Mengenal Kanker Kelenjar Getah Bening yang Diderita Arifin Ilham
A
A
A
JAKARTA - Kanker kelenjar getah bening atau yang dikenal juga dengan kanker limfoma hodgkin merupakan kanker yang menyerang sistem kelenjar getah bening yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja. Namun, mayoritas penderitanya ada pada kelompok usia remaja dan dewasa muda.
Penyakit ini juga diderita ulama kondang, Arifin Ilham. Akibat penyakit tersebut, Arifin harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Kondisinya sempat kritis, tapi kemudian dikabarkan telah membaik. Sejumlah pejabat negara, termasuk Presiden Joko Widodo, dan selebritas telah menyempatkan diri menjenguk ustaz kondang tersebut.
"Kanker limfoma hodgkin termasuk jenis kanker yang agresif dan jarang ditemukan jika dibandingkan dengan jenis kanker lain, termasuk kanker limfoma non hodgkin yang jauh lebih sering terjadi. Lebih dari sepertiga kasus ditemukan pada usia 15—30 tahun dan menyumbang sekitar 20% dari total jumlah kasus limfoma," ujar Prof. Dr. dr. Arry H. Reksodiputro, SpPD-KHOM selaku Ketua Perhimpunan Hematologi-Onkologi Medik (PERHOMPEDIN).
Secara global, lebih dari 62.000 orang terdiagnosa limfoma hodgkin di mana sekitar 25.000 orang meninggal setiap tahunnya akibat penyakit ini. Di Indonesia, angka kasus baru limfoma hodgkin pada tahun 2012 mencapai sebesar 1.168, dengan jumlah kematian sebesar 687.4 menurut data Globocan, angka ini diprediksi akan mengalami peningkatan di tahun 2020, dengan kasus baru sebesar 1.313 serta angka kematian sebesar 811.
Angka kematian yang tinggi di Indonesia terkait erat dengan keterlambatan pendeteksian, sehingga mengakibatkan sebagian besar kasus kanker sudah berada pada stadium lanjut. Padahal 80% dari kasus limfoma hodgkin dapat disembuhkan melalui kemoterapi jika terdeteksi sedini mungkin. Untuk itu, penting untuk tidak meremehkan benjolan pada tubuh, meski ukurannya kecil.
“Sayangnya, karena tidak umum, banyak masyarakat tidak mengenal faktor risiko dan gejalanya,” tambah Prof. Dr. dr. Arry H. Reksodiputro, SpPD-KHOM.
Dilansir dari Cancer Treatment Centers of America, limfoma hodgkin terjadi ketika sel-sel kanker terbentuk di limfosit, sejenis sel darah putih yang penting bagi sistem kekebalan tubuh dan bertanggung jawab untuk membantu tubuh melawan infeksi. Limfoma hodgkin termasuk kanker langka, paling sering menyerang pria dan wanita antara usia 55 dan 84. Ada lebih dari 500 kelenjar getah bening di seluruh tubuh yang semuanya terhubung melalui jaringan pembuluh getah bening.
Kelompok kelenjar getah bening ini dapat ditemukan di leher, ketiak, selangkangan, perut, panggul, hingga dada. Kelenjar getah bening mengedarkan sel darah putih. Ketika konsentrasi sel darah putih meningkat sebagai bagian dari respon imun tubuh terhadap virus atau infeksi, kelenjar getah bening bisa menjadi bengkak. Dalam beberapa kasus, pembengkakan disebabkan oleh kondisi lain, seperti kanker.
Sementara limfoma hodgkin memiliki dua jenis utama yaitu limfoma hodgkin klasik (yang merupakan penyebab sebagian besar kasus) dan limfoma hodgkin yang dominan limfosit. Setiap jenis kanker tumbuh dan menyebar dengan cara yang berbeda. Lantas apa penyebab kanker kelenjar getah bening seperti yang diidap Ustadz Arifin Ilham?
