Generasi Zero Waste
A
A
A
HARI Lingkungan Hidup nasional yang jatuh pada 10 Januari menjadi momen perayaan bagi generasi milenial untuk peduli dengan lingkungan sekitar.
Salah satunya Sae Rizkina Ramada, mahasiswa dari Banyuwangi yang sedang menempuh pendidikan di Ilmu Komunikasi Unair Surabaya ini juga ikut merayakan Hari Lingkungan Hidup. Kekhawatirannya terhadap sedotan plastik yang menyumbang nominal terbesar dalam kuantitas sampah di lautan membuatnya bergerak untuk lebih peduli terhadap lingkungan.
Terinspirasi dari media sosial, Sae membagikan kisahnya mengenai kebiasaan positifnya lewat konsep zero waste . "Benar-benar mengenal zero waste secara teoritis baru satu tahun yang lalu. Tepatnya ketika menemukan Instagam @sustaination tanpa sengaja dan kenal istilah zero waste.
Namun, jauh sebelum itu, kira-kira kelas 2 SMA aku mulai pakai sedotan bambu, mengganti pemakaian tisu dengan saputangan dan belanja pakai tas kain. Ini karena aku orang yang betul-betul malas, bahkan sesederhana membuang sampah di tempatnya. Pas ketemu komunitas zero waste, aku merasa seperti “Oh ini yang aku cari," ujarnya.
Berawal dari rasa malasnya dalam membuang sampah, Sae mulai mengikuti kebiasaan zero waster mumpuni. Lewat c hannel Youtube "Trash is For Tossers", Sae mulai menerapkan konsep zero waste dan menyebarkannya kepada teman-temannya.
"Iya, waktu pertama itu aku ngenalin ke temanku tentang sedotan stainless dan sampah yang bisa kita reduksi kalau stop pakai sedotan. Beberapa teman dekatku kuhadiahi satu set sedotan dan alat makan yang bisa dibawa ke mana-mana. Karena aku mau dengan itu, mereka sadar meskipun perlahan-lahan atau cuma karena ikut-ikutan.
Nah, selain itu, aku juga menegur temanku tiap mereka menggunakan sampah plastik," sebut Sae. Kebiasaan Sae ini ternyata berbuah manis loh, Sobat GEN SINDO! Saking seringnya mengingatkan, beberapa teman Sae ada yang merasa malu dan berhenti menggunakan sampah sekali pakai.
"Saking seringnya aku menegur di tempat publik, beberapa temanku merasa malu dan berkata tindakan yang mereka lakukan sekarang bukan karena mereka peduli lingkungan, namun karena malu ditegur sama aku," tutur Sae sambil tertawa.
Bagi Sobat GEN SINDO yang ingin menerapkan kebiasaan positif, kamu bisa memulai dengan membawa wadah makanan kosong sebagai pengganti wadah sekali pakai. Sae juga berpesan untuk berani tampil beda dan menolak tawaran wadah sekali pakai.
"Biasakan bilang makanan atau minumannya taruh di wadah saya aja. Meskipun terkesan aneh, ini bisa jadi langkah antisipasi siapa tahu kamu kalap jajan di pinggir jalan," tutur Sae.
DITHA ADINDA
GEN SINDO-Universitas Indonesia
Salah satunya Sae Rizkina Ramada, mahasiswa dari Banyuwangi yang sedang menempuh pendidikan di Ilmu Komunikasi Unair Surabaya ini juga ikut merayakan Hari Lingkungan Hidup. Kekhawatirannya terhadap sedotan plastik yang menyumbang nominal terbesar dalam kuantitas sampah di lautan membuatnya bergerak untuk lebih peduli terhadap lingkungan.
Terinspirasi dari media sosial, Sae membagikan kisahnya mengenai kebiasaan positifnya lewat konsep zero waste . "Benar-benar mengenal zero waste secara teoritis baru satu tahun yang lalu. Tepatnya ketika menemukan Instagam @sustaination tanpa sengaja dan kenal istilah zero waste.
Namun, jauh sebelum itu, kira-kira kelas 2 SMA aku mulai pakai sedotan bambu, mengganti pemakaian tisu dengan saputangan dan belanja pakai tas kain. Ini karena aku orang yang betul-betul malas, bahkan sesederhana membuang sampah di tempatnya. Pas ketemu komunitas zero waste, aku merasa seperti “Oh ini yang aku cari," ujarnya.
Berawal dari rasa malasnya dalam membuang sampah, Sae mulai mengikuti kebiasaan zero waster mumpuni. Lewat c hannel Youtube "Trash is For Tossers", Sae mulai menerapkan konsep zero waste dan menyebarkannya kepada teman-temannya.
"Iya, waktu pertama itu aku ngenalin ke temanku tentang sedotan stainless dan sampah yang bisa kita reduksi kalau stop pakai sedotan. Beberapa teman dekatku kuhadiahi satu set sedotan dan alat makan yang bisa dibawa ke mana-mana. Karena aku mau dengan itu, mereka sadar meskipun perlahan-lahan atau cuma karena ikut-ikutan.
Nah, selain itu, aku juga menegur temanku tiap mereka menggunakan sampah plastik," sebut Sae. Kebiasaan Sae ini ternyata berbuah manis loh, Sobat GEN SINDO! Saking seringnya mengingatkan, beberapa teman Sae ada yang merasa malu dan berhenti menggunakan sampah sekali pakai.
"Saking seringnya aku menegur di tempat publik, beberapa temanku merasa malu dan berkata tindakan yang mereka lakukan sekarang bukan karena mereka peduli lingkungan, namun karena malu ditegur sama aku," tutur Sae sambil tertawa.
Bagi Sobat GEN SINDO yang ingin menerapkan kebiasaan positif, kamu bisa memulai dengan membawa wadah makanan kosong sebagai pengganti wadah sekali pakai. Sae juga berpesan untuk berani tampil beda dan menolak tawaran wadah sekali pakai.
"Biasakan bilang makanan atau minumannya taruh di wadah saya aja. Meskipun terkesan aneh, ini bisa jadi langkah antisipasi siapa tahu kamu kalap jajan di pinggir jalan," tutur Sae.
DITHA ADINDA
GEN SINDO-Universitas Indonesia
(nfl)