Atta Halilintar Sukses Jadi Miliader Lewat Youtube

Rabu, 27 Februari 2019 - 10:09 WIB
Atta Halilintar Sukses Jadi Miliader Lewat Youtube
Atta Halilintar Sukses Jadi Miliader Lewat Youtube
A A A
DI usianya yang masih muda, Atta Halilintar sudah sukses menjadi YouTuber dengan 11 juta subscribers. Dengan subscribers sebanyak itu uangpun terus mengalir ke pundi-pundinya. Dalam satu bulan Atta bisa mendapatkan penghasilan dari iklan mencapai Rp 8,2 miliar.

Sering kali saat masih kecil, siapa pun pernah ditanya ingin jadi apa saat sudah besar nanti? Mungkin beberapa dekade silam menjadi You Tuber bukanlah jawaban lazim dibandingkan profesi seperti dokter atau menteri. Namun, zaman berubah. Kini ada pekerjaan sebagai YouTuber atau influencer yang semakin banyak ditekuni sebagai profesi untuk mendulang uang.

Nama Atta Halilintar pun belakangan banyak disebut lantaran pencapaiannya di jagat dunia maya. Channel YouTube-nya yang meledak dengan 11 juta subscribers ditahbiskan sebagai yang terbanyak se-Asia Tenggara.

Belum lama ini, YouTube memberikannya penghargaan Diamond Award pertama sebagai creator independent pertama yang mencapai 10 juta subscribers di Indonesia dan Asia Tenggara. Menjadi YouTuber dengan subscribers 11 juta bukan terjadi instan begitu saja. Atta pertama kali membuat akun YouTube pada awal 2016.

Sampai sekarang sudah sekitar 387 video yang diunggah. Dari 387 video tersebut, Atta berhasil mengumpulkan 809 juta views, tepatnya 809.188.641 views per Februari ini. Dengan tampilan khas rambut ber-highlight biru dan kacamata, pria bernama asli Muhammad Attamimi Halilintar yang lahir di Dumai, Riau, ini juga sempat bermain di film 13: The Haunted yang rilis pada 2018 karya sutradara Rudy Soedjarwo.

Bila melihat tayangan videonya, tidak jarang penonton YouTube akan dibuat tertawa atau melongo karena entertaint yang menghibur jutaan orang yang kerap menjadikan video YouTube sebagai pelepas kepenatan.

“Kalau dilihat dari perkembangan zaman, YouTube adalah media sosial yang paling tinggi kemajuannya dibanding media sosial lain. YouTube masa depan dunia, jadi aku seriusin. Melalui ini, aku juga bisa buka banyak lapangan kerja,” sebut Atta saat media gathering di Kantor Google belum lama ini.

Sejak dulu Atta yang lahir dari pasangan Halilintar Anofial Asmid dan Lenggogeni Faruk hanya bercita-cita menjadi pedagang. Namun, dia memikirkan untuk bisa berjualan tanpa modal demi memasarkan dagangannya.

Dia pun melihat bahwa ada potensi dari keberadaan media sosial untuk memasarkan dagangannya. Tidak mengherankan kalau saat tampil di channel YouTube-nya, Atta sekaligus berpromosi jualannya. Bila melihat kisahnya ke belakang, Atta memang sudah dididik mandiri sejak kecil dan mengenal dunia bisnis dari sang ayah.

Atta memang mewarisi darah Minangkabau dari kedua orang tuanya. Saat masih SD, Atta sudah menjual makanan seperti roti, sandwich, dan mainan anak-anak. Pada usia 11 tahun, dia juga sempat merintis bisnis kecil-kecilan dengan menjual nomor perdana. Usahanya ini berkembang hingga Atta punya konter sendiri.

Sukses di bisnis kartu perdana, Atta menjajal usaha baru dengan menjual kendaraan bekas. Tidak hanya itu, Atta juga menjual ponsel asal China. Toko pertamanya ada di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Ponsel China itu ternyata laku di pasaran. Atta berhasil meraup keuntungan terbilang banyak. Bisnis Atta lainnya juga tetap berjalan.

Dia punya beberapa usaha kuliner dan clothing line. Sekarang dengan 11 juta lebih subscribers, apa yang akan dilakukan Atta ke depannya? Pria kelahiran tahun 1994 ini berkeinginan membangun masjid. “Aku kasih challenge siapa yang bisa desain masjidnya yang bagus untuk anak milenial, kalau bisa instagramable, jadi beribadah itu senang,” ucap Atta.

Kedua orang tuanya mendukung penuh yang dikerjakan Atta. Meski kesibukannya membuat konten dan menjalankan bisnis, keluarga Atta yang disebut sebagai Gen Halilintar dari gabungan nama panggilan sang ibu, Gen, dan sang ayah, Halilintar, tetap punya support system.

Meski sudah hidup mandiri terpisah rumah, Atta selalu berkomunikasi dengan orang tua dan adik-adiknya. “Kami sekarang susah sekali ketemu karena ke luar kota dan banyak urusan pekerjaan. Tapi tetap kami punya support system di keluarga untuk saling mengingatkan dan mendukung,” sebut sang ibu.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4213 seconds (0.1#10.140)