Angkat Wibawa Negara dengan Bangunan Mewah PBLN di Motamasin
A
A
A
TIMOR TENGAH UTARA - Sekretaris Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) Suhajar Diantoro usai upacara Hari Kebangkitan Nasional di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Wini, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT) menyatakan bahwa batas negara itu patoknya berdasarkan kesepakatan kedua negara.
"Setelah disepakati mana patoknya. Segera disiapkan, setelah itu negara mengelola terkait manajemen lintas orang dan barang di batas negara tadi. Maka setelah ini berjalan dengan baik, tugas berikutnya adalah sesuai dengan pendekatan yang digagas oleh bapak presiden, bukan hanya persoalan security atau pengamanan belaka. Tapi adalah bagaimana mensejahterakan rakyat di perbatasan," katanya.
Maka dari itu, lanjut dia, gerbang lalu lintas orang dan barang ini adalah sebuah potensi, dari orang perbatasan negara tetangga datang dengan cara yang benar, setelah itu apa yang dapat digali potensinya.
"Apa yang bisa kita dagangkan dan apa yang bisa kita jual. Misalnya begini saya kemarin mengidentifikasi kedatangan kawan-kawan kita, saudara-saudara kita dari Timor Leste ke PLBN Motamasin, kemudian saya tanya dalam rangka apa, antara lain upacara adat," ujarnya.
Terkait dengan itu, maka upacara adat menjadi magnet warga Timor Leste yang akan ke Indonesia, untuk itu upacara adat ini harus dikemas dengan baik. Agar pada musim atau tanggal tertentu akan terjadi berbondong-bondongnya warga Timor Leste datang ke Indonesia ikut menghadiri dan ikut larut upacara adat di Indonesia.
"Dan kehadiran mereka inilah yang kita harapkan, karena disitu mereka belanja makanan tradisional kita, kemudian mereka bisa membawa pulang apa disana. Nah itu akan menggerakan roda perekonomian," ungkapnya.
Selain itu, pihaknya juga sempat mengidentifikasi kepentingan mereka datang ke Indonesia di perbasatan NTT dengan Timor Leste adalah belanja kebutuhan rumah tangga dan pangan.
"Mereka warga Timor Leste banyak yang membeli perabotan dan salah satu jenis ikan disukai di tempat kita. Nah, nanti apabila pasar-pasar di sekitar PLBN di Motamasin dan Mota'ain sudah bagus, maka pedagang-pedagang kita kelola dengan baik," paparnya.
Maka dari itu, saat ini pihaknya juga sedang mengidentifikasi kondisi kapasitas masyarakat Indonesia yang berada diperbatasan. Baik dari segi pengemasan barang dagangannya, disitu BNPP memiliki kedeputian yang menangani potensi perbatasan.
"Tugas potensi perbatasan tadi, mengkoordinir sejumlah kementerian dan BNPP mendorong Kementerian tersebut membuat sejumlah program perbatasan. Karena presiden Jokowi minta masyarakat perbatasan ini harus berdaya saing yang lebih baik dibandingkan negara tetangga. Jadi kalau berdagang kita harus lebih untunglah, kira-kira seperti itu," tambahnya.
Selain itu banyak potensi lintas batas lainnya, seperti di PLBN Mota'ain itu per hari yang melintas 300 orang ke Indonesiadi dan 200 orang ke Timor Leste.
"Bahkan hari tertentu seperti libur atau hari besar, mencapai 500 orang per hari. Karena PLBN Mota'ain ini, pintu masuk utama ibukota Timor Leste terdekat yakni hanya dua jam saja sampai. Sedangkan di PLBN Wini dan Motamasin lebih sedikit dibanding Mota'ain," kata dia.
Menurut dia, BNPP ini memiliki tugas mengkoordinasikan sejumlah kementerian terkait agar perencanaan pembangunan diperbatasan terkoordinir secara komprehensif.
