TOP Generation Challenge 2.0 Dorong Anak Muda Terus Berkarya
A
A
A
JAKARTA - Saat ini semakin banyak generasi muda Indonesia yang berani berkarya dan konsisten menjadikan kreativitas sebagai kekuatan untuk bertumbuh. Hadirnya TOP Generation Challenge 2.0. yang mengusung tema Muda Kaya Karya, ikut mendorong semangat kreativitas kaum muda di Indonesia dan mempresentasikan diversitas karya anak muda Indonesia.
Hadirnya acara ini juga bertujuan agar anak muda tidak lagi takut dan ragu untuk menghasilkan suatu karya yang positif. Ajang yang digagas , TOP Coffee Susu ini menjadi wadah anak-anak muda kreatif untuk bisa berkumpul bersama demi menciptakan karya seni yang menginspirasi dan memiliki rasa serta mengintegrasi pengalaman seni menjadi sebuah karya untuk Indonesia.
“Kami menyadari bahwa anak-anak muda Indonesia memiliki potensi luar biasa yang berasal dari kreativitas. Hal ini bisa dilihat dari pesatnya pertumbuhan industri kreatif di Tanah Air. Acara ini diharapkan dapat menjadi wadah eksistensi yang menghubungkan gelombang kreativitas dan semangat para anak-anak muda untuk berani mengeksplorasi diri demi menghasilkan karya terbaik,” kata Edward Christian Djaja selaku Product Manager TOP Coffee dalam keterangan pers yang diterima SINDOnews.
Pendaftaran TOP Generation Challenge 2.0 dapat diakses melalui website www.topgeneration.id dengan target peserta para anak muda yang aktif, kreatif, inspiring, berjiwa bebas, unik, dan trendsetter berusia 17-35 tahun. Tersedia dua kategori bagi para calon peserta untuk menentukan pilihan berkarya, yakni kategori art maker yang terdiri dari kriya, fotografi, arsitektur, desain komunikasi visual, desain produk, dan seni rupa, serta kategori content creator yang terdiri dari aplikasi dan pengembangan permainan, film animasi dan video, musik, pertunjukan, youtuber, dan vlogger.
TOP Generation Challenge 2.0 menggelar roadshow di enam kota yakni Bandung, Yogyakarta, Jakarta, Malang, Surabaya, Denpasar dan bekerja sama dengan komunitas-komunitas kreatif yang ada di kota-kota tersebut. Beberapa komunitas tersebut antara lain Ruang Rupa (Jakarta), Street Stage, Cushcush Gallery dan Serbuk kayu (Surabaya), Ruang MES 56 (Yogyakarta) serta Penahitam (Malang). Para partisipan yang berminat mengikuti ajang ini dapat mendaftar di website www.topgeneration.id, sign-up dan mengisi data lalu memasukan link foto atau video beserta keterangan tentang karyanya.
Karya yang disertakan harus mengandung unsur seni, tidak memiliki muatan SARA, sesuai dengan norma sosial di Indonesia. Seluruh karya yang masuk kedalam TOP Generation Challenge 2.0 akan dinilai oleh satu kurator yakni Yustiansyah Lesmana (Direktur Artistik Teater Gantha) lalu juri yakni Andi Yusuf Bachtiar (sutradara) untuk kategori Content Maker dan Muchlis Fachri (Muklay) sebagai role model seniman anak muda .
Partisipan yang mendaftarkan karyanya akan di undang ke pameran berdasarkan daerah roadshow untuk memamerkan karya dan dinilai oleh tim juri. Di setiap roadshow tersebut, para peserta yang karyanya terpilih sebagai karya terpuji dari kategori art maker dan content maker akan mendapatkan apresiasi berupa uang tunai dan plakat penghargaan. Sedangkan untuk karya terpuji cross category akan mendapatkan apresiasi uang tunai beserta plakat penghargaan.
Roadshow TOP Generation Challenge 2.0 di setiap kota akan menghadirkan beragam hal menarik untuk dinikmati para anak muda kreatif dan pecinta seni. Dimulai dengan workshop berupa sharing praktis dengan narasumber terpilih mengenai keahlian narasumber. Sesi workshop ini terbagi dalam 2 sesi yakni art maker di sesi pertama dan content maker di sesi kedua. Terdapat juga pameran karya peserta TOP Generation Challenge 2.0 yang unik. Selain itu para pengunjung juga dapat menikmati MKK Booth yang diisi bazaar komunitas yang menghadirkan pilihan pakaian, aksesoris, kerajinan hingga makanan lokal, serta bersantai sembari menikmati berragam kopi.
