Indonesia Art Movement Kisahkan Bumi Papua yang Kian Kritis
A
A
A
Penampilan Indonesia Art Movement (IAM) yang membawakan pertunjukan bertajuk Hip Hope Papua menjadi penutup rangkaian program Ruang Kreatif: Seni Pertunjukan Indonesia 2019. Selama kurang lebih 60 menit, kelompok seni asal Jayapura ini sukses menghibur penikmat seni yang bergeming menatap panggung Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, tempat berlangsungnya pertunjukan.
Pertunjukan Hip Hope Papua merupakan suara dan harapan pada generasi muda di Papua tentang kerusakan alam yang banyak terjadi di Bumi Papua. Disajikan dalam kolaborasi gerak tari khas Papua, noken (tas tradisional masyarakat Papua yang dibawa dengan menggunakan kepala dan terbuat dari serat kulit kayu), dan alat musik tifa yang dimainkan secara apik, semakin mewarnai pertunjukan sore hari itu.
Sebagai kelompok seni yang terdiri dari berbagai latar belakang pendidikan, sosial, budaya, dan agama, kelompok ini hadir untuk menguatkan kebersamaan, persaudaraan, dan mencerdaskan kehidupan anak bangsa di tanah Papua melalui satu cara, yaitu seni. Karya ini lahir dari keprihatinan akan alam indah Papua yang semakin hari semakin rusak.
"Kami mengajak penikmat seni semua agar selalu menjaga dan memiliki rasa peduli terhadap alam Indonesia yang indah ini. Kami harap, rasa cinta kami pada alam ini dapat dirasakan oleh masyarakat yang menyaksikan pertunjukan ini,” ucap Rusdi Apriyanto Matlawa selaku pimpinan produksi dari Hip Hope Papua.
Indonesia Art Movement merupakan komunitas yang digagas oleh Iam Murda pada 8 April 2016 sebagai wadah untuk merangkul pemuda-pemudi kreatif di Jayapura yang sangat mengapresiasi perkembangan seni budaya tradisional dan seni urban di Papua, khususnya Jayapura.
Terpanggil untuk melakukan upaya dalam membantu mengembangkan dan membangkitkan potensi generasi muda Papua tanpa meninggalkan nilai kearifan budaya lokal melalui berbagai event dan lomba seni budaya.
Indonesia Art Movement terpilih tampil di Galeri Indonesia Kaya setelah melalui rangkaian roadshow Bincang Kreatif Seni Pertunjukan di Pekanbaru, Solo, Makassar, dan Bali, kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan Art Project Development Proposal.
Dari 413 proposal yang diterima, 30 komunitas seni berkesempatan untuk mengikuti workshop seni pertunjukan di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta dengan diwakili oleh para pimpinan produksi.
Dengan adanya rangkaian program dan proses seleksi terbaik melalui mekanisme pitching forum di hadapan para juri profesional, maka terpilihlah 14 komunitas seni (salah satunya Indonesia Art Movement), yang berhasil mendapatkan kesempatan untuk menampilkan karyanya di Galeri Indonesia Kaya, sepanjang Maret-April 2019.
Dalam proses persiapan pertunjukan, 14 kelompok terpilih program Ruang Kreatif: Seni Pertunjukan didampingi oleh para mentor yang ahli dalam bidangnya, seperti Garin Nugroho, Eko Supriyanto, Ratna Riantiarno, Rama Soeprapto, Djaduk Feriyanto, Tinton Prianggoro, Iswadi Pratama, Ruth Marini, Subarkah Hadisarjana, Hartati, dan Butet Kartaredjasa.
Papua merupakan sumber daya industri kreatif di Indonesia, bahkan di negara-negara luar, seniman kulit hitam memberi kehidupan bagi industri musik dan tari. Tarian hip hop sendiri merupakan ruang kebersamaan dan ekspresi yang populer bagi generasi muda Papua.