"Agar masing-masing kementrian yang dibawah BNPP itu ada 27 Kementerian dan lima lembaga non kementerian tak jalan sendiri-sendiri, harus teratur dengan baik. Misalnya Kementerian Pariwisata, memiliki program mendatangkan artis di perbatasan, maka di Aru, Kalimantan didatangkan artis dangdut. Diumumkan disuruh wilayah Kucing, disitu akan berdatangan warga Malaysia," katanya.
Terkait pengelolaan potensi wisata alam di perbatasan, pihaknya memiliki rencana induk lima tahun sesuai RPJM pemerintah Presiden. Setelah menyusun rencana induk lima tahun, maka lanjut dia, setiap tahun BNPP membuat rencana aksinya. Misalnya sekarang, daerah PLBN Wini, TTU, NTT ini baru masih terpencil maka yang sekarang masuk itu Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PUPR) membangun jalan dan jembatan.
"Kementerian PUPR membangun jalan dan jembatan untuk membuka keterisolasian. Nggak mungkin kan kita suruh membangun puskemas atau seolah dulu sedangkan fasilitas jalan belum ada," katanya.
Setelah infrastruktur masuk, apalagi sarana kebutuhan mendasar lainnya, baik air bersihnya maupun kesehatannya. "Setelah itu selesai semua, baru potensi lainnya, seperti pariwisata apa yang akan dikembangkan demi wibawa sebuah negara," ucapnya.
Sementara itu, Marketing and Promotion Head MNC Travel Diana Ring mengatakan terkait kerja sama dengan BNPP dalam mempromosikan dan mempublikasikan sejumlah PLBN yang ada di Indonesia, diantaranya di NTT ini karena sudah beberapa kali pihaknya berhasil mengeksplorasi potensi wisata perbatasan.
"Ini adalah kali ketiga BNPP menjadi klien MNC Travel dalam menjalankan program paket wisata yang kita kerjakan. Karena BNPP yang menaungi garis batas negara, kita boleh lihat batas negara yang dulu hanya disebut sebagai garda belakang Indonesia tapi sekarang justru sebaliknya, saya kira ini cukup positif dan sangat luar biasa," kata Diana.
Sehingga kata Sekretaris BNPP Suhajar Diantoro, pihaknya saat ini sudah berhasil mengantarkan masyarakat Indonesian secara terhormat ke negara tetangga. "Tentu itu layak di ekspose dan di eksplorasi baik dari segi pelayananndi masing-masing PLBN maupun semua potensi wisata maupun perekonimiannya," katanya.
Dia menuturkan, pihaknya sangat berkesan setelah berkunjung ke beberapa PLBN di Indonesia, khususnya di Nusa Tenggara Timur yang memang letaknya berbatasan dengan Timor Leste.
"Ketika kondisi PLBN sudah berubah dan berbeda dengan masa lalu, tentu menjadi potensi obyek wisata baru yang layak dikunjungi sehingga sudah sepatutnya kita membantu mempromosikan. Dimana semua PLBN ini sangat megah sekali dan cukup menarik masyarakat sekitar maupun warga negara tetangga untuk melihatnya," ujar dia.
Tentu itu, lanjut dia, point penting pihaknya sebagai pelaku jasa pariwisata untuk mempromosikan, karena dimasing-masing PLBN memiliki ciri khas budaya lokal masyarakat daerah setempat.
"Baik itu dari segi kerajinan kain tenunnya, rumah adat, bahan bangunannya juga terbuat dari batu merah seperti yang ada di PLBN Wini ini. Jadi ada keunikan arsitektur tersendiri dari masing-masing PLBN di Indonesia ini," katanya.
Selain itu, pihaknya berkesan dari agenda kunjungan ini menjadi suatu kebanggaan sebagai warga negara Indonesia, karena melihat di NTT yang dulu sering terdengar sebagai daerah tertinggal sekarang sudah cukup maju.
