Penyakit Stroke Mengancam Jiwa
A
A
A
JAKARTA - Riskesdas 2018 menyebutkan prevalensi berbagai PTM seperti kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, dan hipertensi mengalami kenaikan. PTM juga meningkatkan angka kematian.
Robby Tumewu yang menutup usia Senin (14/1) diketahui menderita stroke sejak 2010 lalu. Tiga tahun berselang, stroke kembali menyerang Robby pada tahun 2013 dan mengakibatkan perdarahan otak. Kendati dikabarkan aktor yang melejit lewat Lenong Rumpi ini bukan meninggal akibat stroke, namun praktis sejak divonis stroke kualitas hidup Robby menurun dan ia pun sulit melakukan aktivitas seperti sedia kala.
Dr Vito A Damay SpJp(K) M Kes FIHA FICA, Spesialis Jantung dan Pembuluh darah Kardiologi Intervensi dari Siloam Hospital mengatakan, stroke adalah serangan otak yang bisa terjadi akibat sumbatan atau pecahnya pembuluh darah, sehingga terjadi pendarahan di dalam otak. “Kondisi tersebut menyebabkan kerusakan sel otak, sehingga secara perlahan fungsinya hilang,” terangnya dalam acara Prudential Indonesia Luncurkan PRUCritical Benefit 88. Dr. Vito juga menyinggung soal serangan jantung.
Menurutnya, stroke dan serangan jantung memiliki mekanisme kerja yang berbeda tempat. Serangan jantung adalah kondisi yang terjadi ketika aliran darah yang kaya akan oksigen tiba-tiba terhambat ke otot jantung, sehingga jantung tidak mendapat oksigen. Pasien yang terkena serangan jantung, kemungkinan juga akan menderita stroke. Sebaliknya, penderita stroke terbuka peluang untuk terserang penyakit jantung.
Dr Vito menegaskan, jantung dan stroke sangat berhubungan, sehingga orang yang telah terkena stroke disarankan memeriksa kesehatan jantungnya begitupun sebaliknya. Dr Vito mengingatkan, penanganan penderita stroke harus segera. Karena semakin cepat dibawa ke rumah sakit maka pasien akan mendapatkan pertolongan dini dan bisa disematkan. “Butuh waktu lama untuk menyembuhkan pasien yang sudah terkena stroke. Namun jika dia kena stroke ringan, harap berhati-hati. Kemungkinan besar ia terkena stroke bisa timbul lagi,” ucapnya.
Kasus Robby Tumewu contohnya, ia kembali terserang stroke tiga tahun sesudah serangan stroke pertama. Untuk diketahui, PTM (Penyakit Tidak Menular) juga berpotensi menyebabkan kesulitan keuangan. Penelitian “ASEAN Cost in Oncology” (ACTION) mengungka bahwa dari 9.513 pasien pengidap kanker yang diteliti lebih lanjut, hampir 50% mengalami kebangkrutan, dan 29% meninggal dunia.
Penelitian ini dilakukan dari 2014 sampai 2015. Biaya stroke dan jantung di Indonesia, angkanya menembus puluhan ribu triliun. Riset Evidence & Analytics menyebutkan pengobatan dan kerugian akibat hilangnya produktivitas mencapai puluhan ribu triliun. Jens Reisch, Presiden Direktur Prudential Indonesia mengatakan, berjuang melawan penyakit kritis sangat menguras emosi serta fisik pasien dan keluarganya dan dapat mengganggu perencanaan keuangan.
Pada usia 40-50 tahun, sekitar 31,4% pria terkena stroke, sementara wanita hanya 12,1%. Adapun usia 50-60 tahun, persentase pria yang mengidap stroke sebesar 91,8% dan wanita hanya 52,1%. Angka kejadian menjadi lebih tinggi seiring bertambahnya usia. Usia 61 ke atas, prevalensi pria dengan stroke bahkan mencapai 99,8%, sedangkan wanita 96,5%. (Sri Noviarni)
Robby Tumewu yang menutup usia Senin (14/1) diketahui menderita stroke sejak 2010 lalu. Tiga tahun berselang, stroke kembali menyerang Robby pada tahun 2013 dan mengakibatkan perdarahan otak. Kendati dikabarkan aktor yang melejit lewat Lenong Rumpi ini bukan meninggal akibat stroke, namun praktis sejak divonis stroke kualitas hidup Robby menurun dan ia pun sulit melakukan aktivitas seperti sedia kala.
Dr Vito A Damay SpJp(K) M Kes FIHA FICA, Spesialis Jantung dan Pembuluh darah Kardiologi Intervensi dari Siloam Hospital mengatakan, stroke adalah serangan otak yang bisa terjadi akibat sumbatan atau pecahnya pembuluh darah, sehingga terjadi pendarahan di dalam otak. “Kondisi tersebut menyebabkan kerusakan sel otak, sehingga secara perlahan fungsinya hilang,” terangnya dalam acara Prudential Indonesia Luncurkan PRUCritical Benefit 88. Dr. Vito juga menyinggung soal serangan jantung.
Menurutnya, stroke dan serangan jantung memiliki mekanisme kerja yang berbeda tempat. Serangan jantung adalah kondisi yang terjadi ketika aliran darah yang kaya akan oksigen tiba-tiba terhambat ke otot jantung, sehingga jantung tidak mendapat oksigen. Pasien yang terkena serangan jantung, kemungkinan juga akan menderita stroke. Sebaliknya, penderita stroke terbuka peluang untuk terserang penyakit jantung.
Dr Vito menegaskan, jantung dan stroke sangat berhubungan, sehingga orang yang telah terkena stroke disarankan memeriksa kesehatan jantungnya begitupun sebaliknya. Dr Vito mengingatkan, penanganan penderita stroke harus segera. Karena semakin cepat dibawa ke rumah sakit maka pasien akan mendapatkan pertolongan dini dan bisa disematkan. “Butuh waktu lama untuk menyembuhkan pasien yang sudah terkena stroke. Namun jika dia kena stroke ringan, harap berhati-hati. Kemungkinan besar ia terkena stroke bisa timbul lagi,” ucapnya.
Kasus Robby Tumewu contohnya, ia kembali terserang stroke tiga tahun sesudah serangan stroke pertama. Untuk diketahui, PTM (Penyakit Tidak Menular) juga berpotensi menyebabkan kesulitan keuangan. Penelitian “ASEAN Cost in Oncology” (ACTION) mengungka bahwa dari 9.513 pasien pengidap kanker yang diteliti lebih lanjut, hampir 50% mengalami kebangkrutan, dan 29% meninggal dunia.
Penelitian ini dilakukan dari 2014 sampai 2015. Biaya stroke dan jantung di Indonesia, angkanya menembus puluhan ribu triliun. Riset Evidence & Analytics menyebutkan pengobatan dan kerugian akibat hilangnya produktivitas mencapai puluhan ribu triliun. Jens Reisch, Presiden Direktur Prudential Indonesia mengatakan, berjuang melawan penyakit kritis sangat menguras emosi serta fisik pasien dan keluarganya dan dapat mengganggu perencanaan keuangan.
Pada usia 40-50 tahun, sekitar 31,4% pria terkena stroke, sementara wanita hanya 12,1%. Adapun usia 50-60 tahun, persentase pria yang mengidap stroke sebesar 91,8% dan wanita hanya 52,1%. Angka kejadian menjadi lebih tinggi seiring bertambahnya usia. Usia 61 ke atas, prevalensi pria dengan stroke bahkan mencapai 99,8%, sedangkan wanita 96,5%. (Sri Noviarni)
(nfl)