Menikmati Indahnya Anggrek Langka di Orchid Forest yang Sejuk
A
A
A
BANDUNG - "Bumi Pasundan diciptakan saat Tuhan sedang tersenyum". Istilah itu pertama kali dilontarkan oleh budayawan Belanda Martinus Antonius Weselinus Brouwer (M.A.W) Brouwer. Ungkapan yang melegenda itu menggambarkan jika bumi Pasundan adalah daerah yang sangat memesona dengan kekayaan sumber daya alam, objek wisata, dan kesuburan tanahnya.
Keindahan dan kesejukan udara Kota Bandung, membuat kota ini juga dijuluki Paris van Java. Keberadaan sejumlah objek wisata alam yang melegenda, membuat orang tidak pernah bosan untuk datang. Apalagi ke kawasan Bandung utara seperti wilayah Lembang. Salah satu objek wisata yang sedang viral dan banyak dikunjungi karena memiliki banyak spot foto yang Instagramable adalah Orchid Forest yang berada di kaki Gunung Tangkubanperahu.
Destinasi wisata ini menampilkan sebanyak 145 jenis anggrek (Orcchidaceae) dengan beragam jenis dan bunganya yang sangat indah. Koleksi anggreknya bukan hanya dari seluruh Indonesia tapi juga varietas anggrek dari beberapa negara seperti Venezuela, Peru, dan Amerika Serikat. Semua itu terhampar di kawasan seluas 12 hektare dan bisa dinikmati pengunjung dengan berselimut sejuknya udara Lembang.
"Konsep yang kami kembangkan adalah edutourism dan menjadi destinasi digital tourism dengan keberadaan spot-spot foto yang Instagramable," tutur Public Relation yang juga Leader Marketing Orchid Forest, Bagus Maulana kepada SINDOnews, Sabtu (19/1/2018).
Disebutkannya, koleksi anggrek di Orchid Forest salah satunya seperti angrek langka dari Papua yakni anggrek hitam (coelogyne pandurata) dan anggrek kantong semar atau anggrek selop (paphiopedilum glaucophyllum). Pengunjung yang datang tidak hanya sekadar menikmati keragaman anggrek tapi sekaligus pula bisa membeli anggrek karena ada bazar anggrek dengan spesies umum.
Pengunjung yang datang cukup membayar tiket masuk Rp35.000/orang sudah termasuk asuransi. Mereka bisa menikmati keberadaan Orchid Castle, Lighting Tunnel yang mulai nyala dari pukul setengah enam sore. Kemudian ada juga Orchid House, Garden of Light, Rabbit Forest, Teras Paphio, dan Wood Bridge sepanjang 1.450 meter dan tinggi 11 meter. Namun untuk melintasi Wood Bridge pengunjung dikenai biaya Rp25.000 dan bisa mencoba wahana flying fox secara gratis.
Operasional tempat ini pada hari biasa atau weekday mulai pukul 09.00—18.00 WIB dan akhir pekan atau weekend pukul 08.00—19.00 WIB. Biasanya pengunjung yang datang ke tempat ini akan lebih banyak menjelang sore dan malam hari. Saat cuaca mulai gelap suasana akan terlihat indah dengan kemunculan cahaya dari sinar lampu. Bagi pengunjung yang ingin menikmati kuliner tersedia restoran, foodcourt, dan cafe, atau kalau yang ingin camping juga disediakan camping ground untuk keluarga.
"Kami ingin menawarkan suasana nyaman, sejuk, dan wahana yang berbeda, apalagi di Bandung belum ada tempat wisata edutourism mengenai anggrek yang instagramable. Itulah yang membuat Orchid Forest menjadi destinasi wisata ter-viral di Indonesia hasil research dari Platinum Indonesia Award," kata dia.
Keindahan dan kesejukan udara Kota Bandung, membuat kota ini juga dijuluki Paris van Java. Keberadaan sejumlah objek wisata alam yang melegenda, membuat orang tidak pernah bosan untuk datang. Apalagi ke kawasan Bandung utara seperti wilayah Lembang. Salah satu objek wisata yang sedang viral dan banyak dikunjungi karena memiliki banyak spot foto yang Instagramable adalah Orchid Forest yang berada di kaki Gunung Tangkubanperahu.
Destinasi wisata ini menampilkan sebanyak 145 jenis anggrek (Orcchidaceae) dengan beragam jenis dan bunganya yang sangat indah. Koleksi anggreknya bukan hanya dari seluruh Indonesia tapi juga varietas anggrek dari beberapa negara seperti Venezuela, Peru, dan Amerika Serikat. Semua itu terhampar di kawasan seluas 12 hektare dan bisa dinikmati pengunjung dengan berselimut sejuknya udara Lembang.
"Konsep yang kami kembangkan adalah edutourism dan menjadi destinasi digital tourism dengan keberadaan spot-spot foto yang Instagramable," tutur Public Relation yang juga Leader Marketing Orchid Forest, Bagus Maulana kepada SINDOnews, Sabtu (19/1/2018).
Disebutkannya, koleksi anggrek di Orchid Forest salah satunya seperti angrek langka dari Papua yakni anggrek hitam (coelogyne pandurata) dan anggrek kantong semar atau anggrek selop (paphiopedilum glaucophyllum). Pengunjung yang datang tidak hanya sekadar menikmati keragaman anggrek tapi sekaligus pula bisa membeli anggrek karena ada bazar anggrek dengan spesies umum.
Pengunjung yang datang cukup membayar tiket masuk Rp35.000/orang sudah termasuk asuransi. Mereka bisa menikmati keberadaan Orchid Castle, Lighting Tunnel yang mulai nyala dari pukul setengah enam sore. Kemudian ada juga Orchid House, Garden of Light, Rabbit Forest, Teras Paphio, dan Wood Bridge sepanjang 1.450 meter dan tinggi 11 meter. Namun untuk melintasi Wood Bridge pengunjung dikenai biaya Rp25.000 dan bisa mencoba wahana flying fox secara gratis.
Operasional tempat ini pada hari biasa atau weekday mulai pukul 09.00—18.00 WIB dan akhir pekan atau weekend pukul 08.00—19.00 WIB. Biasanya pengunjung yang datang ke tempat ini akan lebih banyak menjelang sore dan malam hari. Saat cuaca mulai gelap suasana akan terlihat indah dengan kemunculan cahaya dari sinar lampu. Bagi pengunjung yang ingin menikmati kuliner tersedia restoran, foodcourt, dan cafe, atau kalau yang ingin camping juga disediakan camping ground untuk keluarga.
"Kami ingin menawarkan suasana nyaman, sejuk, dan wahana yang berbeda, apalagi di Bandung belum ada tempat wisata edutourism mengenai anggrek yang instagramable. Itulah yang membuat Orchid Forest menjadi destinasi wisata ter-viral di Indonesia hasil research dari Platinum Indonesia Award," kata dia.
(alv)