Mudik Nyaman Bareng si Kecil
A
A
A
SELAIN bersilaturahmi, mudik sekaligus menjadi momen travelingbagi keluarga. Agar tidak repot membawa si kecil maupun perlengkapannya, ada kiatnya. Seperti apa?
Bepergian dengan dua balita bisa amat seru, sekaligus menantang bagi Nucha Bachri. Namun, tidak dimungkiri, segala perlengkapan dan persiapan sang buah hati akan lebih banyak dibanding dengan dirinya dan suami.
Tujuannya apalagi kalau bukan agar si kecil merasa nyaman dan perjalanan pun menjadi menyenangkan. Pendiri Parentalk.id dan #curhatbabu ini mengatakan, sebelum akan bepergian, baik mudik maupun berlibur ke suatu tempat, dia harus sepakat dulu dengan suami bahwa mereka di sana akan samasama lelah.
“Makanya harus gantian mengurus anak. Selain itu, saya beri afirmasi ke anak supaya mereka lebih siap dengan perjalanan nanti. Misalnya nanti di pesawat berapa lama, akan seperti apa, dan lain-lainnya,” tuturnya dalam acara Mudik Tanpa Ribet yang diadakan Mothercare.
Termasuk tempat wisata apa saja yang akan mereka kunjungi agar si kecil mendapat sedikit bayangan dan ikut bersemangat. Tantangan dalam perjalanan atau selama berlibur biasanya anak susah makan. Nah, kalau sudah begini, Nucha agak longgar dalam memberikan asupan nutrisi selama perut anak terisi.
“Misalnya saya hanya banyakin di karbohidratnya saja atau di proteinnya,” kata Nucha. Adapun yang juga menjadi masalah dalam bepergian adalah menyiapkan baju si kecil yang akan dibawa. Terlalu sedikit membawa agar koper tidak terlampau berat malah khawatir bajunya kurang.
Sebaliknya, terlalu banyak, juga akan makan tempat. Untuk itu, Abi Shihab selaku Marketing & Communications Manager Mothercare & Early Learning Centre menyarankan untuk membawa pakaian 1,5 kali dari jumlah hari mudik. Misalnya akan pergi selama empat hari, jadi jumlah hari mudik dikali 1,5, yaitu enam potong pakaian. Sebaiknya pilih bawahan yang mudah dipadupadankan. Usia anak bisa menjadi pertimbangan dalam bepergian.
Menurut Nucha, usia terbaik adalah di bawah enam bulan karena selain lebih ekonomis, anak di usia tersebut lebih enak diajak bepergian. “Kalau di pesawat masih dipangku sehingga bayarnya tidak penuh, anaknya juga masih ASI jadi tidak repot. Sedangkan kalau usia 1-2 tahun sudah bisa makan nasi, makanan keluarga, enggak perlu tekstur bubur banget. Usia ini juga membuat anak lebih nyaman diajak bepergian,” katanya.
Agar tidak repot dengan perlengkapan si buah hati, sebaiknya memilih perlengkapan berukuran compact. Pilih stroler, carrier, travel cot, diaper bag yang berukuran kecil. Selain lebih mudah dibawa dan tak memakan banyak ruang, bagi yang menggunakan pesawat bisa dibawa ke dalam kabin sehingga meminimalkan produk rusak atau hilang.
Sedangkan untuk mengatasi rasa bosan selama perjalanan, Nucha menyiapkan buku aktivitas (busy book) agar si anak betah di dalam moda transportasi yang digunakan. Menurut Nucha, tak perlu membawa banyak mainan, justru bawa saja mainan baru sehingga anak masih penasaran dan tidak mudah bosan.
Boleh juga membawa tablet yang sudah diunduh lebih dulu beberapa permainannya agar anak tetap menikmati perjalanan. Nah yang terakhir namun tak kalah penting adalah menyiapkan doku mentasi selama berlibur, baik itu foto maupun video. “Karena momen itu tidak akan terulang lagi,” imbuh Nucha.
Dalam kesempatan terpisah, psikolog Anna Surti Ariani SPsi MSi Psi juga menyarankan untuk membawa mainan tidak perlu terlalu banyak, cukup 3-5 mainan dan jangan diberikan sekaligus. Anda juga bisa membuat games seru selama di kendaraan. Misalnya, menghitung jumlah mobil warna merah atau membuat cerita dongeng bergantian dengan anak. Bisa juga bermain teka-teki yang sebelumnya sudah Anda siapkan.
Sebaiknya jangan melakukan perjalanan jika kesehatan si kecil sedang terganggu. Lebih baik menunda perjalanan sampai kondisi kesehatan si kecil normal. Bagi yang bepergian menggunakan kendaraan pribadi, perhatikan jam berangkat agar terhindar dari kemacetan jalan.
