The Kaldera Toba Nomadic Escape Tawarkan Menginap di Alam Terbuka
A
A
A
DANAU TOBA - Menginap di alam terbuka di dekat tempat wisata terkenal menjadi salah satu tujuan para wisatawan saat ini. Salah satu kawasan yang menarik untuk dijadikan tempat menginap adalah Danau Toba di Sumatera Utara (Sumut). Konsep menginap glamping di alam terbuka inilah yang ditwarkan The Kaldera Toba Nomadic Escape di Lahan Zona Otorita Pariwisata Danau Toba, Desa Sibisa, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir, Sumut.
Direktur Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT), Arie Prasetyo menjelaskan The Kaldera merupakan sebuah glamping yang menyediakan berbagai fasilitas bagi para pengunjung. Fasilitas yang tersedia di antaranya Kaldera Amphitheater, Kaldera Plaza, Kaldera Stage dan Kaldera Hill. Juga tersedia Nomadic Bell Tent, Nomadic Cabin, Nomadic Bubble Tent, Nomadic Ecopod, Nomadin Caravan Park serta Coffee Sentral.
Berbagai fasilitas yang tersedia menjanjikan keindahan dan kenyaman bagi pengunjung di The Kaldera. Contohnya apa yang bisa dinikmati pengunjung di Nomadic Cabin. "Juga dibangun sebuah cabin seperti kaca transparan yang dari dalamnya dapat melihat indahnya pemandangan Desa Sigapiton yang berada tepat dilembah bawah The Kaldera dan Danau Toba serta Pulau Samosir sekaligus," ujarnya, Kamis (4/4/2019).
Arie menargetkan kehadiran The Kaldera menjadi salah satu pilihan destinasi baru di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba. Apalagi dengan hadirnya penerbangan domestik dan internasional yang langsung menuju Bandara Sisingamangaraja di Tapanuli Utara, menjadikan KSPN Danau Toba akan semakin menjadi sorotan dan tujuan wisata. Ini memerlukan upaya pengembangan disekitar KSPN Danau Toba agar destinasinya akan semakin menarik untuk dikunjungi.
"Kita ingin ekosistemnya mulai bergerak banyak. Kita tidak hanya menyiapkan penerbangannya saja, tapi juga mengembangkan destinasinya. Karena kalau tidak, maka akan kurang menarik. Jadi kita mulai (mengembangkan) di destinasi, termasuk The Kaldera ini," kata Arie.
Arie juga mengungkapkan nantinya, The Kaldera akan terus memberikan atraksi-atraksi menarik. Salah satunya akan diadikan regular performance setiap hari Sabtu. Meski berkonsep seperti mini konser, tapi tetap akan dikelola dengan serius.
Sebab, menurut Arie, meski dengan atraksi yang tidak terlalu besar, namun akan mengundang ketertarikan calon pengunjung jika ditampilkan dengan apik dan disertai promosi yang bagus. "Saya selalu bilang Danau Toba itu punya banyak potensi. Tapi kalau yang bagus-bagus ini tidak disentuh, maka tidak akan mengahasilkan," ucapnya.
Terkait daya tarik terbesar dari The Kaldera, Arie mengungkapkan keunikan setting tempatnya. Topografi wilayah yang berbukit dengan lebatnya pepohonan membuat pekerjaan yang dilakukan BPODT sebenarnya jauh lebih mudah. Ditambang dengan pemandangan bagus dan lokasi yang berada di ketinggian 1.397 meter diatas permukaan laut, menambah kesejukan didaerah tersebut.
Menurut ini, pembangunan Toba Nomadic Escape di lahan zona otorita telah dilakukan BPODT sejak awal tahun 2019. Tepatnya setelah proses penyerahan sertifikat hak pengelolaan (HPL) tahap I seluas 279 Ha dari 386,72 Ha di Desa Pardamean Sibisa, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir. HPL diserahkan pada Desember 2018 yang lalu.
Meski tidak dimungkiri dengan konsep outdoor yang dipilih, panas matahari akan memancarkan panasnya saat cuaca terik. Namun, yang paling utama menurutnya, BPODT tidak membuat perubahan yang merusak keseimbangan lingkungan. Sehingga pengunjung yang hadir dapat menikmati sensasi alam yang mungkin sudah sulit ditemui diperkotaan.
Ketua Tim Percepatan Nomadic Kementerian Pariwisata, Waizly Darwin menuturkan The Kaldera merupakan amenitas wisata kembara (nomadic tourism) yang dikembangkan oleh BPODT. Lokasinya ada di Lahan Zona Otorita Pariwisata Danau Toba, Sibisa, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir.
The Kaldera juga telah menyediakan amenitas berupa 15 Tenda Belt, 2 Cabin, 2 Tenda Bubble, 1 Ecopod, dan area parkir untuk Camper Van. "Destinasi ini sangat lengkap. Fasilitas lain yang ada di The Kaldera adalah Kaldera Ampiteathre, dengan kapasitas 250 orang, Kaldera Plaza, Kaldera Stage, Kaldera Hill, juga 2 Toilet," papar Waizly.
Dia mengatakan, lokasi The Kaldera tidak terlalu jauh. Posisinya hanya 20 Menit dari Parapat atau sekitar 1 jam 30 Menit dari Balige. The Kaldera juga berjarak 2 jam dari Bandara Silangit, dan hanya 10 Menit dari Bandara Sibisa.
Segmen utama wisatawan adalah para nomad, milenial dan family. Selain wisatawan nusantara, wisatawan mancanegara yang menjadi target adalah dari Malaysia, Singapura dan Eropa.