"Pertunjukan Hip Hope Papua menjadi salah satu contoh tentang genuinitas generasi muda Papua yang sering dilupakan. Semoga pertunjukan ini dapat menjadi sebuah pengingat agar industri kreatif di Papua dapat terus berkembang,” ucap Garin Nugroho selaku mentor dari Indonesia Art Movement.
Pertunjukan Hip Hope Papua merupakan suara dan harapan pada generasi muda di Papua tentang kerusakan alam yang banyak terjadi di Bumi Papua. Disajikan dalam kolaborasi gerak tari khas Papua, noken (tas tradisional masyarakat Papua yang dibawa dengan menggunakan kepala dan terbuat dari serat kulit kayu), dan alat musik tifa yang dimainkan secara apik, semakin mewarnai pertunjukan sore hari itu.
Sebagai kelompok seni yang terdiri dari berbagai latar belakang pendidikan, sosial, budaya, dan agama, kelompok ini hadir untuk menguatkan kebersamaan, persaudaraan, dan mencerdaskan kehidupan anak bangsa di tanah Papua melalui satu cara, yaitu seni. Karya ini lahir dari keprihatinan akan alam indah Papua yang semakin hari semakin rusak.
"Kami mengajak penikmat seni semua agar selalu menjaga dan memiliki rasa peduli terhadap alam Indonesia yang indah ini. Kami harap, rasa cinta kami pada alam ini dapat dirasakan oleh masyarakat yang menyaksikan pertunjukan ini,” ucap Rusdi Apriyanto Matlawa selaku pimpinan produksi dari Hip Hope Papua.
Indonesia Art Movement merupakan komunitas yang digagas oleh Iam Murda pada 8 April 2016 sebagai wadah untuk merangkul pemuda-pemudi kreatif di Jayapura yang sangat mengapresiasi perkembangan seni budaya tradisional dan seni urban di Papua, khususnya Jayapura.
Terpanggil untuk melakukan upaya dalam membantu mengembangkan dan membangkitkan potensi generasi muda Papua tanpa meninggalkan nilai kearifan budaya lokal melalui berbagai event dan lomba seni budaya.
Indonesia Art Movement terpilih tampil di Galeri Indonesia Kaya setelah melalui rangkaian roadshow Bincang Kreatif Seni Pertunjukan di Pekanbaru, Solo, Makassar, dan Bali, kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan Art Project Development Proposal.
Dari 413 proposal yang diterima, 30 komunitas seni berkesempatan untuk mengikuti workshop seni pertunjukan di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta dengan diwakili oleh para pimpinan produksi.
Dengan adanya rangkaian program dan proses seleksi terbaik melalui mekanisme pitching forum di hadapan para juri profesional, maka terpilihlah 14 komunitas seni (salah satunya Indonesia Art Movement), yang berhasil mendapatkan kesempatan untuk menampilkan karyanya di Galeri Indonesia Kaya, sepanjang Maret-April 2019.
Dalam proses persiapan pertunjukan, 14 kelompok terpilih program Ruang Kreatif: Seni Pertunjukan didampingi oleh para mentor yang ahli dalam bidangnya, seperti Garin Nugroho, Eko Supriyanto, Ratna Riantiarno, Rama Soeprapto, Djaduk Feriyanto, Tinton Prianggoro, Iswadi Pratama, Ruth Marini, Subarkah Hadisarjana, Hartati, dan Butet Kartaredjasa.
Papua merupakan sumber daya industri kreatif di Indonesia, bahkan di negara-negara luar, seniman kulit hitam memberi kehidupan bagi industri musik dan tari. Tarian hip hop sendiri merupakan ruang kebersamaan dan ekspresi yang populer bagi generasi muda Papua.
"Pertunjukan Hip Hope Papua menjadi salah satu contoh tentang genuinitas generasi muda Papua yang sering dilupakan. Semoga pertunjukan ini dapat menjadi sebuah pengingat agar industri kreatif di Papua dapat terus berkembang,” ucap Garin Nugroho selaku mentor dari Indonesia Art Movement.
(don)