"Dalam artian maju dengan insfrastruktur dan sejumlah PLBN yang dibangun megah dengan baik. Serta fasilitas pendukung lainnya dalam memudahkan akses masyarakat yang bekunjung baik dari moda transportasi hingga pelayananannya," ujarnya.
"Setelah disepakati mana patoknya. Segera disiapkan, setelah itu negara mengelola terkait manajemen lintas orang dan barang di batas negara tadi. Maka setelah ini berjalan dengan baik, tugas berikutnya adalah sesuai dengan pendekatan yang digagas oleh bapak presiden, bukan hanya persoalan security atau pengamanan belaka. Tapi adalah bagaimana mensejahterakan rakyat di perbatasan," katanya.
Maka dari itu, lanjut dia, gerbang lalu lintas orang dan barang ini adalah sebuah potensi, dari orang perbatasan negara tetangga datang dengan cara yang benar, setelah itu apa yang dapat digali potensinya.
"Apa yang bisa kita dagangkan dan apa yang bisa kita jual. Misalnya begini saya kemarin mengidentifikasi kedatangan kawan-kawan kita, saudara-saudara kita dari Timor Leste ke PLBN Motamasin, kemudian saya tanya dalam rangka apa, antara lain upacara adat," ujarnya.
Terkait dengan itu, maka upacara adat menjadi magnet warga Timor Leste yang akan ke Indonesia, untuk itu upacara adat ini harus dikemas dengan baik. Agar pada musim atau tanggal tertentu akan terjadi berbondong-bondongnya warga Timor Leste datang ke Indonesia ikut menghadiri dan ikut larut upacara adat di Indonesia.
"Dan kehadiran mereka inilah yang kita harapkan, karena disitu mereka belanja makanan tradisional kita, kemudian mereka bisa membawa pulang apa disana. Nah itu akan menggerakan roda perekonomian," ungkapnya.
Selain itu, pihaknya juga sempat mengidentifikasi kepentingan mereka datang ke Indonesia di perbasatan NTT dengan Timor Leste adalah belanja kebutuhan rumah tangga dan pangan.
"Mereka warga Timor Leste banyak yang membeli perabotan dan salah satu jenis ikan disukai di tempat kita. Nah, nanti apabila pasar-pasar di sekitar PLBN di Motamasin dan Mota'ain sudah bagus, maka pedagang-pedagang kita kelola dengan baik," paparnya.
Maka dari itu, saat ini pihaknya juga sedang mengidentifikasi kondisi kapasitas masyarakat Indonesia yang berada diperbatasan. Baik dari segi pengemasan barang dagangannya, disitu BNPP memiliki kedeputian yang menangani potensi perbatasan.
"Tugas potensi perbatasan tadi, mengkoordinir sejumlah kementerian dan BNPP mendorong Kementerian tersebut membuat sejumlah program perbatasan. Karena presiden Jokowi minta masyarakat perbatasan ini harus berdaya saing yang lebih baik dibandingkan negara tetangga. Jadi kalau berdagang kita harus lebih untunglah, kira-kira seperti itu," tambahnya.
Selain itu banyak potensi lintas batas lainnya, seperti di PLBN Mota'ain itu per hari yang melintas 300 orang ke Indonesiadi dan 200 orang ke Timor Leste.
"Bahkan hari tertentu seperti libur atau hari besar, mencapai 500 orang per hari. Karena PLBN Mota'ain ini, pintu masuk utama ibukota Timor Leste terdekat yakni hanya dua jam saja sampai. Sedangkan di PLBN Wini dan Motamasin lebih sedikit dibanding Mota'ain," kata dia.
Menurut dia, BNPP ini memiliki tugas mengkoordinasikan sejumlah kementerian terkait agar perencanaan pembangunan diperbatasan terkoordinir secara komprehensif.
"Agar masing-masing kementrian yang dibawah BNPP itu ada 27 Kementerian dan lima lembaga non kementerian tak jalan sendiri-sendiri, harus teratur dengan baik. Misalnya Kementerian Pariwisata, memiliki program mendatangkan artis di perbatasan, maka di Aru, Kalimantan didatangkan artis dangdut. Diumumkan disuruh wilayah Kucing, disitu akan berdatangan warga Malaysia," katanya.
