Umay Shahab Nikmati Pengalaman Jadi Taruna Akpol
A
A
A
JAKARTA - Aktor muda Muhammad Arfiza Shahab begitu tertantang saat memerankan karakter Bara Maulana, seorang taruna yang tengah menempuh pendidikan Akpol dalam film "Pohon Terkenal". Awalnya, aktor yang lebih dikenal dengan Umay Shahab itu sempat dipertanyakan, karena memiliki tubuh yang gemuk dan tidak atletis.
Sang sutradara, Monty Tiwa pun pernah meminta Umay untuk menurunkan berat badan. Meskipun begitu, Monty tidak terlalu memaksakannya, mengingat waktu yang begitu singkat untuk jalan produksi. "Gue disuruh turunin berat badan, tapi Pak Monty ngeyakinin ke gue bahwa gue aktor, bukan model. Jadi tugas gue adalah akting dan kondisi waktu pun saat itu emang enggak bisa cepat," ucap Umay saat ditemui SINDO di Kuningan, Jakarta, beberapa hari lalu.
Namun, dengan kondisi tubuh tersebut, Umay seperti ingin memberikan pesan kepada masyarakat bahwa tidak semua Taruna di Akademi Kepolisian memiliki postur tubuh yang atletis. "Karena itu pertanyaan dari awal adalah Umay proporsi badannya enggak ini. Mungkin orang cuma ngeliat Akpol yang kurus, tapi mereka enggak pernah ngeliat bahwa ada akpol seukuran gue. Bahkan lebih besar dari gue pun ada," ungkapnya.
Demi mendalami karakter Bara, remaja kelahiran Jakarta, 16 Februari 2001 itu pun rela menjalani latihan fisik yang berat layaknya seorang taruna, calon perwira polisi. Latihan fisik itu dijalani Umay bersama lawan mainnya Laura Theux, yang memainkan sosok taruni bernama Ayu Sekarwati di dalam karantina. Selama lima hari Umay dan Laura harus menjalani hari-hari seperti layaknya taruna sesungguhnya.
Latihan fisik, baris berbaris, berlari, merayap melewati rintangan sungguh menyiksa Umay. Latihan ini sebelumnya tak pernah dia jalani. Demi "Pohon Terkenal", dia dipaksa untuk bekerja keras.
"Karena adegan yang ngeguling, merayap, batunya tajem-tajem kan. Kita ngerayap bener-bener (kena) kulit. Gue muntah tiga kali, hampir pingsan dua kali. Karena adegan yang guling, merayap," ungkap Umay.
Walau bagaimanapun juga, Umay mengaku sangat senang berperan menjadi Bara dalam Pohon Terkenal. "Ini film pertama tentang Akademi Kepolisian. Saya bersyukur, awalnya saya enggak menyangka (bisa berperan dalam film ini)," tukas Umay.
Menurut Umay, film Pohon Terkenal ingin menunjukkan bahwa pendidikan Akademi Kepolisian itu asyik dan jauh dari pandangan selama ini yang menilai pendidikan monoton dan membosankan. "Dan itu di sinilah diekspose, karena mungkin orang banyak yang tahu Akpol itu ketat, enggak asik, monoton. Di film ini menurut gue perubahan paradigma orang terhadap Akpol, terhadap kepolisian, terhadap polisi," tuturnya.
Pohon Terkenal merupakan istilah umum dalam Akpol, yang artinya para Taruna dan Taruni yang berulang kali melakukan kesalahan atau melanggar peraturan. Film ini menceritakan sisi humanis dari kehidupan Akpol, yakni kisah persahabatan, cinta, pengorbanan, kenakalan khas remaja, kelucuan, dan tentu perjuangan.
Sang sutradara, Monty Tiwa pun pernah meminta Umay untuk menurunkan berat badan. Meskipun begitu, Monty tidak terlalu memaksakannya, mengingat waktu yang begitu singkat untuk jalan produksi. "Gue disuruh turunin berat badan, tapi Pak Monty ngeyakinin ke gue bahwa gue aktor, bukan model. Jadi tugas gue adalah akting dan kondisi waktu pun saat itu emang enggak bisa cepat," ucap Umay saat ditemui SINDO di Kuningan, Jakarta, beberapa hari lalu.
Namun, dengan kondisi tubuh tersebut, Umay seperti ingin memberikan pesan kepada masyarakat bahwa tidak semua Taruna di Akademi Kepolisian memiliki postur tubuh yang atletis. "Karena itu pertanyaan dari awal adalah Umay proporsi badannya enggak ini. Mungkin orang cuma ngeliat Akpol yang kurus, tapi mereka enggak pernah ngeliat bahwa ada akpol seukuran gue. Bahkan lebih besar dari gue pun ada," ungkapnya.
Demi mendalami karakter Bara, remaja kelahiran Jakarta, 16 Februari 2001 itu pun rela menjalani latihan fisik yang berat layaknya seorang taruna, calon perwira polisi. Latihan fisik itu dijalani Umay bersama lawan mainnya Laura Theux, yang memainkan sosok taruni bernama Ayu Sekarwati di dalam karantina. Selama lima hari Umay dan Laura harus menjalani hari-hari seperti layaknya taruna sesungguhnya.
Latihan fisik, baris berbaris, berlari, merayap melewati rintangan sungguh menyiksa Umay. Latihan ini sebelumnya tak pernah dia jalani. Demi "Pohon Terkenal", dia dipaksa untuk bekerja keras.
"Karena adegan yang ngeguling, merayap, batunya tajem-tajem kan. Kita ngerayap bener-bener (kena) kulit. Gue muntah tiga kali, hampir pingsan dua kali. Karena adegan yang guling, merayap," ungkap Umay.
Walau bagaimanapun juga, Umay mengaku sangat senang berperan menjadi Bara dalam Pohon Terkenal. "Ini film pertama tentang Akademi Kepolisian. Saya bersyukur, awalnya saya enggak menyangka (bisa berperan dalam film ini)," tukas Umay.
Menurut Umay, film Pohon Terkenal ingin menunjukkan bahwa pendidikan Akademi Kepolisian itu asyik dan jauh dari pandangan selama ini yang menilai pendidikan monoton dan membosankan. "Dan itu di sinilah diekspose, karena mungkin orang banyak yang tahu Akpol itu ketat, enggak asik, monoton. Di film ini menurut gue perubahan paradigma orang terhadap Akpol, terhadap kepolisian, terhadap polisi," tuturnya.
Pohon Terkenal merupakan istilah umum dalam Akpol, yang artinya para Taruna dan Taruni yang berulang kali melakukan kesalahan atau melanggar peraturan. Film ini menceritakan sisi humanis dari kehidupan Akpol, yakni kisah persahabatan, cinta, pengorbanan, kenakalan khas remaja, kelucuan, dan tentu perjuangan.
(nug)