The Sounds Project Vol. 4 Festival dari Generasi Muda, dan untuk Generasi Muda

Selasa, 16 April 2019 - 15:19 WIB
The Sounds Project Vol....
The Sounds Project Vol. 4 Festival dari Generasi Muda, dan untuk Generasi Muda
A A A
JAKARTA - The Sounds Project Vol. 4 telah sukses terlaksana, terlihat dari sold out-nya tiket yang terjual. Dalam waktu dua hari, The Sounds Project berhasil membawa sekitar 12.000 orang penikmat dan penggila musik untuk berpesta pada hari Jumat, 22 Maret dan Sabtu, 23 Maret
2019.

Dibuka oleh penampilan musisi folk yang cukup senior, Adhitia Sofyan di atas stage The Sounds Project X Authenticity di P6. Selain Adhitia Sofyan, beberapa musisi lintas genre juga ikut meramaikan panggung P6, seperti Kurosuke, Bam Mastro, Mocca, Reality Club, dan penampilan grup soulful jazz asal Taiwan Sunset Rollercoaster, lalu ditutup dengan set manis oleh duo DJ pelestari music dansa Indonesia Diskoria Selekta.

Mereka semua berhasil menggetarkan panggung P6, Area Parkir yang disulap menjadi area konser menambah panasnya suasana, jarak antara penonton dan musisi yang tidak terpisah barikade membuat atmosfer keintiman begitu terasa.

Stage utama The Sounds Project Stage yang berada di P7 sudah padat sejak sore hari karena ada quartet idola remaja ibukota HIVI! yang didaulat sebagai pembuka, dilanjut oleh solois muda baru nan-jenius Pamungkas, lalu ada unit pop White Shoes and The Couples Company, disambung oleh penampil-penampil yang namanya sangat melekat di lifestyle festival ibukota yaitu Kunto Aji dan Maliq & D'essentials. Setalah maliq, penonton terbukti sangat bernostalgia dalam set Project Pop, yang setelahnya ditutup dengan sangat manis oleh penampilan Fourtwnty. Menyaksikan band yang tampil di stage utama The Sounds Project adalah mimpi indah yang menjadi nyata untuk sebagian besar penikmat musik yang hadir.
The Sounds Project Vol. 4 Festival dari Generasi Muda, dan untuk Generasi Muda

Berlanjut ke hari kedua pagelaran The Sounds Project Vol. 4 yang tidak kalah padatnya dari hari pertama, wanita cantik dengan suara emasnya, Danilla, sukses mengundang para audience yang didominasi kaum adam untuk memenuhi area stage P6. Kemudian dilanjutkan
oleh unit rock asal tangerang dan yogyakarta The Cat Police & Grrrl Gang.

Feast sebagai nama yang sedang panas-panas nya dikalangan anak muda saat ini berhasil “membakar” stage The Sounds Project saat itu, mereka yang dengan spesialnya mengajak Fauzan Lubis (Vokalis Sisitipsi) untuk tampil bersama. Seakan sedikit diistirahatkan, tempo dilambatkan oleh “dakwah” dari musisi folk Jakarta Jason Ranti.

The Upstairs tak mau kalah dengan kejutannya yang membawa David Bayu (Vokalis Naif) naik ke atas panggung untuk menyanyikan tembang sidestream legendaris “Matraman”, lalu ada Naif dengan repertoar hitsnya yang tak lekang oleh waktu, dan ditutup dengan band dirty jazz asal Jakarta, Sisitipsi, dengan tembang rakyat andalan mereka, Alkohol. Beralih ke panggung P7, The Sounds Project dibuka dengan musik magis yang sukses menyihir para audience dari Stars & Rabbit.

Kemudian disambung oleh unit hard rock asal bandung The SIGIT, lalu Barasuara memberikan penampilan special berkolaborasi dengan
seniman visual ternama Indonesia, Isha Hening, audience dimanjakan oleh pengalaman audio dan visual yang luar biasa di set Barasuara.

The Adams menggeber crowd dengan tembang-tembang andalan mereka dari album teranyar Agterplaas. Belum selesai sampai disitu saja Summer Salt sebagai salah satu penampil internasional yang cukup spesial, berhasil memberikan usa-beach-summer-vibes untuk para
audience mereka di Indonesia.

Nostalgia dibawakan pada set Jamrud, ballroom dan stage bergetar, pecah haru dan tangis juga terjadi saat mereka membawakan tembang legendaris “Pelangi Di Matamu”. Setelah itu joget-massal yang dilakukan audience saat set penutup dari NDX AKA seakan-akan membuktikan bahwa dangdut adalah musik yang bisa diterima seluruh lapisan masyarakat.

Melalui Program Music Talks audience bisa menambah ilmu mengenai industri dan dunia permusikan, Music Talks selama 2 hari dimoderatori dengan cerdas oleh Aldila Karina dari Demajors & Synchronize Festival, beberapa pembicara yang silih-berganti memberikan suplai edukasi kepada audience adalah nama-nama besar yang sudah tidak asing lagi di telinga para pelaku industri musik seperti Davian Akbar (Fotografer Barasuara), Melina Anggraini (Fotografer .Feast), Gerhana Banyubiru (The Sounds Project), Novaldi Alghani (Magical Feeeling), Argia Adhindhanendra (Noisewhore), Kenneth Ibrahim (9th Music Gallery), Xandega Tahajuansya (Studiorama), Grrrl Gang, The Cat Police , Baskara Putra (.Feast), dan Fauzan Lubis (Sisitipsi). Setelah sesi Music Talks, tempat tersebut disulap menjadi tempat Movie Screening. Para audience yang hadir dapat menikmati film-film pop-culture sekaligus rehat sejenak jika lelah karena memburu penampilan dari musisi-musisi favorit.

Tidak jauh dari area Music Talks dan Movie Screening, kita bisa melihat banyak orang yang bergoyang dan memadati Joget Stage. Stage tambahan yang memang didesain untuk mereka yang gila-dansa ini menampilkan para pemandu lagu-pemantik pesta dari beragam genre dan sub-kultur di Jakarta, mereka adalah Dizkorea dan Feel Koplo pada hari Jumat serta Soyokaze, Muda Mudi, dan Mr. Nostalgila pada hari Sabtu. Para audience mendapatkan experience yang tidak terlupakan di Joget Stage, selain berjoget hingga lepas-kontrol, view Jakarta-city-lights menemani dan menciptakan atmosfer urban yang indah.

Selain konten musik, banyak sekali ambience & activity lain yang bisa kita temui di acara The Sounds Project Vol. 4 ini, mulai dari UV Room tempat para music spectators menuliskan wishlist lineup mereka serta berfoto-foto ria, Music Market sampai Karaoke Box yang selalu dipadati pengunjung. Berbagai stand tenant food and beverages, tenant merchandise maupun aktivitas di stan yang disediakan oleh sponsor juga tidak pernah sepi pengunjung.
(akn)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1111 seconds (0.1#10.140)