Studi: Paru-paru yang Rusak Parah Bisa Diperbaharui

Sabtu, 11 Mei 2019 - 13:30 WIB
Studi: Paru-paru yang Rusak Parah Bisa Diperbaharui
Studi: Paru-paru yang Rusak Parah Bisa Diperbaharui
A A A
JAKARTA - Hingga saat ini, sebanyak 80 persen donor paru-paru ditolak karena masalah serius, namun berpotensi reversible. Artinya, paru-paru yang rusak parah dapat diregenerasi (diperbaharui) untuk memenuhi kriteria transplantasi. Ini menjadi suatu kemajuan yang dapat menyebabkan peningkatan jumlah organ untuk transplantasi. Hal ini berdasarkan penelitian yang dipublikasikan di Nature Communications.

Transplantasi paru-paru menjadi satu-satunya terapi penyelamatan hidup untuk peningkatan populasi pasien dengan penyakit paru stadium akhir dan sangat dibatasi oleh jumlah organ donor yang tersedia. Sejak awal transplantasi pada 1960-an, dokter dan ilmuwan telah berusaha mengatasi kekurangan organ donor.

Kini, seperti dilansir The Indian Express, para peneliti dari Universitas Columbia dan Universitas Vanderbilt di Amerika Serikat, untuk pertama kalinya telah menunjukkan dalam model yang relevan yang secara klinis bahwa paru-paru yang rusak parah dapat diregenerasi untuk memenuhi kriteria transplantasi.

"Untuk mendukung pemulihan paru-paru dan untuk menunjukkan regenerasi sel, kami harus mengejar pendekatan yang sangat berbeda dan mengembangkan diagnostik invasif yang lebih minimal," kata Brandon Guenthart, penulis utama penelitian ini.

Saat ini, metodologi pendukung paru dibatasi hanya enam hingga delapan jam, waktu yang terlalu singkat untuk intervensi terapeutik yang dapat meregenerasi paru yang terluka dan meningkatkan fungsinya. (Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Virus Monkeypox yang Ditemukan di Singapura ).

Para peneliti juga mengembangkan alat diagnostik baru untuk evaluasi non-invasif dari paru yang beregenerasi. Mereka berharap kemajuan penelitian akan menyebabkan peningkatan jumlah paru-paru untuk transplantasi, melalui pemulihan paru-paru yang rusak parah yang saat ini tidak cocok untuk penggunaan klinis.

Pada studi sebelumnya dari tim menunjukkan platform lintas sirkulasi yang mempertahankan kelangsungan hidup dan fungsi paru-paru donor selama 36 jam. Para peneliti dapat menggunakan sistem pendukung canggih untuk sepenuhnya memulihkan fungsi paru-paru yang terluka oleh iskemia (suplai darah terbatas) dan membuatnya cocok untuk transplantasi.

Tim memutuskan untuk menguji efektivitas teknologi platform mereka dikombinasikan dengan terapi konvensional dan diagnostik baru pada paru-paru yang diderita oleh cedera yang paling sering menyebabkan penolakan paru donor - aspirasi lambung.

Cedera ini disebabkan oleh masuknya bahan lambung ke dalam saluran pernapasan, mengakibatkan cedera parah pada epitel paru dan dengan demikian membuat paru-paru tidak dapat diterima untuk transplantasi. (Baca juga: 5 Cara Menggunakan Yogurt untuk Kulit Bercahaya Selama Berpuasa ).

Studi baru ini menunjukkan bahwa paru-paru yang terluka oleh aspirasi lambung dapat dipertahankan di luar tubuh selama beberapa hari, dapat menerima intervensi terapi berulang, dan menunjukkan bukti regenerasi sel dan fungsi yang ditingkatkan. “Paru-paru yang diregenerasi pada platform ini memenuhi semua kriteria untuk transplantasi,” jelas para peneliti.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5365 seconds (0.1#10.140)