Iga Massardi Beri Semangat Generasi Muda lewat Mimpi dan Matahari
A
A
A
JAKARTA - Vokalis yang juga gitaris grup musik Barasuara, Iga Massardi menciptakan lagu yang didedikasikannya secara khusus kepada anak-anak band SMA. Lagu itu diciptakan Iga untuk nantinya dibawakan oleh finalis dalam grand final ajang Pucuk Cool Jam, sebuah kompetisi band antar SMA.
Puncak kompetisi Pucuk Cool Jam sendiri akan dihelat di Lapangan PPI Pussenif, Jalan WR Supratman, Kota Bandung pada 9 Maret mendatang.
Lewat lagu ciptaannya itu Iga ingin memberikan semangat kepada generasi muda terutama anak SMA untuk terus menggapai cita-cita dan mimpinya bersama dengan teman lain. Pria 33 tahun itu mencoba untuk menuangkan idenya dalam lagu berjudul "Mimpi dan Matahari".
Menurut Iga, lagu ini menceritakan tentang kisah perjalanan hidup yang banyak, cerita baik suka maupun duka. Lewat "Mimpi dan Matahari", dia juga ingin menyampaikan akan ada hasil yang didapat lewat perjuangan.
"Ini menceritakan kalau loe punya tujuan, sampai sana enggak gampang. Kalau loe akan ketemu dengan berbagai masalah dalam hidup sehingga bisa terus mencari cara gimana sampai ke sana enggak bikin putus asa," kata Iga Massardi kepada SINDO saat ditemui di kawasan Dago, Bandung, Rabu (6/3) sore.
Menurut pria kelahiran Jakarta, 9 November 1985 ini, lirik lagu yang ditulisnya dalam "Mimpi dan Matahari" dinilainya begitu mengena pada anak-anak SMA yang tengah berjuang mencapai tujuannya. Kendati demikian, juga relevan ke semua umur.
"Kalau dari konsep musik, gue mencoba bikin ini sesimpel dan sesederhana mungkin. Melodinya sefamiliar mungkin dan proses cuman tiga hari kelar dan tema lirik meng-encourage mereka harus tahu untuk mencapai satu tujuan enggak hanya senang-senang saja harus ada pahitnya juga dan harus dijadikan tantangan," paparnya.
Seluruh proses penggarapan dan produksi serta perekaman "Mimpi dan Matahari" dilakukan sendiri oleh Iga dalam studio. "Untuk lagu ini semua aspek mulai vokal, instrument lagu ini direkam sendiri di studio dan awalnya mereka hanya minta gitaran karena gue gatel jadi bikin konsep full band direkam semua di studio, selesai," ungkap vokalis yang kerap mengenakan batik saat di atas panggung ini.
Sementara, dalam ajang pencarian bakat Pucuk Cool Jam, Iga berharap talenta-talenta dari band-band SMA bisa menghasilkan karya luar biasa. Pemenangnya bisa menjadi bibit baru yang meramaikan industri hiburan di Indonesia. "Talenta anak SMA dari tahun ke tahun di festival ini punya awareness besar dengan animo besar. Eksekusinya dari tahun ke tahun makin bagus makin matang. Tahun ini pastinya lebih canggih," tuturnya.
Tahun ini, sebanyak 300 peserta dari 60 sekolah mengikuti audisi digital Pucuk Cool Jam selama 12 November 2018 hingga 12 Januari 2019. Dari jumlah tersebut dipilih enam band yang akan tampil di grand final. Mereka akan bersaing menjadi pemenang yang nantinya akan dibuatkan lagu dan diorbitkan.
Puncak kompetisi Pucuk Cool Jam sendiri akan dihelat di Lapangan PPI Pussenif, Jalan WR Supratman, Kota Bandung pada 9 Maret mendatang.
Lewat lagu ciptaannya itu Iga ingin memberikan semangat kepada generasi muda terutama anak SMA untuk terus menggapai cita-cita dan mimpinya bersama dengan teman lain. Pria 33 tahun itu mencoba untuk menuangkan idenya dalam lagu berjudul "Mimpi dan Matahari".
Menurut Iga, lagu ini menceritakan tentang kisah perjalanan hidup yang banyak, cerita baik suka maupun duka. Lewat "Mimpi dan Matahari", dia juga ingin menyampaikan akan ada hasil yang didapat lewat perjuangan.
"Ini menceritakan kalau loe punya tujuan, sampai sana enggak gampang. Kalau loe akan ketemu dengan berbagai masalah dalam hidup sehingga bisa terus mencari cara gimana sampai ke sana enggak bikin putus asa," kata Iga Massardi kepada SINDO saat ditemui di kawasan Dago, Bandung, Rabu (6/3) sore.
Menurut pria kelahiran Jakarta, 9 November 1985 ini, lirik lagu yang ditulisnya dalam "Mimpi dan Matahari" dinilainya begitu mengena pada anak-anak SMA yang tengah berjuang mencapai tujuannya. Kendati demikian, juga relevan ke semua umur.
"Kalau dari konsep musik, gue mencoba bikin ini sesimpel dan sesederhana mungkin. Melodinya sefamiliar mungkin dan proses cuman tiga hari kelar dan tema lirik meng-encourage mereka harus tahu untuk mencapai satu tujuan enggak hanya senang-senang saja harus ada pahitnya juga dan harus dijadikan tantangan," paparnya.
Seluruh proses penggarapan dan produksi serta perekaman "Mimpi dan Matahari" dilakukan sendiri oleh Iga dalam studio. "Untuk lagu ini semua aspek mulai vokal, instrument lagu ini direkam sendiri di studio dan awalnya mereka hanya minta gitaran karena gue gatel jadi bikin konsep full band direkam semua di studio, selesai," ungkap vokalis yang kerap mengenakan batik saat di atas panggung ini.
Sementara, dalam ajang pencarian bakat Pucuk Cool Jam, Iga berharap talenta-talenta dari band-band SMA bisa menghasilkan karya luar biasa. Pemenangnya bisa menjadi bibit baru yang meramaikan industri hiburan di Indonesia. "Talenta anak SMA dari tahun ke tahun di festival ini punya awareness besar dengan animo besar. Eksekusinya dari tahun ke tahun makin bagus makin matang. Tahun ini pastinya lebih canggih," tuturnya.
Tahun ini, sebanyak 300 peserta dari 60 sekolah mengikuti audisi digital Pucuk Cool Jam selama 12 November 2018 hingga 12 Januari 2019. Dari jumlah tersebut dipilih enam band yang akan tampil di grand final. Mereka akan bersaing menjadi pemenang yang nantinya akan dibuatkan lagu dan diorbitkan.
(nug)