Simons mengundurkan diri dari jabatannya sebagai direktur kreatif womenswear untuk Dior setelah tiga setengah tahun bertugas di label tersebut. Keputusannya untuk meninggalkan Dior menjadikannya perancang mode paling populer di Google kala itu. Pada 2 Agustus 2016 Calvin Klein Inc, anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh PVH Corp, mengumumkan penunjukan Simons sebagai chief creative officer dari label tersebut.
Simons memimpin strategi kreatif label Calvin Klein secara global di seluruh Calvin Klein Collection, Calvin Klein Platinum, Calvin Klein, Calvin Klein Jeans, Calvin Klein Underwear, dan label Calvin Klein Home.
Sebagai bagian dari perannya sebagai chief creative officer , Simons mengawasi semua aspek desain, pemasaran, dan komunikasi global, serta layanan kreatif visual. “Kedatangan Raf Simons sebagai chief creative officer menandakan babak baru yang penting bagi Calvin Klein,” kata Steve Shiffman, CEO Calvin Klein Inc.
Namun, pada akhir 2018, Simons mengundurkan diri dari Calvin Klein. Setelah hampir dua tahun bereksperimen dalam merestrukturisasi label besar Amerika, Simons dan pihak manajemen perusahaan dikabarkan berselisih.
Simons bahkan meninggalkan Calvin Klein ketika kontraknya masih berjalan enam bulan lagi. Hingga saat ini belum ada kabar terbaru label fashion mana yang akan menjadi tujuan berikutnya untuk karier Simons. (Dwi Nur Ratnaningsih)
Dia memiliki kemampuan Desain yang mampu Menyesuaikan gaya fashion Label Jerman, Prancis, dan Juga Amerika. Laki-laki bernama lengkap Raf Jan Simons ini lahir pada 12 Januari 1968 di kota kecil Neerpelt, Belgia. Ayahnya, Jacques Simons, adalah penjaga malam.
Sementara ibunya, Alda Beckers, adalah pekerja pembersih rumah. Simons lulus dalam desain industri dan desain mebel dari sebuah perguruan tinggi di Genk pada tahun 1991. Selama waktu tersebut, Simons berkumpul di kafe Antwerp Witzli-Poetzli dengan Olivier Rizzo, Willy Vanderperre, dan Veronique Branquinho.
Teman-temannya yang berprofesi sebagai fotografer, stylist, dan desainer ini cukup banyak memengaruhi pemikiran Simons tentang estetika. Dia mulai bekerja sebagai desainer furnitur untuk berbagai galeri, sebelumnya magang di studio desain Walter Van Beirendonck antara 1991 hingga 1993.
Van Beirendonck pernah membawa Simons ke peragaan busana pertamanya, pertunjukan serbaputih Martin Margiela Spring 1990 di Paris Fashion Week . Peragaan busana tersebut berhasil mengubah pandangan Simons terhadap fashion .
“Sebagai seorang siswa, saya selalu berpikir bahwa fashion agak dangkal, semua kemewahan dan kemewahan, tetapi pertunjukan ini mengubah segalanya bagi saya. Saya keluar dan berpikir, itulah yang akan saya lakukan. Pertunjukan itu adalah alasan saya menjadi perancang busana,” ujar Simons, seperti dilansir Vogue.com .Berkat dorongan Linda Loppa, kepala departemen mode di Antwerp Royal Academy, Simons menjadi perancang busana laki-laki. Pada 1995 dia meluncurkan label fashion dengan namanya sendiri, Raf Simons.
“Saya menggelar peragaan busana laki-laki di Paris, yang diadakan di Impasse de Mont-Louis. Para model berjalan-jalan di jalan layang berdesain luar angkasa dengan mengenakan desain ramping dan terinspirasi oleh kaum muda,” ujar Simons.
Setelah koleksi Fall/Winter 2000, pada bulan Maret 2000 Simons menutup label fashion-nya sendiri untuk mengambil cuti panjang. Lima tahun kemudian, tepatnya pada 2005, Simons diangkat sebagai direktur kreatif label fashion asal Jerman, Jil Sander.
Selama masa jabatannya di Jil Sander, Simons memindahkan estetika label dari minimalisme ke daya tarik komersial dengan menciptakan garis difusi pakaian perempuan bernama Jil Sander Navy.
“Saya menghadirkan tiga koleksi yang terinspirasi couture , semuanya bermain dengan bentuk, warna, dan proporsi yang terkait dengan haute couture. Koleksi ini menjadi yang paling feminin dari Jil Sander,” ujar Simons.
Pada akhir 2011 Simons mengumumkan bahwa dia hengkang dari label Jil Sander. Beberapa bulan kemudian, tepatnya pada April 2012, diumumkan bahwa Simons menggantikan John Galliano sebagai direktur kreatif di pucuk pimpinan label fashion asal Prancis, Dior.
Koleksi pertama Simons untuk Dior, yakni Haute Couture Fall/Winter 2012 diterima dengan baik karena perancang fokus pada gaya tahun 1950-an dengan bermain di beberapa siluet terkenal Christian Dior, yakni garis A dan garis H, dan jaket bar.
Pada 22 Oktober 2015 Simons mengundurkan diri dari jabatannya sebagai direktur kreatif womenswear untuk Dior setelah tiga setengah tahun bertugas di label tersebut. Keputusannya untuk meninggalkan Dior menjadikannya perancang mode paling populer di Google kala itu. Pada 2 Agustus 2016 Calvin Klein Inc, anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh PVH Corp, mengumumkan penunjukan Simons sebagai chief creative officer dari label tersebut.
Simons memimpin strategi kreatif label Calvin Klein secara global di seluruh Calvin Klein Collection, Calvin Klein Platinum, Calvin Klein, Calvin Klein Jeans, Calvin Klein Underwear, dan label Calvin Klein Home.
Sebagai bagian dari perannya sebagai chief creative officer , Simons mengawasi semua aspek desain, pemasaran, dan komunikasi global, serta layanan kreatif visual. “Kedatangan Raf Simons sebagai chief creative officer menandakan babak baru yang penting bagi Calvin Klein,” kata Steve Shiffman, CEO Calvin Klein Inc.
Namun, pada akhir 2018, Simons mengundurkan diri dari Calvin Klein. Setelah hampir dua tahun bereksperimen dalam merestrukturisasi label besar Amerika, Simons dan pihak manajemen perusahaan dikabarkan berselisih.
Simons bahkan meninggalkan Calvin Klein ketika kontraknya masih berjalan enam bulan lagi. Hingga saat ini belum ada kabar terbaru label fashion mana yang akan menjadi tujuan berikutnya untuk karier Simons. (Dwi Nur Ratnaningsih)
(nfl)