Terkait pengelolaan potensi wisata alam di perbatasan, pihaknya memiliki rencana induk lima tahun sesuai RPJM pemerintah Presiden. Setelah menyusun rencana induk lima tahun, maka lanjut dia, setiap tahun BNPP membuat rencana aksinya. Misalnya sekarang, daerah PLBN Wini, TTU, NTT ini baru masih terpencil maka yang sekarang masuk itu Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PUPR) membangun jalan dan jembatan.
"Kementerian PUPR membangun jalan dan jembatan untuk membuka keterisolasian. Nggak mungkin kan kita suruh membangun puskemas atau seolah dulu sedangkan fasilitas jalan belum ada," katanya.
Setelah infrastruktur masuk, apalagi sarana kebutuhan mendasar lainnya, baik air bersihnya maupun kesehatannya. "Setelah itu selesai semua, baru potensi lainnya, seperti pariwisata apa yang akan dikembangkan demi wibawa sebuah negara," ucapnya.
Sementara itu, Marketing and Promotion Head MNC Travel Diana Ring mengatakan terkait kerja sama dengan BNPP dalam mempromosikan dan mempublikasikan sejumlah PLBN yang ada di Indonesia, diantaranya di NTT ini karena sudah beberapa kali pihaknya berhasil mengeksplorasi potensi wisata perbatasan.
"Ini adalah kali ketiga BNPP menjadi klien MNC Travel dalam menjalankan program paket wisata yang kita kerjakan. Karena BNPP yang menaungi garis batas negara, kita boleh lihat batas negara yang dulu hanya disebut sebagai garda belakang Indonesia tapi sekarang justru sebaliknya, saya kira ini cukup positif dan sangat luar biasa," kata Diana.
Sehingga kata Sekretaris BNPP Suhajar Diantoro, pihaknya saat ini sudah berhasil mengantarkan masyarakat Indonesian secara terhormat ke negara tetangga. "Tentu itu layak di ekspose dan di eksplorasi baik dari segi pelayananndi masing-masing PLBN maupun semua potensi wisata maupun perekonimiannya," katanya.
Dia menuturkan, pihaknya sangat berkesan setelah berkunjung ke beberapa PLBN di Indonesia, khususnya di Nusa Tenggara Timur yang memang letaknya berbatasan dengan Timor Leste.
"Ketika kondisi PLBN sudah berubah dan berbeda dengan masa lalu, tentu menjadi potensi obyek wisata baru yang layak dikunjungi sehingga sudah sepatutnya kita membantu mempromosikan. Dimana semua PLBN ini sangat megah sekali dan cukup menarik masyarakat sekitar maupun warga negara tetangga untuk melihatnya," ujar dia.
Tentu itu, lanjut dia, point penting pihaknya sebagai pelaku jasa pariwisata untuk mempromosikan, karena dimasing-masing PLBN memiliki ciri khas budaya lokal masyarakat daerah setempat.
"Baik itu dari segi kerajinan kain tenunnya, rumah adat, bahan bangunannya juga terbuat dari batu merah seperti yang ada di PLBN Wini ini. Jadi ada keunikan arsitektur tersendiri dari masing-masing PLBN di Indonesia ini," katanya.
Selain itu, pihaknya berkesan dari agenda kunjungan ini menjadi suatu kebanggaan sebagai warga negara Indonesia, karena melihat di NTT yang dulu sering terdengar sebagai daerah tertinggal sekarang sudah cukup maju.
"Dalam artian maju dengan insfrastruktur dan sejumlah PLBN yang dibangun megah dengan baik. Serta fasilitas pendukung lainnya dalam memudahkan akses masyarakat yang bekunjung baik dari moda transportasi hingga pelayananannya," ujarnya.
(alv)