Tren Fashion 2019 Bakal Beri Imbas Positif pada Batik Indonesia
A
A
A
SURAKARTA - Tren fesyen global tahun 2019 diprediksi akan memberikan perkembangan positif bagi batik Indonesia. Batik bisa menjadi pilihan konsumen karena cocok dengan motif floral yang bakal menjadi salah satu tren.
Director & Head of Market Intelligence Inside Fashion Grup Jane Singer mengungkapkan, potensi yang dimiliki Indonesia sangat besar sekali karena orang orang luar negeri senang datang ke India, China dan Indonesia. Mereka mencari karya karya lokal, diantaranya batik karena cocok dengan motif floral yang bakal menjadi tren.
“Namun, perlu transformasi sedikit untuk selera internasional,” kata Jane Singer usai seminar dengan tema Advantages of US Cotton Textiles Products and Future Fashion Trends in the Global Market yang digelar di Solo, Jawa Tengah, Selasa (26/3/2019).
Seminar tentang Keuntungan Produk Tekstil Kapas AS dan Tren Mode Masa Depan di Pasar Global diprakarsai oleh Cotton Council Indonesia (CCI) bekerjasama dengan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API). Seminar diikuti pelaku bisnis industri tekstil, dan fesyen designer. Namun untuk selera internasional, lanjutnya, tidak boleh menggunakan bahan kapas dengan kualitas murah. Namun harus menggunakan kapas kualitas tinggi, seperti Cotton USA. Dengan kualitas ekspor, harganya lebih tinggi dan perusahaan di Indonesia bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
Model tradisional batik, diharapkan bisa sedikit dirubah menjadi modern batik agar cocok dengan selera luar negeri. Menurut dia, internet membuat konsumen dengan mudah melakukan riset terhadap suatu produk. Dia menggarisbawahi peran penting kualitas bahan yang digunakan oleh pabrik untuk memproduksi pakaian. Warna yang cerah, hasil cetak yang bagus. Serta bahan yang nyaman adalah hasil yang diharapkan. Dia yakin kapas Amerika menjadi kunci keberhasilan pencapaian harapan dari hasil produksi yang bagus.
Program Representative CCI Indonesia Andy Do mengungkapkan, motif coral sangat cocok dengan batik. Sementara, kualitas kapas AS dapat diaplikasikan untuk produksi tekstil batik. Kapas Amerika memiliki lima keunggulan, pertama 100% dipetik menggunakan mesin sehingga bebas kontaminasi. Kedua konsistensi tinggi karena menawarkan serat dengan bentuk yang sama dan konsisten. Ketiga sustainability karena produksi kapas AS mengikuti berbagai peraturan yang ketat dan wajib diaksanakan. “Keempat transparansi, kapas AS merupakan produk 100% terpercaya dan bisa ditelusuri kembali jika memang dibutuhkan,” kata Andy Do. Faktor kelima adalah pendampingan pembelian.
Director & Head of Market Intelligence Inside Fashion Grup Jane Singer mengungkapkan, potensi yang dimiliki Indonesia sangat besar sekali karena orang orang luar negeri senang datang ke India, China dan Indonesia. Mereka mencari karya karya lokal, diantaranya batik karena cocok dengan motif floral yang bakal menjadi tren.
“Namun, perlu transformasi sedikit untuk selera internasional,” kata Jane Singer usai seminar dengan tema Advantages of US Cotton Textiles Products and Future Fashion Trends in the Global Market yang digelar di Solo, Jawa Tengah, Selasa (26/3/2019).
Seminar tentang Keuntungan Produk Tekstil Kapas AS dan Tren Mode Masa Depan di Pasar Global diprakarsai oleh Cotton Council Indonesia (CCI) bekerjasama dengan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API). Seminar diikuti pelaku bisnis industri tekstil, dan fesyen designer. Namun untuk selera internasional, lanjutnya, tidak boleh menggunakan bahan kapas dengan kualitas murah. Namun harus menggunakan kapas kualitas tinggi, seperti Cotton USA. Dengan kualitas ekspor, harganya lebih tinggi dan perusahaan di Indonesia bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
Model tradisional batik, diharapkan bisa sedikit dirubah menjadi modern batik agar cocok dengan selera luar negeri. Menurut dia, internet membuat konsumen dengan mudah melakukan riset terhadap suatu produk. Dia menggarisbawahi peran penting kualitas bahan yang digunakan oleh pabrik untuk memproduksi pakaian. Warna yang cerah, hasil cetak yang bagus. Serta bahan yang nyaman adalah hasil yang diharapkan. Dia yakin kapas Amerika menjadi kunci keberhasilan pencapaian harapan dari hasil produksi yang bagus.
Program Representative CCI Indonesia Andy Do mengungkapkan, motif coral sangat cocok dengan batik. Sementara, kualitas kapas AS dapat diaplikasikan untuk produksi tekstil batik. Kapas Amerika memiliki lima keunggulan, pertama 100% dipetik menggunakan mesin sehingga bebas kontaminasi. Kedua konsistensi tinggi karena menawarkan serat dengan bentuk yang sama dan konsisten. Ketiga sustainability karena produksi kapas AS mengikuti berbagai peraturan yang ketat dan wajib diaksanakan. “Keempat transparansi, kapas AS merupakan produk 100% terpercaya dan bisa ditelusuri kembali jika memang dibutuhkan,” kata Andy Do. Faktor kelima adalah pendampingan pembelian.
(alv)