"The Kaldera memiliki view yang mempesona. Dari lokasi, kita bisa melihat indahnya Desa Wisata Sigapiton yang berlokasi di lembah di bawah The Kaldera, diapit bukit di kanan dan kiri dengan pemandangan Danau Toba dan Pulau Samosir di kejauhan. Diperkirakan The Kaldera dapat menampung 50 wisatawan yang menginap di fasilitas glampingnya," kata Waizly.
Direktur Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT), Arie Prasetyo menjelaskan The Kaldera merupakan sebuah glamping yang menyediakan berbagai fasilitas bagi para pengunjung. Fasilitas yang tersedia di antaranya Kaldera Amphitheater, Kaldera Plaza, Kaldera Stage dan Kaldera Hill. Juga tersedia Nomadic Bell Tent, Nomadic Cabin, Nomadic Bubble Tent, Nomadic Ecopod, Nomadin Caravan Park serta Coffee Sentral.
Berbagai fasilitas yang tersedia menjanjikan keindahan dan kenyaman bagi pengunjung di The Kaldera. Contohnya apa yang bisa dinikmati pengunjung di Nomadic Cabin. "Juga dibangun sebuah cabin seperti kaca transparan yang dari dalamnya dapat melihat indahnya pemandangan Desa Sigapiton yang berada tepat dilembah bawah The Kaldera dan Danau Toba serta Pulau Samosir sekaligus," ujarnya, Kamis (4/4/2019).
Arie menargetkan kehadiran The Kaldera menjadi salah satu pilihan destinasi baru di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba. Apalagi dengan hadirnya penerbangan domestik dan internasional yang langsung menuju Bandara Sisingamangaraja di Tapanuli Utara, menjadikan KSPN Danau Toba akan semakin menjadi sorotan dan tujuan wisata. Ini memerlukan upaya pengembangan disekitar KSPN Danau Toba agar destinasinya akan semakin menarik untuk dikunjungi.
"Kita ingin ekosistemnya mulai bergerak banyak. Kita tidak hanya menyiapkan penerbangannya saja, tapi juga mengembangkan destinasinya. Karena kalau tidak, maka akan kurang menarik. Jadi kita mulai (mengembangkan) di destinasi, termasuk The Kaldera ini," kata Arie.
Arie juga mengungkapkan nantinya, The Kaldera akan terus memberikan atraksi-atraksi menarik. Salah satunya akan diadikan regular performance setiap hari Sabtu. Meski berkonsep seperti mini konser, tapi tetap akan dikelola dengan serius.
Sebab, menurut Arie, meski dengan atraksi yang tidak terlalu besar, namun akan mengundang ketertarikan calon pengunjung jika ditampilkan dengan apik dan disertai promosi yang bagus. "Saya selalu bilang Danau Toba itu punya banyak potensi. Tapi kalau yang bagus-bagus ini tidak disentuh, maka tidak akan mengahasilkan," ucapnya.
Terkait daya tarik terbesar dari The Kaldera, Arie mengungkapkan keunikan setting tempatnya. Topografi wilayah yang berbukit dengan lebatnya pepohonan membuat pekerjaan yang dilakukan BPODT sebenarnya jauh lebih mudah. Ditambang dengan pemandangan bagus dan lokasi yang berada di ketinggian 1.397 meter diatas permukaan laut, menambah kesejukan didaerah tersebut.
Menurut ini, pembangunan Toba Nomadic Escape di lahan zona otorita telah dilakukan BPODT sejak awal tahun 2019. Tepatnya setelah proses penyerahan sertifikat hak pengelolaan (HPL) tahap I seluas 279 Ha dari 386,72 Ha di Desa Pardamean Sibisa, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir. HPL diserahkan pada Desember 2018 yang lalu.
Meski tidak dimungkiri dengan konsep outdoor yang dipilih, panas matahari akan memancarkan panasnya saat cuaca terik. Namun, yang paling utama menurutnya, BPODT tidak membuat perubahan yang merusak keseimbangan lingkungan. Sehingga pengunjung yang hadir dapat menikmati sensasi alam yang mungkin sudah sulit ditemui diperkotaan.
Ketua Tim Percepatan Nomadic Kementerian Pariwisata, Waizly Darwin menuturkan The Kaldera merupakan amenitas wisata kembara (nomadic tourism) yang dikembangkan oleh BPODT. Lokasinya ada di Lahan Zona Otorita Pariwisata Danau Toba, Sibisa, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir.
The Kaldera juga telah menyediakan amenitas berupa 15 Tenda Belt, 2 Cabin, 2 Tenda Bubble, 1 Ecopod, dan area parkir untuk Camper Van. "Destinasi ini sangat lengkap. Fasilitas lain yang ada di The Kaldera adalah Kaldera Ampiteathre, dengan kapasitas 250 orang, Kaldera Plaza, Kaldera Stage, Kaldera Hill, juga 2 Toilet," papar Waizly.
Dia mengatakan, lokasi The Kaldera tidak terlalu jauh. Posisinya hanya 20 Menit dari Parapat atau sekitar 1 jam 30 Menit dari Balige. The Kaldera juga berjarak 2 jam dari Bandara Silangit, dan hanya 10 Menit dari Bandara Sibisa.
Segmen utama wisatawan adalah para nomad, milenial dan family. Selain wisatawan nusantara, wisatawan mancanegara yang menjadi target adalah dari Malaysia, Singapura dan Eropa.
"The Kaldera memiliki view yang mempesona. Dari lokasi, kita bisa melihat indahnya Desa Wisata Sigapiton yang berlokasi di lembah di bawah The Kaldera, diapit bukit di kanan dan kiri dengan pemandangan Danau Toba dan Pulau Samosir di kejauhan. Diperkirakan The Kaldera dapat menampung 50 wisatawan yang menginap di fasilitas glampingnya," kata Waizly.
(alv)