Khawatir dengan Masa Depan Batik, Hartono Sumarsono Luncurkan Buku

Sabtu, 23 Maret 2019 - 01:36 WIB
Khawatir dengan Masa...
Khawatir dengan Masa Depan Batik, Hartono Sumarsono Luncurkan Buku
A A A
JAKARTA - Kolektor sekaligus penulis batik kawakan, Hartono Sumarsono mencoba memberikan gambaran yang jelas dan utuh terkait batik sudagaran kepada kaum milenial. Agar pesan tersebut bisa diterima dengan baik, Hartono Sumarsono pun meluncurkan buku "Batik Sudagaran Surakarta".

Lewat buku kelimanya tersebut, Hartono ingin kisah batik sudagaran, motif lawas ciptaan para pedagang bisa diketahui dan dinikmati oleh generasi saat ini. Perintis bisnis Batik Kencana Ungu ini memiliki kekhawatiran atas kelestarian kain batik serta semakin banyaknya keberadaan batik-batik langka yang mulai dijual-belikan oleh orang asing ke luar negeri.

Sebelum meluncurkan "Batik Sudagaran Surakarta", Hartono pernah membuat empat buah buku, yakni "Batik Pesisir Pusaka Indonesia", "Benang Raja: Menyimpul Keelokan Batik Pesisir", "Batik Garutan" dan "Batik Betawi".

"Buku kelima ini akhirnya kita keluarkan. Judulnya 'Batik Sudagaran Solo'. Ini koleksi batik yang dibuat oleh saudagar di luar keraton. Di keraton sendiri tak sembarangan orang boleh menggunakan batik khas keraton," ungkap Hartono saat ditemui SINDO di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Rabu (20/3).

"Dan ternyata batik karya saudagar ini tak kalah bagusnya dengan keratin karena di keraton sendiri tak sembarangan orang yang menggunakan batik khas keraton. Ternyata batik karya saudagar ini tak kalah bagusnya dengan keraton," tambahnya.

Dalam buku-buku batik yang dikeluarkannya, Hartono tidak pernah meninggalkan ciri khas tampilan dan isi buku yang hampir 80 persen memuat gambar-gambar batik, dan sedikitnya ada sekitar 200 motif batik yang ditampilkan dari berbagai referensi. Dia memang mengutamakan untuk lebih menunjukkan seperti apa bentuk kain juga gambar dan detail kain batik tersebut.

Hartono berharap bukunya ini bisa menjadi sebagai salah satu pondasi bagi kaum milenial untuk aware terhadap budaya nusantara, dalam hal ini batik. "Saya merasa ada tanggung jawab untuk berkontribusi dalam bidang budaya khususnya batik dengan membuat buku soal batik Indonesia," jelasnya.

Pria penerima penghargaan Upakarti dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2011 ini mengaku, tak gampang menemukan data atau narasumber pendukung saat menyusun buku soal batik. Tetapi berkat koneksi pencinta batik, akhirnya bisa terbantu.

"Batik kita banyak motifnya. Dari batik tulis hingga corak yang terpengaruh dari China hingga Jepang. Kadang para pengrajin batik tak menurunkan ilmunya ke kerabatnya, jadi kita agak kesulitan mencari data dan narasumber," ungkap dia.

Batik sudagaran sendiri, kata Hartono, memiliki motif yang tidak terhitung jumlahnya, namun beberapa di antaranya adalah bunga, ceplok, lereng, alas-alasan, dan wonogiri. "Semoga batik-batik sudagaran dari Surakarta yang berhasil saya kumpulkan ini bisa menjadi dokumentasi yang berguna, kini maupun di masa mendatang," harapnya.

Dikemas dengan hard cover dan memiliki tebal 256 halaman, buku "Batik Sudagaran Surakarta" karya Hartono ini mulai dijual di pasaran pada 15 April mendatang dengan harga Rp500 ribu.
(nug)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0643 seconds (0.1#10.140)