Meskipun belum diketahui apa yang menyebabkan penyakit ini, para peneliti telah mengidentifikasi faktor-faktor tertentu yang umum menyebabkan penyakit ini. Diantaranya gender atau jenis kelamin di mana pria memiliki kemungkinan sedikit lebih besar terkena penyakit ini dibandingkan wanita. Umur, dewasa muda hingga setengah baya berusia 20-an dan awal 30-an dan mereka yang berusia di atas 55 tahun memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan limfoma hodgkin.
Epstein-barr virus (EBV) atau dikenal penyebab "mono" pada orang dewasa muda, EBV dapat dikaitkan dengan pengembangan kanker tertentu, termasuk limfoma. Memiliki sistem kekebalan tubuh yang dikompromikan dari HIV/AIDS, atau dari penekan kekebalan untuk mencegah penolakan transplantasi organ, dapat meningkatkan risiko pengembangan limfoma hodgkin. Riwayat keluarga seperti memiliki orang tua atau saudara kandung dengan penyakit ini juga dapat meningkatkan risiko.
Namun, American Cancer Society melaporkan bahwa hanya 5% dari kasus yang ditemukan memiliki hubungan keluarga. Terakhir gaya hidup juga dapat menjadi penyebab kanker kelenjar getah bening. Sedangkan untuk gejala cenderung tidak spesifik dan memiliki banyak karakteristik dengan penyakit lain, seperti pilek, flu, dan jenis infeksi pernapasan lainnya. Bahkan, tahap awal penyakit ini sering tidak menyebabkan gejala apa pun. Ketika mereka benar-benar terjadi, tanda awal umum kanker kelenjar getah bening adalah pembengkakan tanpa rasa sakit pada satu atau lebih kelenjar getah bening, biasanya di leher.
"Gejala paling umum dari limfoma hodgkin diantaranya benjolan pada kelenjar getah bening yang ditemui di daerah leher, ketiak dan pangkal paha. Gejala lainnya termasuk demam atau meriang, berkeringat di malam hari, penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas hingga sebesar 10% atau lebih, kelelahan yang berlebihan dan kekurangan energi, kehilangan nafsu makan, batuk yang berkepanjangan, pembesaran limpa atau hati," kata dia.
Penyakit ini juga diderita ulama kondang, Arifin Ilham. Akibat penyakit tersebut, Arifin harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Kondisinya sempat kritis, tapi kemudian dikabarkan telah membaik. Sejumlah pejabat negara, termasuk Presiden Joko Widodo, dan selebritas telah menyempatkan diri menjenguk ustaz kondang tersebut.
"Kanker limfoma hodgkin termasuk jenis kanker yang agresif dan jarang ditemukan jika dibandingkan dengan jenis kanker lain, termasuk kanker limfoma non hodgkin yang jauh lebih sering terjadi. Lebih dari sepertiga kasus ditemukan pada usia 15—30 tahun dan menyumbang sekitar 20% dari total jumlah kasus limfoma," ujar Prof. Dr. dr. Arry H. Reksodiputro, SpPD-KHOM selaku Ketua Perhimpunan Hematologi-Onkologi Medik (PERHOMPEDIN).
Secara global, lebih dari 62.000 orang terdiagnosa limfoma hodgkin di mana sekitar 25.000 orang meninggal setiap tahunnya akibat penyakit ini. Di Indonesia, angka kasus baru limfoma hodgkin pada tahun 2012 mencapai sebesar 1.168, dengan jumlah kematian sebesar 687.4 menurut data Globocan, angka ini diprediksi akan mengalami peningkatan di tahun 2020, dengan kasus baru sebesar 1.313 serta angka kematian sebesar 811.
Angka kematian yang tinggi di Indonesia terkait erat dengan keterlambatan pendeteksian, sehingga mengakibatkan sebagian besar kasus kanker sudah berada pada stadium lanjut. Padahal 80% dari kasus limfoma hodgkin dapat disembuhkan melalui kemoterapi jika terdeteksi sedini mungkin. Untuk itu, penting untuk tidak meremehkan benjolan pada tubuh, meski ukurannya kecil.