“TOP Generation Challenge 2.0 merupakan bentuk apresiasi bagi anak-anak muda yang berani menghasilkan karya seni yang berangkat dari kreatifitas. Oleh karena itu seluruh acara dalam roadshow di setiap kota dipersiapkan khusus agar dapat dinikmati, sekaligus mampu memberikan inspirasi dan insight bagi para anak muda tersebut, terutama dalam berkarya dalam bentuk apapun,” tutur Edward.
Hadirnya acara ini juga bertujuan agar anak muda tidak lagi takut dan ragu untuk menghasilkan suatu karya yang positif. Ajang yang digagas , TOP Coffee Susu ini menjadi wadah anak-anak muda kreatif untuk bisa berkumpul bersama demi menciptakan karya seni yang menginspirasi dan memiliki rasa serta mengintegrasi pengalaman seni menjadi sebuah karya untuk Indonesia.
“Kami menyadari bahwa anak-anak muda Indonesia memiliki potensi luar biasa yang berasal dari kreativitas. Hal ini bisa dilihat dari pesatnya pertumbuhan industri kreatif di Tanah Air. Acara ini diharapkan dapat menjadi wadah eksistensi yang menghubungkan gelombang kreativitas dan semangat para anak-anak muda untuk berani mengeksplorasi diri demi menghasilkan karya terbaik,” kata Edward Christian Djaja selaku Product Manager TOP Coffee dalam keterangan pers yang diterima SINDOnews.
Pendaftaran TOP Generation Challenge 2.0 dapat diakses melalui website www.topgeneration.id dengan target peserta para anak muda yang aktif, kreatif, inspiring, berjiwa bebas, unik, dan trendsetter berusia 17-35 tahun. Tersedia dua kategori bagi para calon peserta untuk menentukan pilihan berkarya, yakni kategori art maker yang terdiri dari kriya, fotografi, arsitektur, desain komunikasi visual, desain produk, dan seni rupa, serta kategori content creator yang terdiri dari aplikasi dan pengembangan permainan, film animasi dan video, musik, pertunjukan, youtuber, dan vlogger.
TOP Generation Challenge 2.0 menggelar roadshow di enam kota yakni Bandung, Yogyakarta, Jakarta, Malang, Surabaya, Denpasar dan bekerja sama dengan komunitas-komunitas kreatif yang ada di kota-kota tersebut. Beberapa komunitas tersebut antara lain Ruang Rupa (Jakarta), Street Stage, Cushcush Gallery dan Serbuk kayu (Surabaya), Ruang MES 56 (Yogyakarta) serta Penahitam (Malang). Para partisipan yang berminat mengikuti ajang ini dapat mendaftar di website www.topgeneration.id, sign-up dan mengisi data lalu memasukan link foto atau video beserta keterangan tentang karyanya.
Karya yang disertakan harus mengandung unsur seni, tidak memiliki muatan SARA, sesuai dengan norma sosial di Indonesia. Seluruh karya yang masuk kedalam TOP Generation Challenge 2.0 akan dinilai oleh satu kurator yakni Yustiansyah Lesmana (Direktur Artistik Teater Gantha) lalu juri yakni Andi Yusuf Bachtiar (sutradara) untuk kategori Content Maker dan Muchlis Fachri (Muklay) sebagai role model seniman anak muda .
Partisipan yang mendaftarkan karyanya akan di undang ke pameran berdasarkan daerah roadshow untuk memamerkan karya dan dinilai oleh tim juri. Di setiap roadshow tersebut, para peserta yang karyanya terpilih sebagai karya terpuji dari kategori art maker dan content maker akan mendapatkan apresiasi berupa uang tunai dan plakat penghargaan. Sedangkan untuk karya terpuji cross category akan mendapatkan apresiasi uang tunai beserta plakat penghargaan.
Roadshow TOP Generation Challenge 2.0 di setiap kota akan menghadirkan beragam hal menarik untuk dinikmati para anak muda kreatif dan pecinta seni. Dimulai dengan workshop berupa sharing praktis dengan narasumber terpilih mengenai keahlian narasumber. Sesi workshop ini terbagi dalam 2 sesi yakni art maker di sesi pertama dan content maker di sesi kedua. Terdapat juga pameran karya peserta TOP Generation Challenge 2.0 yang unik. Selain itu para pengunjung juga dapat menikmati MKK Booth yang diisi bazaar komunitas yang menghadirkan pilihan pakaian, aksesoris, kerajinan hingga makanan lokal, serta bersantai sembari menikmati berragam kopi.
“TOP Generation Challenge 2.0 merupakan bentuk apresiasi bagi anak-anak muda yang berani menghasilkan karya seni yang berangkat dari kreatifitas. Oleh karena itu seluruh acara dalam roadshow di setiap kota dipersiapkan khusus agar dapat dinikmati, sekaligus mampu memberikan inspirasi dan insight bagi para anak muda tersebut, terutama dalam berkarya dalam bentuk apapun,” tutur Edward.
(tdy)