Dengan memperhitungkan lamanya perjalanan, maka bisa ditentukan waktu yang nyaman untuk melakukan perjalanan. “Mudik pun dapat dimanfaatkan sebagai kesempatan melatih kemandirian dan tanggung jawab anak, yaitu dengan membawa sendiri sebagian barang keperluannya,” kata Anna. Misalnya, mainan dan buku cerita pilihannya dimasukkan tas ransel kecil yang dibawa sendiri oleh anak. (Sri Noviarni)
Bepergian dengan dua balita bisa amat seru, sekaligus menantang bagi Nucha Bachri. Namun, tidak dimungkiri, segala perlengkapan dan persiapan sang buah hati akan lebih banyak dibanding dengan dirinya dan suami.
Tujuannya apalagi kalau bukan agar si kecil merasa nyaman dan perjalanan pun menjadi menyenangkan. Pendiri Parentalk.id dan #curhatbabu ini mengatakan, sebelum akan bepergian, baik mudik maupun berlibur ke suatu tempat, dia harus sepakat dulu dengan suami bahwa mereka di sana akan samasama lelah.
“Makanya harus gantian mengurus anak. Selain itu, saya beri afirmasi ke anak supaya mereka lebih siap dengan perjalanan nanti. Misalnya nanti di pesawat berapa lama, akan seperti apa, dan lain-lainnya,” tuturnya dalam acara Mudik Tanpa Ribet yang diadakan Mothercare.
Termasuk tempat wisata apa saja yang akan mereka kunjungi agar si kecil mendapat sedikit bayangan dan ikut bersemangat. Tantangan dalam perjalanan atau selama berlibur biasanya anak susah makan. Nah, kalau sudah begini, Nucha agak longgar dalam memberikan asupan nutrisi selama perut anak terisi.
“Misalnya saya hanya banyakin di karbohidratnya saja atau di proteinnya,” kata Nucha. Adapun yang juga menjadi masalah dalam bepergian adalah menyiapkan baju si kecil yang akan dibawa. Terlalu sedikit membawa agar koper tidak terlampau berat malah khawatir bajunya kurang.
Sebaliknya, terlalu banyak, juga akan makan tempat. Untuk itu, Abi Shihab selaku Marketing & Communications Manager Mothercare & Early Learning Centre menyarankan untuk membawa pakaian 1,5 kali dari jumlah hari mudik. Misalnya akan pergi selama empat hari, jadi jumlah hari mudik dikali 1,5, yaitu enam potong pakaian. Sebaiknya pilih bawahan yang mudah dipadupadankan. Usia anak bisa menjadi pertimbangan dalam bepergian.
Menurut Nucha, usia terbaik adalah di bawah enam bulan karena selain lebih ekonomis, anak di usia tersebut lebih enak diajak bepergian. “Kalau di pesawat masih dipangku sehingga bayarnya tidak penuh, anaknya juga masih ASI jadi tidak repot. Sedangkan kalau usia 1-2 tahun sudah bisa makan nasi, makanan keluarga, enggak perlu tekstur bubur banget. Usia ini juga membuat anak lebih nyaman diajak bepergian,” katanya.
Agar tidak repot dengan perlengkapan si buah hati, sebaiknya memilih perlengkapan berukuran compact. Pilih stroler, carrier, travel cot, diaper bag yang berukuran kecil. Selain lebih mudah dibawa dan tak memakan banyak ruang, bagi yang menggunakan pesawat bisa dibawa ke dalam kabin sehingga meminimalkan produk rusak atau hilang.
Sedangkan untuk mengatasi rasa bosan selama perjalanan, Nucha menyiapkan buku aktivitas (busy book) agar si anak betah di dalam moda transportasi yang digunakan. Menurut Nucha, tak perlu membawa banyak mainan, justru bawa saja mainan baru sehingga anak masih penasaran dan tidak mudah bosan.
Boleh juga membawa tablet yang sudah diunduh lebih dulu beberapa permainannya agar anak tetap menikmati perjalanan. Nah yang terakhir namun tak kalah penting adalah menyiapkan doku mentasi selama berlibur, baik itu foto maupun video. “Karena momen itu tidak akan terulang lagi,” imbuh Nucha.
Dalam kesempatan terpisah, psikolog Anna Surti Ariani SPsi MSi Psi juga menyarankan untuk membawa mainan tidak perlu terlalu banyak, cukup 3-5 mainan dan jangan diberikan sekaligus. Anda juga bisa membuat games seru selama di kendaraan. Misalnya, menghitung jumlah mobil warna merah atau membuat cerita dongeng bergantian dengan anak. Bisa juga bermain teka-teki yang sebelumnya sudah Anda siapkan.
Sebaiknya jangan melakukan perjalanan jika kesehatan si kecil sedang terganggu. Lebih baik menunda perjalanan sampai kondisi kesehatan si kecil normal. Bagi yang bepergian menggunakan kendaraan pribadi, perhatikan jam berangkat agar terhindar dari kemacetan jalan.
Dengan memperhitungkan lamanya perjalanan, maka bisa ditentukan waktu yang nyaman untuk melakukan perjalanan. “Mudik pun dapat dimanfaatkan sebagai kesempatan melatih kemandirian dan tanggung jawab anak, yaitu dengan membawa sendiri sebagian barang keperluannya,” kata Anna. Misalnya, mainan dan buku cerita pilihannya dimasukkan tas ransel kecil yang dibawa sendiri oleh anak. (Sri Noviarni)
(nfl)