“Sayangnya, karena tidak umum, banyak masyarakat tidak mengenal faktor risiko dan gejalanya,” tambah Prof. Dr. dr. Arry H. Reksodiputro, SpPD-KHOM.
Dilansir dari Cancer Treatment Centers of America, limfoma hodgkin terjadi ketika sel-sel kanker terbentuk di limfosit, sejenis sel darah putih yang penting bagi sistem kekebalan tubuh dan bertanggung jawab untuk membantu tubuh melawan infeksi. Limfoma hodgkin termasuk kanker langka, paling sering menyerang pria dan wanita antara usia 55 dan 84. Ada lebih dari 500 kelenjar getah bening di seluruh tubuh yang semuanya terhubung melalui jaringan pembuluh getah bening.
Kelompok kelenjar getah bening ini dapat ditemukan di leher, ketiak, selangkangan, perut, panggul, hingga dada. Kelenjar getah bening mengedarkan sel darah putih. Ketika konsentrasi sel darah putih meningkat sebagai bagian dari respon imun tubuh terhadap virus atau infeksi, kelenjar getah bening bisa menjadi bengkak. Dalam beberapa kasus, pembengkakan disebabkan oleh kondisi lain, seperti kanker.
Sementara limfoma hodgkin memiliki dua jenis utama yaitu limfoma hodgkin klasik (yang merupakan penyebab sebagian besar kasus) dan limfoma hodgkin yang dominan limfosit. Setiap jenis kanker tumbuh dan menyebar dengan cara yang berbeda. Lantas apa penyebab kanker kelenjar getah bening seperti yang diidap Ustadz Arifin Ilham?
Meskipun belum diketahui apa yang menyebabkan penyakit ini, para peneliti telah mengidentifikasi faktor-faktor tertentu yang umum menyebabkan penyakit ini. Diantaranya gender atau jenis kelamin di mana pria memiliki kemungkinan sedikit lebih besar terkena penyakit ini dibandingkan wanita. Umur, dewasa muda hingga setengah baya berusia 20-an dan awal 30-an dan mereka yang berusia di atas 55 tahun memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan limfoma hodgkin.
Epstein-barr virus (EBV) atau dikenal penyebab "mono" pada orang dewasa muda, EBV dapat dikaitkan dengan pengembangan kanker tertentu, termasuk limfoma. Memiliki sistem kekebalan tubuh yang dikompromikan dari HIV/AIDS, atau dari penekan kekebalan untuk mencegah penolakan transplantasi organ, dapat meningkatkan risiko pengembangan limfoma hodgkin. Riwayat keluarga seperti memiliki orang tua atau saudara kandung dengan penyakit ini juga dapat meningkatkan risiko.
Namun, American Cancer Society melaporkan bahwa hanya 5% dari kasus yang ditemukan memiliki hubungan keluarga. Terakhir gaya hidup juga dapat menjadi penyebab kanker kelenjar getah bening. Sedangkan untuk gejala cenderung tidak spesifik dan memiliki banyak karakteristik dengan penyakit lain, seperti pilek, flu, dan jenis infeksi pernapasan lainnya. Bahkan, tahap awal penyakit ini sering tidak menyebabkan gejala apa pun. Ketika mereka benar-benar terjadi, tanda awal umum kanker kelenjar getah bening adalah pembengkakan tanpa rasa sakit pada satu atau lebih kelenjar getah bening, biasanya di leher.
"Gejala paling umum dari limfoma hodgkin diantaranya benjolan pada kelenjar getah bening yang ditemui di daerah leher, ketiak dan pangkal paha. Gejala lainnya termasuk demam atau meriang, berkeringat di malam hari, penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas hingga sebesar 10% atau lebih, kelelahan yang berlebihan dan kekurangan energi, kehilangan nafsu makan, batuk yang berkepanjangan, pembesaran limpa atau hati," kata dia.
(alv)