Review Film Brightburn

Jum'at, 10 Mei 2019 - 20:30 WIB
Review Film Brightburn
Review Film Brightburn
A A A
Superhero biasanya diasosiasikan dengan sosok luar biasa dengan kekuatan super dan hati baja. Dia akan mengorbankan apa pun demi membela kebaikan dan mengenyahkan kejahatan dari muka bumi. Ya, itu normalnya.

Hingga saat ini, pahlawan super yang paling kondang adalah Superman. Karakter yang diciptakan DC Comics pada 1930an ini memiliki banyak kekuatan super. Dia bisa mengeluarkan sinar laser dari matanya, memiliki tubuh yang sangat kuat untuk bisa mengangkat benda apa saja dan juga bisa terbang.

Selain itu, Superman adalah makhluk dari luar angkasa. Dia berasal dari Planet Krypton yang telah hancur. Orang tuanya mengirimkan Superman yang bernama asli Kal-El ketika dia masih bayi ke Bumi. Dia kemudian ditemukan pasangan Jonathan dan Martha Clark yang memberinya nama Clark Kent. Dia kemudian tahu bahwa dia punya kekuatan super yang dia pakai untuk membela umat manusia.

Ini adalah cerita Superman. Dan, dasar inilah yang dipakai di film Brightburn yang disutradarai David Yarovesky dan diproduseri James Gunn—sutradara Guardians of the Galaxy. Bedanya, di sini, sosok super itu berbentuk sebagai ABG yang menggunakan kekuatan besarnya itu untuk kejahatan.

Dikisahkan, pasangan Kyle dan Tori Breyer sudah lama mendambakan anak. Pasangan yang tinggal di Kansas itu kemudian menemukan bayi yang datang dengan pesawat alien di hutan. Pasangan itu lantas merawat anak itu sebagai anak mereka dengan nama Brandon. Di awal kehidupannya, Brandon tampak seperti anak normal. Namun, ketika dia menginjak usia 12 tahun, semuanya berubah. Brandon mulai menemukan kekuatannya. Namun, dia tidak menggunakan kekuatan itu untuk kebaikan. Dia menggunakannya untuk meneror orang-orang yang dia rasa mengancam keberadaannya dan serta tujuannnya.

Untuk sebuah film yang diklaim menjadi film genre superhero horor, Brightburn terlalu lamban berjalan. Film ini terlalu fokus pada Kyle dan Tori, terutama pada sosok Tori—ibu Brandon yang diperankan Elizabeth Banks. Sementara, sosok Brandon justru tak terlalu ditonjolkan. Padahal, akting Jackson A Dunn sebagai Superman ‘setan’ ini sangat bagus. Sayang, film ini terlihat lebih sibuk pada sosok Tori.

Selain itu, film ini sebenarnya tidak terlalu ‘horor’. Tidak banyak adegan yang benar-benar menegangkan. Horornya terasa sangat biasa untuk film seperti ini. Mungkin ini karena penonton terlalu dibuat sibuk untuk mencari tahu sendiri apa yang sebenarnya diinginkan Brandon dengan membunuh orang-orang di sekitarnya. Selain itu, film ini sepertinya terlalu fokus untuk sekuel atau film lanjutannya sehingga kurang eksplorasi di sini terkait tokoh utamanya, yaitu Brandon.

Ide bahwa kekuatan super bisa membuat seseorang menjadi jahat bukanlah sebuah ide yang baru. Banyak penjahat dengan kekuatan super berseliweran di film-film bergenre superhero dan bahkan tanpa embel-embel horor pun, kadang mereka ini sudah cukup menciptakan teror tak berkesudahan bagi penontonnya. Sayang, apa yang dilakukan Brandon di film ini belum terlalu bisa mengungkapkan latar belakangnya dirinya yang sebenarnya.

Berdurasi 90 menit, Brightburn sepertinya dibuat sebagai film awal untuk kemudian dibuat sekuelnya. Sehingga film ini jadi banyak lubang dan tidak terlalu mengasyikkan karena banyak latar belakang yang mirip dengan sosok lain yang sudah terlebih dahulu dikenal. Selain itu, tidak banyak scene menegangkan yang membuat film ini jadi cukup membuat penasaran. Banyak yang bisa ditebak dan datar saja adegannya.

Brightburn adalah tontonan dangkal yang kurang menggali tokoh utama yang ingin ditonjolkan. Bagi penggemar film superhero, film ini seperti mengulang cerita lama dengan plot berbeda.

Brightburn sudah bisa disaksikan di bioskop kesayangan Anda. Film ini diberi rating dewasa atau 17 tahun ke atas karena adegan kekerasan dan kekejamannya. Selamat menyaksikan!
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4116 seconds (0.1#10.140)