Begini Cara Deteksi Dini Penyakit Stroke
loading...
A
A
A
SURABAYA - Stroke merupakan penyakit defisit neurologis fokal dan global. Umumnya, stroke terjadi secara akut atau mendadak dengan rentang waktu 24 jam karena terjadinya gangguan pada pembuluhan darah diotak.
Menurut dr Yudhi Adrianto Sp S(K) FINR FINA, penyakit stroke dapat menyerang beberapa organ. Yakni otak, medula spinalis, dan mata. Hal tersebut menyebabkan penyakit stroke menjadi momok masyarakat karena salah satu penyakit mematikan di Indonesia.
Dokter RS Mitra Keluarga itu menjelaskan, dalam penyakit stroke terdapat dua faktor risiko. Yakni faktor yang dapat diubah dan faktor yang tidak dapat diubah. Salah satu faktor yang tidak dapat diubah dalam penyakit stroke yaitu usia. Orang dengan usia yang senja rentan mengalami penyakit stroke.
Dokter Yudhi melanjutkan, jenis kelamin juga dapat menentukan bahwa seseorang rentan mengalami stroke. Laki-laki memiliki kerentanan yang lebih tinggi daripada seorang perempuan. Namun, dr Yudhi menegaskan, jenis kelamin tidak menjadi salah satu patokan dalam penentuan seseorang mengalami stroke.
Perempuan pada usia tertentu juga memiliki kerentanan yang sama dengan laki laki. Riwayat keluarga pun berperan besar dalam seseorang dua kali lipat rentan mengalami stroke. Hal ini disebabkan karena telah menjadi faktor bawaan dari gen keluarga.
Namun, dalam penyakit stroke terdapat faktor risiko yang dapat diubah. Contohnya darah tinggi, kencing manis atau diabetes melitus, dan peningkatan kolesterol. Imobilisasi (kurangnya bergerak atau produktif) juga menjadi pendukung seseorang mengalami stroke.
“Tak lupa juga stres juga menjadi faktor lainnya yang dapat menyebabkan stroke. Stres yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah seseorang tinggi hingga menyebabkan stroke yang berkelanjutan,” papar dr Yudhi.
“Waktu untuk menyelamatkan orang stroke hanya berkisar empat jam, karena sumbatan pada darah harus segera dibuka agar risiko kecacatan fisik dan kematian dari orang yang mengalami stroke berkurang,” ungkapnya.
Dokter spesialis syaraf RS Mitra Keluarga tersebut mengungkapkan, jika orang terdekat mengalami gejala stroke, anggota keluarga diimbau agar tetap tenang dan tidak panik. Salah satu langkah tepat dengan cara orang tersebut harus segera dibawa ke rumah sakit.
Menurutnya, sebaik-baiknya penanganan pertama di rumah ialah dengan membawa orang dengan gejala stroke ke rumah sakit. Hal ini dikarenakan penyakit stroke berpacu dengan waktu. Masa golden period pada pertolongan yakni kurang dari empat jam setelah timbul gejala.
“Sehingga perlu adanya edukasi pada masyarakat dan keluarga cara menangani orang yang mengalami stroke dengan tepat. Semakin cepat orang dengan gejala stroke tertangani semakin minim risiko kecacatan atau kematian dari orang tersebut,” tegasnya.
Lihat Juga: Fisioterapi Gratis Bantu Pasien Stroke dan Saraf Kejepit di Rusunawa Sumur Welut Surabaya
Menurut dr Yudhi Adrianto Sp S(K) FINR FINA, penyakit stroke dapat menyerang beberapa organ. Yakni otak, medula spinalis, dan mata. Hal tersebut menyebabkan penyakit stroke menjadi momok masyarakat karena salah satu penyakit mematikan di Indonesia.
Dokter RS Mitra Keluarga itu menjelaskan, dalam penyakit stroke terdapat dua faktor risiko. Yakni faktor yang dapat diubah dan faktor yang tidak dapat diubah. Salah satu faktor yang tidak dapat diubah dalam penyakit stroke yaitu usia. Orang dengan usia yang senja rentan mengalami penyakit stroke.
Dokter Yudhi melanjutkan, jenis kelamin juga dapat menentukan bahwa seseorang rentan mengalami stroke. Laki-laki memiliki kerentanan yang lebih tinggi daripada seorang perempuan. Namun, dr Yudhi menegaskan, jenis kelamin tidak menjadi salah satu patokan dalam penentuan seseorang mengalami stroke.
Perempuan pada usia tertentu juga memiliki kerentanan yang sama dengan laki laki. Riwayat keluarga pun berperan besar dalam seseorang dua kali lipat rentan mengalami stroke. Hal ini disebabkan karena telah menjadi faktor bawaan dari gen keluarga.
Namun, dalam penyakit stroke terdapat faktor risiko yang dapat diubah. Contohnya darah tinggi, kencing manis atau diabetes melitus, dan peningkatan kolesterol. Imobilisasi (kurangnya bergerak atau produktif) juga menjadi pendukung seseorang mengalami stroke.
“Tak lupa juga stres juga menjadi faktor lainnya yang dapat menyebabkan stroke. Stres yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah seseorang tinggi hingga menyebabkan stroke yang berkelanjutan,” papar dr Yudhi.
Deteksi Dini
Dr Yudhi mengungkapkan, penyakit stroke dapat tertangani dengan deteksi secara dini. Seseorang yang mengalami defisit neurologis fokal pada beberapa bagian tubuh harus segera melakukan pemeriksaan kepada dokter atau tenaga profesional. Penurunan kesadaran yang mendadak menjadi tanda atau ciri orang mengalami gejala stroke. Penurunan kesadaran ini disebabkan oleh gangguan pada kinerja otak. Hal ini harus segera mendapatkan penanganan agar tidak berakibat fatal.“Waktu untuk menyelamatkan orang stroke hanya berkisar empat jam, karena sumbatan pada darah harus segera dibuka agar risiko kecacatan fisik dan kematian dari orang yang mengalami stroke berkurang,” ungkapnya.
Dokter spesialis syaraf RS Mitra Keluarga tersebut mengungkapkan, jika orang terdekat mengalami gejala stroke, anggota keluarga diimbau agar tetap tenang dan tidak panik. Salah satu langkah tepat dengan cara orang tersebut harus segera dibawa ke rumah sakit.
Menurutnya, sebaik-baiknya penanganan pertama di rumah ialah dengan membawa orang dengan gejala stroke ke rumah sakit. Hal ini dikarenakan penyakit stroke berpacu dengan waktu. Masa golden period pada pertolongan yakni kurang dari empat jam setelah timbul gejala.
“Sehingga perlu adanya edukasi pada masyarakat dan keluarga cara menangani orang yang mengalami stroke dengan tepat. Semakin cepat orang dengan gejala stroke tertangani semakin minim risiko kecacatan atau kematian dari orang tersebut,” tegasnya.
Lihat Juga: Fisioterapi Gratis Bantu Pasien Stroke dan Saraf Kejepit di Rusunawa Sumur Welut Surabaya
(tsa)